Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2015

Antara Aku, Gramedia dan Oasis

Bagi pencinta buku, nama Gramedia tentu sudah tidak asing terdengar. Puluhan tahun sudah toko buku Gramedia menjadi tujuan utama pencarian buku. Kelengkapan bukunya sudah tidak diragukan lagi. Di toko buku Gramedia, pelajar dan mahasiswa tak cuma memperoleh buku pelajaran. Picture by Kompas.com Perlengkapan sekolah, alat musik dan olahraga juga tersedia di sana. Di toko buku Gramedia para pekerja bisa mendapatkan perlengkapan kantor. Sederhananya toko buku Gramedia merupakan tujuan favorit keluarga. Terlebih pada akhir pekan.  Bagi saya, toko buku Gramedia layaknya keragaman kosa kata.  Saat seorang kawan bertanya tentang buku terbaru dari penulis yang diinginkan, saya katakan, "Lihat saja di Gramedia!"   Begitu pula saat ada kawan yang kebingungan mencari peralatan sekolah untuk tugas anaknya. Dalam cepat saya katakan, "Cari saja di Gramedia!"   Apa pun keperluannya cari saja di toko buku Gramedia. Asal jangan mencari bahan kue dan bahan bangunan...hehehe. Kala

Maria A.Sardjono "Mimpi Saya 30 Tahun Silam"

Bermimpilah setinggi langit mumpung mimpi itu gratis. Mimpikanlah apa pun yang menjadi keinginanmu meski menurut orang lain hal itu tidak mungkin. Selama masih di dunia everything is possible . Apapun bisa menjadi mungkin.  Hanya saja kapan waktunya dan akan seperti apa wujud mimpi itu, biarkan menjadi urusan Tuhan. Sebagian novel Maria A. Sardjono (koleksi pribadi) Hal itulah yang saya alami di Sabtu pagi yang cerah pada 3 Oktober 2015. Saya yang menyukai buku dan mengoleksi beberapa buku kerap kali berkhayal. "Kapan ya bisa bertemu dengan penulisnya? Kok bisa sih menulis sebagus ini? Seperti apa sih orangnya?" Dan salah satu mimpi itu adalah ingin bertemu dengan Maria A.Sardjono. Penulis novel Sekar , Dua Perempuan Tiga Lelaki dan yang terbaru Cinta yang Tak Pernah Pupus.   Tokoh perempuan dalam novel yang ditulisnya membuat saya tertarik. Sosok perempuan yang tegas, cerdas dan tegar serta kuat pendirian. Juga kuat menjaga adat dan tradisi. Tanpa meninggalkan kelembutan