Langsung ke konten utama

Masa Depan Bahasa Daerah Kita

                     

 Dokumen pribadi

Suatu pagi saat saya berbelanja di Pasar Beringharjo, Yogyakarta. Kala liburan akhir tahun empat tahun silam. Ada satu hal yang menyentuh perasaan ini. 

Tapi Bukan tentang bakul-bakul penjual dagangan di sana yang sebagian besar embah-embah (perempuan tua) yang seharusnya tinggal  manis di rumah bermain bersama cucu. Melainkan tentang percakapan antara penjual dan pembelinya.(termasuk saya).

Mereka bakul-bakul itu menawarkan dagangannya dengan logat Jawa yang sangat kental dan khas. Sesekali terselip bahasa Indonesia yang medok (tetap nadanya Jawa). Sementara pembelinya yang merupakan  turis domestik berusaha menanggapi dengan logat Jawa juga.  Namun blepotan. Bukan orang Jawa asli biasanya (termasuk saya). Berharapnya akan diberi harga murah ne podo-podo Jowone...hehehe....Namanya juga usaha. Sah-sah saja toh.

Nah, ada seorang turis asing yang tiba-tiba menawar barang dengan bahasa Jawa yang fasih dan lancar. Perasaan saya langsung mak nyes (malunya tuh di sini...). Bukan karena kaget melihat bule fasih bahasa Jawa. Di  televisi sudah sering melihat berita tentang orang asing yang begitu menguasai beberapa budaya kita. Baik itu bahasa daerah kita atau pun alat musik tradisional kita. Bahkan lagu-lagu daerah kita loh mereka paham betul.

Nah, kita ?  Ngomong pakai bahasa daerahnya sendiri saja loh  ora iso? Piye toh? 

Malunya tuh di sini.....melihat bule fasih ngomong  bahasa Jawa.

Peristiwa pagi itu di pasar Beringharjo. Membuat saya mulai berpikir untuk bisa berbahasa Jawa. Bukankah itu bahasa kita sehari-hari di rumah  bagi yang orang tuanya berasal dari Jawa? Kitanya saja yang malas menggunakan. Karena lebih nyaman menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Betawi yang Lo Gue itu salah satu logatnya.

Dari peristiswa kecil ini marilah kita renungkan. Kalau kita generasi mudanya tidak ada yang mau mempelajari bahasa daerah, sekian tahun ke depan bisa jadi bahasa daerah akan punah. Duh,jangan sampai ya?  Jadi mari sama-sama kita jaga dan lestarikan salah satu budaya kita ini. Mari. (EP)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Dari Dekat Para Pengisi Suara Animasi "Doraemon"

DORAEMON. Salah satu film animasi yang cukup populer di Indonesia. Merupakan judul sebuah manga dari Jepang karya Fujiko F. Fujio. Terbit pertama kali pada Desember 1969. Doraemon adalah sebuah robot musang yang datang dari abad ke-22. Doraemon dikirim untuk menolong Nobita. Seorang anak kelas 5 Sekolah Dasar yang sangat pemalas. Tujuannya agar keturunan Nobita dapat menikmati kesuksesan di masa depan, tidak menderita akibat sifat pemalas Nobita. Dalam cerita ini Nobita suka lalai dan tidak mau mendengarkan apa kata Doraemon. Sehingga benda-benda dari Doraemon yang gunanya untuk membantu dan mewujudkan keinginan Nobita, kerap jatuh ke tangan teman-temannya yang usil. Kekacauan pun terjadi karena ulah teman-temannya. Gian, Shizuka, dan Suneo adalah tokoh-tokoh sentral dalam cerita ini. Anime Doraemon dan kawan-kawan        Di Indonesia anime Doraemon dikenal sejak 13 November 1988 sampai sekarang. Disiarkan oleh stasiun tel...

Layar Tancap Dalam Kenangan

Pada suatu hari ketika saya melewati sebuah perkampungan yang sedang menggelar hajatan, ada sebuah pemandangan yang tiba-tiba menggelitik hati. Yaitu layar tancap (layar tancep). Sesuatu yang sudah jarang sekali ditemukan. Apalagi di zaman sekarang.  Dokumen pribadi Padahal beberapa tahun yang lalu layar tancap pernah menjadi primadona masyarakat. Terutama masyarakat kalangan menengah ke bawah. Dahulu dalam setiap acara hajatan terutama jika masyarakat Betawi yang menggelarnya, layar tancap menjadi sebuah hiburan yang ditunggu-tunggu. Semacam tren mark yang tak boleh dilewatkan. Bahkan bisa menaikkan gengsi si pemilik hajat, bila dilihat dari jenis layar tancap yang disewa. Mabak. Itu salah satu jenis layar tancap yang dianggap paling bagus. Dari tampilan di layar, kejernihan suara dan kualitas gambar yang baik, mabak memang berbeda. Oleh karena itu harga sewanya konon mahal. Tak heran bila si empunya hajatan lantas disebut sebagai orang yang mampu. Sekitar tahun 1990-an ke...

Misteri Pohon Besar di Kalibata City Apartement

Saat saya sedang berjalan-jalan di Kalibata City Apartment, Jakarta Selatan. Pandangan saya tertarik pada sebuah pohon besar di samping belakang apartement. Ukuran pohonnya memang besar sekali. Pikir saya. ”Kenapa tidak ditebang? Bisa bahaya kalau roboh.”  Dokumen pribadi Saya pun iseng menanyakan hal tersebut kepada kawan yang sudah lama tinggal di sana. Jawabannya sungguh membuat merinding bulu kuduk.  “Gak ada yang bisa menebang pohon tersebut. Karena banyak penunggunya. Setiap malam ada saja yang melihat penampakan-penampakan dibawah pohon itu.”  Hiiii...Seram juga ya, pikir saya. “Makanya ada semacam meja kecil diatas pohon itu. Untuk tempat sesajen. Biar penunggunya gak mengganggu orang-orang di sini,” papar kawan saya. Diam-diam ada rasa penasaran dalam hati saya. Seperti apa sih pohon itu jika dilihat dari dekat?  Maka saya pun mendekati pohon tersebut. Memang besar sekali. Terlihat dari batangnya yang besar dan tinggi. Nama pohonnya ternyata pohon mah...