Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Nh. Dini in Memoriam

Nurhayati Sri Hardini atau yang lebih dikenal dengan nama Nh. Dini kini hanyalah sebuah nama. Sosok novelis dan sastrawan perempuan Indonesia ini telah tiada. Namun nama dan karya-karyanya abadi di hati para penggemarnya. Saya salah satu penggemarnya tersebut. Ada sekelumit cerita yang ingin saya bagikan terkait sosok dan karyanya. Semoga menginspirasi. Nh. Dini Berita Duka Itu Bukan Hoax Sebagai salah satu penggemar karya-karya Nh. Dini, tentu saja saya merasa kehilangan begitu mendengar kabar duka tentang dirinya. Sempat tidak percaya pada saat membaca berita kepergiannya tersebut dari cuitan seorang kawan di twitter. Segera saja saya membuka semua media online. Dan terhenyak karenanya. Berita itu benar adanya. Nh. Dini meninggal akibat kecelakaan mobil di tol Semarang. Nh. Dini yang lahir di Semarang, 29 Februari 1936 ini meninggalnya pun di Semarang, 4 Desember 2018. Kecintaannya akan Kota Semarang tergambar dalam buku yang ia tulis berseri dalam "Cerita Kenangan.&

Oerip Lebih Oerip Dalam Perayaan 11 Tahun Oerip Berkarya

Bagi pencinta wastra tentu sudah tidak asing dengan nama Dian Oerip. Salah satu desainer etnik Indonesia yang namanya sudah mendunia. Nah, pada hari Sabtu, 2 Nopember 2019 kemarin ia merayakan "11 Tahun Oerip Berkarya." Wah, 11 tahun? Itu bukan rentang waktu yang sedikit. Selamat, selamat. Salut untuk Mba Dian Oerip atas dedikasinya bagi bangsa ini melalui wastra. Terutama dalam mengangkat wilayah Timur Indonesia. Karena memang baju rancangan Dian Oerip itu lebih banyak mengangkat tenun daerah Timur sana. Foto taken by IG Dian Oerip Orang menyebut baju rancangan Dian Oerip itu Satu Wastra Tiga Pulau. Artinya satu model baju bahannya berasal dari tiga pulau. Ada tenun Lombok, tenun Jepara dan tenun Baduy. Semua dijadikan satu dalam sebuah desain dengan tanpa memotong si kain tenun tersebut. Bingung ya membayangkannya? Bagi yang belum mengetahui desain rancangan Dian Oerip silakan goegling dulu deh. Dijamin jatuh hati karena unik. Bagaimana tidak unik? Dari

Sebab Kopi Sumatera di Amerika Saya Jatuh Cinta Dengan Kompasiana

Apabila cinta memanggilmu, ikutilah dia. Walau jalannya berliku-liku. (Kahlil Gibran) Begitulah cinta. Penuh liku. Cinta terhadap apa pun. Termasuk cinta dengan dunia tulis menulis. Saya sadar bahwa menulis itu tidak mudah. Tetapi karena saya senang menulis. Maka saya berusaha untuk senantiasa bisa menulis dengan baik. Meski harus jatuh bangun memulainya. Sebuah buku memotivasi saya untuk tidak mudah putus asa ketika menemui kendala. Pembangkit semangat diri saya manakala sedang down. Buku yang menginspirasi Menuangkan ide, gagasan dan pengalaman melalui tulisan. Agar bisa bermanfaat bagi orang lain. Itulah niat mulia dibalik keinginan saya menulis. Valentino  Rossi, Kompasiana dan Rasa Ini Memiliki blog pribadi salah satu upaya dalam mewujudkan niat tersebut. Berkegiatan dengan menggunakan blog dan yang terkait dengan blog. Selanjutnya terbersit juga untuk memiliki akun di Kompasiana. Sebab saya kerap membaca artikel-artikel menarik yang ada di Kompasiana. Ten

Cara Menyelaraskan Antara Hobi dan Kodrati

Antara bengkel dan salon, pilih mana? Sebagai seorang biker tentu pilih bengkel. Tetapi sebagai seorang perempuan tentu memilih salon. Dan keduanya memerlukan waktu khusus. Agak bingung saat waktu luang yang ada hanya cukup untuk satu pilihan.  Sebenarnya perawatan tubuh untuk seorang biker itu perlu enggak sih? Sebab aktivitas seorang biker itu kebanyakan out door alias di luar ruangan. Lebih mengandalkan tenaga bukan wajah. Kalau menurut saya sih perlu. Sebagai bentuk penghargaan atas apa-apa yang sudah tubuh ini lakukan. Kepanasan, kehujanan, berdebu-debu dan terkena asap. Sayangnya sebagai seorang perempuan yang memiliki hobi bersepeda. Atau bermotor ribuan kilo. Urusan perawatan tubuh kurang diprioritaskan. Daripada menghabiskan waktu di salon lebih enak nongkrong di bengkel. Itu yang terlintas dipikiran selama ini. Namun begitu menyadari kodrat seorang perempuan yang perlu juga merawat tubuhnya. Akhirnya terpikir juga untuk melakukan perawatan tubuh ali

Jangan Bermain-main Dengan Waktu

"Salatnya nanti saja pas di rumah. Keburu kok. Baru juga azan. Satu jam perjalanan ke rumah. Paling jam 1-an sampai. Masih keburulah untuk salat." Kata-kata yang tanpa disadari pernah Anda, saya dan kita semua ucapkan. Sepele saja sebenarnya. Tetapi siapa bisa menduga apa yang terjadi dengan sang waktu saat itu? Dokpri Perjalanan yang biasanya bisa ditempuh dalam waktu 1 jam, ternyata molor sampai berjam-jam akibat truk yang mogok di tengah jalan. Macet parah tak terhindarkan. Maju enggak bisa mundur apalagi. Akhirnya kendaraan yang kita tumpangi berhenti berjam-jam di sana. Salat zuhur terlewat, salat ashar enggak tertangkap karena sudah hampir magrib baru tiba di rumah. Sudah sia-sia apa yang kita kerjakan hari itu. Dosa pula karena menunda salat. Syukurnya hanya macet. Kalau terjadi kecelakaan yang membuat kita tiada. Bagaimana coba pertanggungjawaban kepada Sang Pencipta? Audzubillah min dzalik. "Nak, tolong belikan ibu nasi uduk ya sepulang sekolah

Radio Jadul dan Perjalanan Hijrahku

Pada masa kejayaannya radio menjadi barang rebutan oleh mereka yang senang akan berita dan hiburan. Radio kenangan Meskipun sudah ada televisi tetapi mendengar berita lewat radio rasanya lebih mantap. Jadilah satu radio yang ada di rumah menjadi rebutan. Terutama jika ada berita olahraga yang mana pembawa beritanya bisa menghidupkan suasana. Dimana-mana ramai orang berkerumun untuk mendengarkan acara sepak bola di radio. Tak terkecuali di rumah saya. Bapak orang yang paling banyak menguasai radio ini. Mulai dari berita politik, siaran olahraga dan juga langgam Jawa didengarkan semua. Saya dan anggota keluarga yang lain hanya mengikuti apa yang bapak putar. Tetapi ada momen dimana saya memiliki kebebasan penuh memilih siaran radio yang ingin diputar. Yakni menjelang azan magrib. Suasana seperti ini saya ganti siaran radionya dengan ceramah agama. Dan bapak tidak bisa protes. Hampir setiap sore kami mendengarkan ceramah agama. Bagi saya pribadi hal ini menjadi siraman

Siemens M35, Antara Gaji dan Mengaji

"Sampaikan kebenaran, walau satu ayat" Nasihat dari guru mengaji yang selalu saya pegang teguh. Terlepas diterima atau tidak nasihat tersebut oleh si pendengar.  Atas dasar itulah maka ketika dimintai nasihat oleh kawan atau siapa pun. Maka saya akan menyampaikannya sebatas kemampuan dan ilmu yang dimiliki. Suatu ketika saat saya masih bekerja di salah satu bank swasta, kawan satu kantor yang kebetulan pulangnya satu arah. Kerap curhat dan bertanya tentang agama kepada saya. Dengan ilmu yang masih sedikit, saya pun menyampaikan apa-apa yang saya ketahui. Salah satunya mengenai keutamaan membaca Al-Qur'an. Bahwasanya kebaikan dari mempelajari Al-Qur'an itu dihitung dari huruf per huruf. Jadi bisa dibayangkan berapa banyak pahala yang kita peroleh jika rajin membaca Al-Qur'an. Entah apa yang disampaikan dan bagaimana kawan saya menceritakan ulang semua itu di rumahnya. Tiba-tiba kawan saya berbisik: " Nik, Mbakku minta diajari ngaji sama kamu.&

Nokia 2310 dan Persahabatan Kita

Sahabat. Kita sering mendengar bahkan mengucapkan kata sahabat. Tetapi apakah kita semua paham, apa itu arti sahabat sesungguhnya? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sahabat adalah teman, kawan. Persahabatan artinya hubungan antara teman dengan teman yang berlangsung dalam waktu lama. Apakah lamanya sebuah hubungan menjadi jaminan terjalinnya persahabatan yang indah? Tidak selalu. Tergantung masing-masing individu. Saya pribadi memaknai sahabat bukan dari lamanya kita berteman. Tetapi bagaimana orang itu mau menerima diri kita apa adanya tanpa dibuat-buat dan tulus. Begitu juga sebaliknya. Rasanya ingin selalu berbagi dan bisa bersama-sama setiap saat. Layaknya kekasih. Hanya saja yang namanya sahabat tak diselimuti kabut cinta. Oleh karenanya tidak mudah mendapatkan seorang sahabat sejati. Semua berproses dan mengalir begitu saja tanpa bisa direkayasa. Mengalir begitu saja. Hal itulah yang terjadi ketika akhirnya saya memiliki seseorang bernama sahabat. Berawa

Lenovo A536 My First Android

Kesetiaan itu tidak selalu berkaitan dengan hubungan sepasang insan. Jika pada dasarnya orang itu tipe setia, maka terhadap apapun ia akan setia juga. Termasuk terhadap benda yang dimilikinya. Ia tak akan mudah mengganti-ganti benda yang dimiliki tanpa alasan pasti. Setidaknya itulah yang saya rasakan. Karena saya merasa sebagai orang dengan tipe setia. Setia dan tidak suka macam-macam. Dua hal yang ada pada diri saya. Ketika teknologi berkembang pesat. Internet dan media sosial menjadi bagian dari gaya hidup. Saya masih tidak bergeming untuk ikut-ikutan berselancar di dunia maya. Awal membuat facebook karena terpaksa. Kalau tidak salah sekitar tahun 2010 saya mendapat informasi bahwa akan ada Reuni Akbar SMEA 18 Lintas Generasi.  Saya tertarik ikut karena ingin bertemu dengan guru-guru yang lama tak bersua. Ternyata informasi dan pendaftaran harus melalui Facebook. Akhirnya saya pun membuat akun Facebook. Itu pun minta dibuatkan oleh seorang teman.  Setelah itu be

Nokia Jadul yang Tetap Mantul

Perkembangan teknologi yang begitu pesat berpengaruh kepada gaya hidup masyarakat. Terutama dalam urusan komunikasi.  Alat komunikasi jaman dulu selain telepon ada yang namanya pager. Benda kecil yang hanya bisa mengirimkan pesan singkat. Tidak bisa digunakan untuk menelpon. Benda ini sangat bermanfaat sebagai ganti telegram atau surat. Dokumen pribadi Alat komunikasi tertulis yang pengirimnya membutuhkan waktu. Paling cepat satu hari baru tiba. Sementara pager dalam hitungan detik pesan yang kita kirim sudah bisa dibaca oleh si penerima. Tentu saja oleh sesama pengguna pager. Seiring perkembangan jaman, kedudukan pager tergantikan oleh kehadiran ponsel alias telepon seluler. Alat komunikasi yang bisa digunakan untuk bertelepon ria dan mengirimkan pesan. Ketika semua orang sudah mulai menggunakan ponsel, komunikasi antar sesama semakin lancar. Hampir semua orang memiliki ponsel. Ponsel sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Ponsel pertama yang saya miliki adalah produ

Pentingnya Seorang Ibu Menguasai Sebuah Keterampilan

Jaman dahulu seorang perempuan wajib menguasai beberapa keterampilan. Misalnya keterampilan menjahit, memasak, menyulam dan lain sebagainya.  Sebelum menikah, seorang perempuan harus menguasai ketrampilan tersebut. Oleh karenanya jika belum bisa menguasai, ia harus belajar dan mempelajarinya. Jika membayangkan hal tersebut sepertinya menjadi perempuan jaman dulu itu ribet ya? Tidak seperti perempuan jaman sekarang yang bebas. Tidak ada aturan dan kewajiban seperti itu. Tak bisa memasak tidak masalah. Jaman sekarang semua serba praktis. Mau makan apa saja tinggal pesan. Begitu juga urusan jahit menjahit. Ada banyak tukang vermak yang bisa dijumpai.  Menjadi perempuan dan seorang ibu jaman sekarang tidak banyak tuntutan. Kemajuan teknologi dan perkembangan jaman sangat membantu, terutama bagi ibu bekerja.  Itu kenyataan yang terlihat sekarang ini. Tetapi pada dasarnya, seorang perempuan dan seorang ibu itu tetap harus menguasai ketrampilan yang terkait dengan dunia p

Jangan Tunda Tiga Hal Berikut Agar Tidak Menyesal

"Sesal  kemudian tiada guna" Pepatah yang sering kita dengar. Namun tidak lantas membuat kita sadar. Selalu saja dan sering kali melakukan sesuatu yang berujung penyesalan. Jika sudah kejadian baru menyesal. Untuk itulah diperlukan kehati-hatian dalam bertindak. Jangan terburu-buru. Apalagi seenaknya saja dan masa bodoh. Picture by Canva Penyesalan tak hanya diakibatkan oleh perbuatan besar yang terabaikan. Tetapi juga oleh hal-hal sepele dan kecil. Salah satunya berupa kalimat singkat bernama "nanti dulu." Kalimat "nanti dulu, sebentar" dan lainnya yang bermakna menunda seringkali kita ucapkan dan lakukan. Padahal sadar dan tahu betul bahwa "menunda" apapun itu bukanlah hal baik. Tetapi masih saja dilakukan.  Ketika terjadi sesuai barulah menyesal. Lalu bagaimana agar tidak terjadi penyesalan? Jangan menunda.  Ya, jangan menunda-nunda. Apa saja yang tidak boleh ditunda-tunda? Banyak. Namun ada tiga hal yang sangat tid

Serba-serbi Reuni Perak SMEA 18 Jakarta

Masih terkait dengan acara reuni perak SMEA 18 Angkatan 1994 yang berlangsung di Desa Wisata, TMII, Jakarta Timur pada hari Minggu, 8 September 2019. Foto kawan-kawan dari semua jurusan Kita semua sebelum berkumpul dan bertemu di acara reuni tersebut pasti memiliki "drama" yang terkadang membuat hati bimbang. Jadi datang atau tidak ya ke acara reuni? Seperti kisah saya pribadi. Sebelum mengiyakan untuk ikut serta, ada banyak "drama" yang terjadi. Mulai dari tanggal reuni yang takut bentrok dengan jadwal pentas. Sampai kantuk yang tak tertahankan saat acara berlangsung. Belum lagi cobaan yang datang tepat dua hari sebelum acara reuni. Pertama, harus pulang dini hari karena mengurus adik yang kecelakaan. Kedua, juga pulang dini hari karena ada pementasan.  Dua hari berturut-turut dengan jadwal tidur yang kurang. Kemudian harus bangun pagi-pagi untuk menghadiri acara reuni. Alhasil tubuh rasanya melayang. Sempat terbersit untuk batal hadir. Namun