Langsung ke konten utama

Indahnya Kebersamaan Antara Guru dan Teman SMP

Teman, mengingat betapa penting dan bermanfaatnya silaturrahim. Maka ketika salah satu teman SMP mengundang untuk kumpul-kumpul di rumahnya, saya usahakan bisa hadir selama tidak bentrok dengan jadwal lain. Oleh karenanya saya "iya" kan meski ditambahi kata tentative.


Foto keseruan bersama pak guru di taman belakang

Saya pun segera membuat janji dengan teman yang searah. Yaitu teman yang tinggalnya lebih dekat ke arah Parung. Karena tempat tinggal teman yang mengundang tersebut di daerah Bogor. Setelah membuat kesepakatan lalu kami berdua merencanakan buah tangan yang ingin dibawa.

Sebenarnya bukan keharusan apalagi tidak ada kesepakatan untuk saling membawa makanan. Namun sebagai orang timur, rasanya tidak enak saja kalau berkunjung ke rumah orang tak membawa tentengan alias buah tangan. Jadi mulai dipikirkan akan membawa apa ke sana?

Jajanan Tradisional

Setelah dipikir-pikir akhirnya disepakati untuk membawa jajanan tradisional saja. Berhubung saya memiliki usaha kue yang memang jenisnya jajanan tradisional, jadi tak perlu repot pesan ke tempat lain. Pesan saja ke www.instagram.com/warung_jande

Jajanan by warung_jande

Nah, teman. Satu manfaat silaturrahim sudah nyata terlihat. Membuka pintu rezeki. Ini baru niat eh, Allah sudah alirkan rezeki tak terduga. Betapa Maha Pemurahnya Allah.

Bersiap Meluncur ke Bogor

Berhubung sudah diniati dan membuat janjian, maka pada Sabtu, 23 Maret 2019 saya segera meluncur ke Serpong. Tempat tinggal teman yang mau berangkat bareng. Awalnya kami berniat naik motor saja. Tetapi ayah kawan ternyata bersedia mengantar. Jadilah saya naik mobil bareng teman.

Dalam perjalanan menuju Bogor kami sempat agak bingung. Sebab sedang ada pembangunan jalan. Jadi jalanan agak padat merayap. Tidak bisa melihat bagian seberang. Padahal posisi perumahan yang akan dituju berada di sebelah kanan jalan. Akhirnya setelah sempat bertanya dan mencari-cari arah putaran jalan, kami pun menemukan perumahan yang dituju.

Bersama tuan rumah

Begitu memasuki area perumahan ternyata kami sempat kebingungan mencari blok rumah yang dituju. Meski sempat salah belok akhirnya kami sampai juga ditujuan. Itu pun sempat ragu-ragu apa benar ini rumahnya. Karena sepi tak terlihat ada satu orang pun di luar. Padahal di grup WA sudah ada yang posting foto kalau mereka sudah sampai. Untungnya di garasi ada ayah si tuan rumah. Kami langsung dipersilakan masuk. Ternyata benar sudah ada teman yang datang. Mereka sedang menikmati toge goreng. Aish, tak tahan untuk kuliner rupanya.

Hahahihi, Selfie dan Wefie

Begitu masuk dan berjumpa dengan teman yang lain kami pun cipika-cipiki saling menanyakan kabar. Hahahihi saling berkomentar ini dan itu. "Lo kurusan deh kayaknya?" kata seorang teman. "Iye, jempolnya," sahut saya. Kami pun tertawa.

Both untuk seru-seruan

"Anak enggak diajak?" tanya seorang teman kepada teman yang lain. "Anak gue sih enggak ada yang mau kalau diajak-ajak. Tapinye suka baca dan tanya-tanya status gue," sahut si kawan yang ditanya. Beda lagi jawaban teman yang lain. "Anak gue bangunnya siang. Jadi santai."

Tetapi sebelum berhahahihi kami sudah menjumpai tuan rumah dan kedua orangtuanya. Maka ketika dipersilakan untuk menikmati suguhan yang tersaji kami tidak segan lagi. Begitu pula saat satu sama lain mengajak berfoto ria.

Asinan Bogor salah satu menu yang telah disiapkan

Oiya, teman yang menjadi tuan rumah kali ini sampai membuat hiasan semacam both demi menyambut kedatangan kita. Kreatif sekali ya dia? Terima kasih Anne. Begitu nama teman kami tersebut.

Kedatangan Pak Guru

Kami menikmati suguhan yang disediakan sambil menunggu kedatangan yang lain. Yang sebagian besar naik kereta dari Jakarta. Ada juga yang naik motor dan mobil pribadi.

Kerupuk kulit ikan salmon

Salah satu suguhan yang tersedia adalah kerupuk kulit ikan salmon dan pie susu. Dua jenis makanan ini kiriman seorang teman dari Bali. Ia sangat rajin mengirim-ngirim makanan jika ada acara kumpul-kumpul seperti ini. Terima kasih ya teman atas kirimanya. Semoga diberi ganti yang lebih banyak dan barokah oleh Allah SWT.

Selain itu ada juga teman yang membawa tape uli, kue Bugis dan kue apem. Rengginang juga ada. Teronggok manis di dalam toples. Kalau yang ini kesukaan saya. Jadi saya saja yang bolak-balik mencomotnya.

Rengginang

Tak lama kami dikejutkan dengan kedatangan dua guru rela yang rela datang dari jauh. Kami segera mempersilakan mereka masuk. Suasana sedikit hening karena segan mau berhahahihi. Ada bapak guru soalnya dihadapan kami. Apalagi dua guru ini jarang kami temui kecuali acara-acara tertentu semisal reuni akbar.

Foto bersama bapak guru yang sudah hadir

Acara selanjutnya mendengarkan kisah perjalanan karir bapak guru setelah tidak mengajar di sekolah kami lagi. Ada yang mendapat tugas sampai ke Bengkulu dan Singapura. Ada juga yang mengajar di sekolah yang memiliki murid berkebutuhan khusus. Intinya mereka berdua tetap mengabdi dan berprestasi di mana pun ditempatkan.

Dalam keseruan bincang-bincang, kami dikejutkan dengan kedatangan pak guru yang kabarnya saat di grup WA tidak mengatakan akan datang. Jadi teman-teman tidak terlalu berharap. Eh, ternyata  beliau hadir tanpa pemberitahuan. Tentu saja kami semua merasa senang.

Cerita pun beralih tentang perjalanan si bapak yang terhadang macet. Sebenarnya sudah tahu kalau jalan yang dilalui akan macet. Tetapi karena ingin bernostalgia dengan "mantan terindah" yang kini telah menjadi ibu bagi anak-anaknya. Mereka memilih jalur tersebut saat berangkat. Sebab di sepanjang jalan Ciputat-Parung  itulah keduanya saling jatuh cinta. Gara-gara si bapak jatuh dari motor dan si ibu yang menolong. Uhuy, so sweet.

Pak guru yang juga wali kelas. Yang senangnya bikin surprise.

Sesaat Tapi Berkesan

Acara selanjutnya menyantap suguhan yang telah disediakan. Tuan rumah menyiapkan ayam bakar dan lalapannya ditambah sambal jengkol. Nasinya nasi liwet. Wah, mantap betul ya?

Suguhan yang menggoda hati

Sambil menikmati makan siang, kami bercerita tentang banyak hal. Meski teman yang hadir tidak sebanyak jumlah di grup WA. Setidaknya pertemuan ini menjadi pengobat rindu. Semoga menambah erat pertemanan di antara kita. 

Saya memang jarang nimbrung di grup WA. Salah satu teman bahkan sudah keluar dari grup. Tetapi tidak berarti jadi jauh. Tetap saling berkabar. Jika memang waktunya memungkinkan, saya maupun si teman yang dulu merupakan teman sebangku justru senang menjalin silaturahim seperti ini. 

Teman sebangku saat SMP

Bagi saya dan dia, tak perlu cicit cuit di grup. Pokoknya jika ada undangan diusahakan bisa datang. Ini bukti dari menghargai teman yang mengundang. Namanya mengundang, tentu sudah menyiapkan suguhan. Mubazir kalau yang hadir tidak banyak. Jika tak bisa hadir, jauh sebelumnya sudah mengabari. Simple kan? Jadi no baper-baperan deh.

Tak terasa waktu terus bergulir. Ayah dari teman yang mengantar tadi mengingatkan untuk segera pulang. Selain hari sudah sore, di rumah ada urusan lain juga. Akhirnya kami pun pamit pulang. Meski sesaat tapi sangat berkesan. Terima kasih teman-teman. Terima kasih Anne. Semoga silaturrahim ini membawa berkah bagi kita semua. Aamiiin. (EP)




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Misteri Pohon Besar di Kalibata City Apartement

Saat saya sedang berjalan-jalan di Kalibata City Apartment, Jakarta Selatan. Pandangan saya tertarik pada sebuah pohon besar di samping belakang apartement. Ukuran pohonnya memang besar sekali. Pikir saya. ”Kenapa tidak ditebang? Bisa bahaya kalau roboh.”  Dokumen pribadi Saya pun iseng menanyakan hal tersebut kepada kawan yang sudah lama tinggal di sana. Jawabannya sungguh membuat merinding bulu kuduk.  “Gak ada yang bisa menebang pohon tersebut. Karena banyak penunggunya. Setiap malam ada saja yang melihat penampakan-penampakan dibawah pohon itu.”  Hiiii...Seram juga ya, pikir saya. “Makanya ada semacam meja kecil diatas pohon itu. Untuk tempat sesajen. Biar penunggunya gak mengganggu orang-orang di sini,” papar kawan saya. Diam-diam ada rasa penasaran dalam hati saya. Seperti apa sih pohon itu jika dilihat dari dekat?  Maka saya pun mendekati pohon tersebut. Memang besar sekali. Terlihat dari batangnya yang besar dan tinggi. Nama pohonnya ternyata pohon mahoni. Usianya lebih

Alhamdulillah Bisa Kentut

Uuupppss!!! Ini bukan bicara jorok atau kotor. Tapi hanya untuk mengingatkan. Bahwa maaf, kentut itu termasuk anugerah terindah yang patut disyukuri. Loh! Kok? Eits, jangan bengong begitu ah. Coba saja rasakan ketika kita beberapa hari ternyata enggak bisa kentut. Rasanya ini perut kembung dan enggak enak. Tapi begitu bisa kentut. Rasanya legaaaa...sekali. Bisa terbayang toh bagaimana mereka yang tidak bisa kentut atau BAB (Buang air besar) akhirnya harus ke rumah sakit untuk diambil tindakan. Maka bersyukurlah kita yang bisa kentut setiap saat. Selama ini kita mengucapkan syukur itu jika berhubungan dengan rezeki dan sesuatu yang menyenangkan.  "Alhamdulillah dagangan hari ini ludes."  Atau  "Alhamdulillah si kakak juara kelas." Sangat jarang jika mengeluarkan kentut langsung mengucap Alhamdulillah. Padahal kentut salah satu nikmat yang luar biasa.  Jadi mulai sekarang biasakan mengucap syukurnya bukan saja ketika berhubungan dengan rezeki dan gengsi.

Gaya Rambut Muslimah yang Dianjurkan

Gaya rambut seseorang biasanya mengikuti karakter diri orang tersebut. Jika ia seorang yang aktif dan energik. Maka gaya rambut yang dipilih biasanya model Demi Moore. Itu loh si cantik di film Ghost. Gaya rambut ala Demi Moore Image foto by Lifestyle Okezone Gaya rambut ala Demi Moore sempat nge-hits di jamannya. Atau gaya rambut ala Putri Diana. Mendiang istri Pangeran Charles dari Inggris ini tetap cantik dan anggun meski berambut pendek. Gaya rambut ala Putri Diana Image foto by pinteres Bagi orang yang memiliki rambut panjang disebut sebagai orang yang sabar. Karena memiliki rambut panjang memang butuh kesabaran. Terutama dalam hal perawatan. Image foto by tagged.com Sementara orang yang menyukai gaya rambut pendek disebut sebagai orang yang tidak sabaran. Ingin serba cepat dalam bertindak. Tentu orang yang seperti ini tidak akan sabar kalau harus merawat rambut. Itu semua pendapat yang saya yakini ketika belum berhijab. Setelah berhijab dan mengetahui