Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2020

Kartu Ucapan Lebaran, Tradisi Lama Yang Sangat Istimewa Di Hati

Lebaran atau Idul Fitri, hari kemenangan umat muslim setelah berperang selama satu bulan dalam menahan haus, lapar dan segala yang membatalkan. Lebaran, hari yang paling dinanti oleh semua umat muslim. Beragam cara dilakukan dalam menyambut hari kemenangan tersebut. Sebelum era milenial dan teknologi secanggih sekarang. Salah satu cara mengungkapkan kebahagiaan lebaran adalah dengan mengirim kartu lebaran. Fungsi utamanya sama seperti surat. Untuk menyampaikan pesan bagi sanak saudara yang berada di luar kota atau sulit dijangkau. Namun dalam kenyataannya, teman sekelas bahkan teman sebangku yang sering bertemu, saat lebaran masih saja mengirimkan kartu ucapan. Lebih berkesan dan istimewa. Itu alasannya. Istimewa. Ya, itulah salah satu keunikan berkirim kartu ucapan lebaran. Ada keistimewaan tersendiri di dalamnya  bagi si pengirim maupun di penerima. Saat akan memilih kartu lebaran, biasanya kita sibuk sekali memilih-milih model kartu ucapan yang bagus. Sebab

Amalan-amalan Yang Dirindukan Saat Ramadan berlalu

Ramadan. Bulan yang paling mulia. Bulan yang penuh rahmat dan ampunan. Bulan yang di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Tak terasa, Ramadan akan segera berakhir. Meninggalkan kita yang mencintainya. Kita yang senantiasa merindukan kehadirannya. Dalam hitungan hari, kita akan ditinggalkannya. Sedih. Itu yang terasakan di dada. Terutama dalam Ramadan tahun ini. Sebab tidak maksimal ibadah Ramadan yang dilakukan. Semua akibat pandemi corona yang melanda dunia hingga Indonesia. Begitu Ramadan berlalu, kita akan kehilangan kesempatan untuk mengumpulkan pundi-pundi pahala yang berlipat ganda. Ya, dalam bulan Ramadan setiap amal perbuatan kita memang dilipatgandakan. Saat Ramadannya berlalu maka saat itu pula pundi-pundi pahala kita kembali seperti biasanya. Dokpri Untuk itu mumpung masih ada kesempatan beberapa hari lagi. Saya pun segera mempersungguh ibadah di bulan Ramadan selain berpuasa.  1 . Membaca Al-Qur'an Khatam Qur'an sel

Doa Pengharapan Sebelum Ramadan Berakhir

Ya Allah, dalam hitungan hari Ramadan akan segera berakhir. Bulan suci yang penuh Rahmat dan ampunan ini akan berlalu. Tak terasa menetes air mata ini. Di atas sajadah dalam kesunyian dini hari yang dingin, bibir ini melafalkan doa-doa pengharapan. " Ya Allah, ampunilah segala dosa-dosa hamba. Berilah kesehatan kepada hamba dan keluarga hamba. Senantiasa jaga dan beri keselamatan pada hamba dan keluarga. Lancarkan rezeki hamba dan usaha-usaha yang dilakukan Segera angkatlah musibah yang melanda dunia dan negara hamba Pulihkan kembali perekonomian negara kami Berilah kesehatan dan keselamatan kepada mereka yang menjadi perantara hidayah. Perantara rezeki dan yang telah berbuat baik pada kami Dan pertemukan  kembali hamba dengan Ramadan berikutnya  Ya Allah, perkenankanlah doa hamba ini. Aamiin.... #BPNRamadan2020

Tips Lebaran Hemat Saat Pandemi

Pandemi belum berlalu saat bulan Ramadan datang. Maka dalam situasi yang serba tak pasti ini, umat muslim akan segera menyambut hari kemenangan. Yakni lebaran atau idul Fitri. Seperti apa rasanya berlebaran dalam situasi seperti ini? Pastinya akan berbeda dari lebaran yang sebelumnya. Meski begitu tak boleh menghilangkan kesyukuran dan rasa bahagia atas kesempatan yang diberikan, hingga bisa bertemu dengan bulan yang suci ini dan menjalankan perintah-Nya selama satu bulan penuh. Jika biasanya menjelang lebaran banyak hal yang dilakukan dengan perasaan suka cita. Maka dalam situasi pandemi seperti ini persiapan menyambut lebaran harus lebih ditekan. Hal ini untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang akan dihadapi setelah lebaran. Terutama dalam urusan maesa atau mata pencaharian.  Sudah banyak perusahaan yang merumahkan karyawannya. Hal ini sungguh memprihatinkan. Jadi kita harus berempati dan berhemat. Meski tidak termasuk yang dirumahkan, namun pendapatan jelas b

Lebaran Di Rumah Saja Tak Masalah

Manusia hanya bisa berencana. Semua Tuhan yang menentukan. Hal ini yang saya alami dan hampir oleh semua masyarakat Indonesia serta dunia. Terutama mereka yang akan merayakan lebaran. Bagaimana tidak? Segudang rencana yang telah disusun saat libur lebaran tiba ambyar semua. Hal ini dikarenakan munculnya wabah corona yang melanda Wuhan, Cina di awal tahun 2020 yang kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia hingga Indonesia. Efek yang ditimbulkannya sungguh luar biasa. Tak hanya menimbulkan kematian, wabah ini efeknya melumpuhkan perekonomian negara. Dan rakyat juga yang terkena imbasnya. Pemutusan hubungan kerja terjadi dimana-mana. Social Distancing dan lockdown yang diberlakukan guna mencegah penyebaran Covid-19 lebih luas, membuat lebaran tahun ini terasa berbeda. Tak ada lagi yang namanya mudik atau pulang kampung. Semua aktivitas warga dibatasi. Jangankan mau mudik. Ibadah di masjid saja loh untuk sementara waktu ditiadakan.  Dokpri Hiks, sedih sebenarny

No Mudik No Crying

Mudik. Tradisi yang dinanti saat hari lebaran tiba. Terutama bagi mereka yang masih memiliki orangtua dan sanak keluarga di kampung. Mereka yang tinggalnya tidak satu daerah lagi dengan keluarga. Mudik. Momen yang sangat dinanti. Momen tepat untuk melepas rindu dengan keluarga jauh sekaligus saling bermaaf-maafan dan menjalin silaturahim.  Dengan segala cara, dengan persiapan yang sudah jauh-jauh hari direncanakan. Bisa mudik menjadi hari yang paling membahagiakan bagi kebanyakan orang.  Namun untuk tahun 2020 ini ada larangan untuk melaksanakan mudik. Hal ini dikarenakan pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia dan Indonesia. Sehingga masyarakat diminta untuk mengurangi penyebaran virus tersebut dengan berbagai cara. Salah satunya dengan tidak mudik.  Lalu bagaimana dengan mereka yang sudah lama menantikan momen mudik ini? Bagaimana perasaan mereka yang hanya bisa berjumpa di saat momen lebaran seperti ini?  Pasti ambyar perasaannya. Terutama mereka yang men

Menerima Amplop, Hal Yang Dirindukan Saat Lebaran

Lebaran. Hari Raya Idul Fitri atau apapun sebutannya merupakan hari kemenangan bagi umat muslim. Setelah berpuasa selama satu bulan penuh menahan haus dan lapar. Menekan emosi dan segala hal yang membatalkan puasa.  Dengan penuh suka cita, kemenangan itu disambut oleh umat muslim diseluruh dunia. Banyak cara yang dilakukan dalam merayakan hari kemenangan tersebut. Mulai dari yang sederhana sampai yang mewah dan meriah. Semua merupakan bentuk apresiasi dari kebahagiaan yang dirasakan. Seperti halnya anak-anak lain dalam merayakan lebaran, saya kecil pun merayakan lebaran dengan suka cita sambil mengenakan baju baru, berkeliling mengunjungi rumah tetangga bersama teman-teman. Tak lupa tas kecil untuk tempat uang atau amplop. Ya, lebaran bagi anak-anak identik dengan amplop dan uang jajan yang berlimpah. Sebab hampir semua tetangga akan memberi kami uang usai bersalaman. Belum lagi dari saudara-saudara sendiri. Pokoknya happy karena punya uang banyak. Itu lebaran di mata anak-

Rujak Cingur, Menu Khas Lebaran Dalam Keluarga Kami

Dalam keluarga kami ada satu menu yang lain daripada yang lain saat lebaran. Semua ini berkat cinta ibu pada anaknya, yaitu saya. Sebagai anak yang memiliki darah Jawa Timur dan menghabiskan sebagian masa kecil di Surabaya. Secara otomatis lidah ini terbiasa dengan makanan Jawa Timuran. Salah satunya rujak cingur. Picture by PegiPegi Untuk sebagian orang melihat rujak cingur  merasa gimana gitu. Karena tekstur hitam yang dihasilkan dari sambal petisnya itu.  Juga kata cingur yang artinya hidung  sapi. Bisa jadi membuat mereka mual dengan membayangkannya saja. Padahal bagi saya justru petisnya itu yang khas sekali. Kalau sudah dicampur cingur rasanya lezat bukan main. Hmmmm...auto ngiler ini. Nah, kecintaan saya dengan rujak cingur membuat saya sering hunting rujak cingur ketika sudah hijrah ke Jakarta. Rasanya bahagia banget kalau melihat ada tulisan "ada rujak cingur." Rupanya ibu mengamati hal tersebut. Hingga pada suatu hari ibu membuat sendiri k

Baju Baru Atau Baju Lama Untuk Lebaran Di Tengah Pandemi?

Lebaran di tengah pandemi. Hal ini yang akan kami rasakan nanti. Ketika hari kemenangan itu tiba. Ya, lebaran atau hari raya Idul Fitri merupakan hari kemenangan bagi umat muslim, setelah satu bulan berpuasa menahan lapar dan hawa napsu. Hari kemenangan biasanya disambut dengan penuh suka cita. Dirayakan bersama dengan rasa haru dan gembira. Anak-anak mengenakan baju baru. Orang dewasa pun demikian. Ada yang seragam dan ada juga yang senada.  Rumah-rumah dirapikan dan ditata dengan apik. Aneka hidangan tersaji dengan indah di atas meja makan. Aneka kue menghias meja tamu. Pokoknya lebaran itu suasananya meriah. Lalu bagaimana dengan perayaan lebaran tahun ini? Apakah akan tetap sama seperti itu? Atau sana sunyi seperti suasana saat puasa? Lalu bagaimana dengan baju baru yang identik dengan lebaran? Akankah tetap menjadi hadiah menarik bagi anak-anak? Entahlah. Sebab pasar dan toko-toko yang menjadi magnet saat bulan puasa seperti ini juga kena imbas pandemi. Tu

Ramadan Ceria, Harapanku Untuk RamadanTahun Depan

Ramadan ceria. Harapan Ramadan  tahun depan. Ya, setelah tahun ini menjalani suasana puasa dalam sunyi. Maka untuk tahun depan berharapnya bisa ceria. Artinya suasana puasa bisa seperti biasanya. Masjid-masjid penuh oleh jamaah yang berbondong-bondong salat tarawih. Jalanan riuh rendah oleh suara anak-anak yang bergembira menuju masjid. Dini hari terdengar suara anak-anak membangunkan sahur keliling komplek. Sore hari bisa ngabuburit mencari takjil untuk berbuka puasa. Pasar-pasar ramai kembali oleh pedagang dan pembeli. Saat idul Fitri ramai orang berkumpul saling maaf memaafkan. Keluarga di kampung menyambut dengan suka cita kedatangan para pemudik. Ya, sederhana saja harapan untuk Ramadan tahun depan. Tentu saja dengan diri ini tetap bisa menjumpai suasana tersebut. Suasana Ramadan yang ceria. Suasana Idul Fitri yang penuh suka cita. Baju warna-warni. Kue aneka rupa. Gelak tawa riang mewarnai suasana lebaran. Sebagai hari kemenangan setelah berpuasa selama s

3 Hal Pokok Yang Patut Disyukuri Saat Berpuasa Di Tengah Pandemi

Pandemi corona yang melanda dunia hingga Indonesia membawa dampak luar biasa bagi kehidupan kita. Apalagi pandemi ini belum berakhir ketika bulan Ramadan tiba. Terbayang dong bagaimana suasana puasa di tengah pandemi seperti ini? Sangat terasa sekali perbedaannya. Tidak ada salat tarawih bersama, tidak ada teriakan bocah-bocah membangunkan kita untuk sahur.  "Sahur! Sahur!" Apalagi buka puasa bersama alias bukber. Sama sekali tak ada. Puasa di tengah pandemi benar-benar terasa sunyi. Lalu apakah jadi mengurangi semangat kita dalam berpuasa? Tentu tidak boleh. Sebab puasa kaitannya langsung dengan sang khalik.  Allah yang langsung memberi ganjaran kepada orang-orang yang berpuasa karena-Nya. Agar kita semangat dalam menjalani puasa di tengah pandemi. Maka ucapkanlah kata syukur terlebih dahulu. Sehingga semua terasa ringan dan indah dijalani.  Berikut ini 3 hal pokok yang patut disyukuri oleh kita: 1 . Puasa jadi lebih tenang Akibat pande

5 Camilan Praktis Untuk Berbuka Puasa

Salah satu keseruan yang dinantikan saat bulan puasa adalah momen ngabuburit. Yaitu kegiatan menunggu waktu berbuka puasa tiba. Biasanya dengan jalan-jalan keliling perumahan mencari takjil. Namun dalam kondisi pandemi corona seperti ini sangat riskan jika harus jalan-jalan keluar rumah, hanya untuk sebuah jajanan. Risiko yang didapatkan tidak sebanding dengan apa-apa yang dibeli. Di rumah saja anjuran yang digembar-gemborkan oleh pemerintah guna mencegah penyebaran virus lebih jauh. Sebagai warga negara yang baik tentu kita wajib mematuhi himbauan tersebut.  Lalu bagaimana dengan urusan takjil atau cemilan untuk berbuka puasa? Tentu harus tetap ada. Kan puasanya juga jalan terus. Hanya saja tidak harus dengan membelinya di luar sambil ngabuburit seperti biasa.  Kita bisa membuatnya sendiri. Saatnya berkreasi mengeluarkan bakat terpendam kita sebagai seorang chef. Karena pada dasarnya kita adalah seorang chef bagi keluarga.  Nah, berikut ini ada 5 macam cemilan pra

Membuat Kue Berjamaah, Ide Kegiatan Saat Puasa

Membuat kue sebenarnya hal biasa. Apalagi saat bulan puasa seperti ini dan dalam kondisi seperti ini. Suka atau tidak suka. Bisa atau tidak bisa. Membuat kue untuk berbuka puasa menjadi keharusan. Namun saat bulan puasa begini enaknya membuat kue berjamaah. Jadi semakin terasa saat menikmati hasilnya nanti. Weh, apaan tuh membuat kue berjamaah? Penasaran ya? Mari saya beritahu. Berjamaah itu kan artinya bersama-sama. Jadi membuat kue berjamaah artinya membuat kue secara bersama-sama. Ribet dong! Oh, tidak. Justru seru. Pertama-tama kita cari resep yang mudah. Lalu kita rembukan untuk menentukan resep mana yang akan dipilih. Setelah itu pembagian tugas. Nah, untuk kali ini resep yang kami pilih adalah Bolu Kukus Oreo.   Nah, tugas si bapak nih untuk membeli bahan-bahannya. Yaitu biskuit oreo dan susu kotak siap saji. Setelah bahan-bahannya tersedia. Tugas saya mengolah bahan tersebut. Caranya mudah kok. Semua bahan tersebut diblender menjadi satu. Setela

Tausiah, Channel Favorit Saat Puasa

Bukan sok alim atau biar dibilang alim, saya memilih channel tausiah saat membuka YouTube atau menonton televisi. Picture by YouTube Tapi karena memang momennya pas. Pas bulan Ramadan. Bukan tidak tertarik dengan channel lain. Tentu tertarik. Apalagi kalau bisa menambah wawasan. Namun karena bulan Ramadan. Rasanya lebih gimana gitu kalau mendendangkan tausiah. Itulah kenapa saya senang mendengarkan tausiah. Channel lainnya yang saya sukai adalah channel Lagu Anak Islami. Ini karena di rumah ada balita. Jadi sekaligus ajang  untuk belajar si bocah.  Picture by YouTube Bernyanyi sambil belajar. Ada lagu tentang manfaat bersedekah, ada lagu tentang Mekkah dan sebagainya. Dan ini menjadi favorit saya.  Karena bisa sambil bermain dengan bocah. Selain itu menjadi pengingat diri juga. Lewat lagu-lagu anak Islam ini, kita diingat-ingatkan juga tentang segala sesuatunya yang berujung kebaikan.. (EP) #BPNRamadan2020

Kering Tempe Teri Kacang, Menu Buka Puasa Praktis dan Favorit

Menu buka puasa yang praktis itu sebenarnya banyak. Tergantung selera sih. Tapi praktis bagi saya harus favorit juga. Artinya memang yang benar-benar disukai. Dan pilihan menu tersebut jatuh pada kering tempe teri kacang. Kenapa memilih menu tersebut? Selain praktis banget cara membuatnya. Saya penggemar teri dan kacang. Makanya harus ada teri dan kacangnya.  Berikut ini saya beritahu cara membuatnya ya? Beneran praktis dan gampang banget loh! 1 . Siapkan bahan-bahannya.  Tempe, kacang, teri, bawang merah, bawang putih dan cabai. 2 . Iris halus bawa merah, bawah putih dan cabainya. 3 . Tempe, teri dan kacang digoreng secara terpisah 4 . Tumis bumbu sampai setengah matang. 5 . Masukkan semua bahan. 6 . Aduk sampai rata.  7 . Beri garam dan penyedap secukupnya. 8 . Aduk terus sampai rata. 9 . Angkat dan sajikan Trang tang. Selesai sudah kering tempe teri kacangnya. Gitu doang? Iya. Gampang kan? Praktis bukan? Rasanya gimana?

Plus Minus Puasa Di Masa Covid-19

Sungguh tak pernah terlintas dibenak ini akan menjalani suasana puasa Ramadan dalam suasana terpenjara begini. Picture by pixabay Ya, akibat wabah corona yang melanda dunia hingga Indonesia, pemerintah memberlakukan beberapa aturan guna mencegah penyebaran virus Covid-19. Langkah tersebut antara lain lockdown dan PSBB. Yaitu larangan untuk keluar atau masuk ke wilayah yang sudah ditentukan. Dan pembatasan sosial berskala besar. Akibatnya semua aktivitas individu dilakukan di rumah. Work from home istilahnya. Yang orang bekerja ya bekerjanya dari rumah. Yang masih pelajar ya belajarnya dari rumah. Awal-awal pemberlakuan peraturan ini terasa menyenangkan. "Asiiik, enggak sekolah. Di rumah aja." Begitu kira-kira ekspresi sebagian pelajar tersebut. Satu, dua hari masih terasa nyaman. Satu Minggu masih okelah. Satu bulan? Oh, noooo.... mulai terasa bosannya. Apalagi setelah adanya PSBB. Keluar rumah pun dibatasi. Bagaimana tidak jenuh? Hal sama diras

Masjid, Tempat Pertama Yang Dikunjungi Bila Sudah Bebas Keluar Rumah

Sungguh, wabah corona virus ini sangat menyesakkan dada. Terutama bagi kami umat muslim, yang bertepatan dengan pelaksanaan ibadah puasa Ramadan.  Bukan tidak bisa menjalankan ibadah puasa Ramadan secara khusuk. Namun harus kehilangan momen-momen berharga yang hanya bisa dijumpai saat bulan Ramadan. Salat tarawih di masjid, iktikab dengan berdiam diri di masjid selama 10 hari terakhir, mendengar teriakkan sahur, riuh celoteh anak-anak berangkat tarawih, salat idul Fitri dan silaturahim dengan keluarga. Semua momen tersebut akan menguap begitu saja dan menyisahkan tangis di dada. Sebab belum tahu lagi apakah masih bisa menjumpai bulan yang suci ini di tahun mendatang? Duh, jadi mbrebes mili mengisahkan kesedihan ini. Jadi semakin rindu dengan masjid. Bagaimana tidak? Jika biasanya, meski tidak rutin. Tetapi selalu ada kesempatan untuk sujud tafakur di masjid. Pasrah diri kepada Allah SWT lewat doa-doa panjang yang tercetus dibibir. Dokumen pribadi Rindu menyingga

"Tau Gak Sih" Program Tv Sarat Informasi Yang Entertaining

Bicara channel atau akun favorit yang bisa untuk menambah ilmu, agak bingung juga ya? Masalahnya saya termasuk orang yang kurang suka menonton televisi. Nah, loh?  Eh, tapi bukan berarti enggak pernah nonton tv. Pernahlah. Apalagi kalau acara favorit. Jadi mantengin tv kalau pas acara favorit. Seperti pertandingan sepak bola, siaran MotoGP, dan acara entertainment yang bermanfaat. Tak cuma menghibur saja. Pada dasarnya setiap channel memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing atas program yang ditayangkannya. Jadi menurut saya lebih ke selera ya? Bukan bermaksud membandingkan dengan program lain. Trans 7.co.id Untuk itu saya lebih suka menonton acara TAU GAK SIH yang tayang setiap hari Senin-Jumat pukul 13.30 wib di Trans 7. Suka saja. Mulai dari isi acaranya dan cara hostnya dalam membawakan acara. Lucu dan menghibur tanpa menghilangkan sisi informatifnya. Tema informasi yang dihadirkan dalam acara ini beragam. Mulai dari kuliner, wisata, kerajinan sampai h

Tiga Benda Yang Wajib Ada Saat Bekerja Dari Rumah

Kebijakan untuk bekerja dari rumah itu sesungguhnya menyenangkan. Sebab kita tidak harus berkejaran dengan waktu. Takut macet. Takut telat dan sebagainya. Kita juga tidak perlu bingung memilih pakaian kerja setiap harinya. Terutama bagi yang tidak ada seragam dari tempatnya bekerja. Urusan padu padan baju kerja ternyata seperjuangan sendiri loh. Dengan bekerja dari rumah, kita terbebas dari hal-hal demikian. Pokoknya enggak ada itu "I hate Monday" because every day is weekend. Meski demikian sebelum benar-benar melaksanakan bekerja dari rumah. Kita harus mempersiapkan barang-barang yang mendukung pekerjaan kita tersebut. Agar semua berjalan lancar. Benda apa sajakah itu? 1 . Laptop Laptop pribadi dengan laptop kantor tentu berbeda. Maka jangan sampai lupa untuk mengangkut benda ini ke rumah. 2 . Agenda kerja Nah, agenda kerja menjadi benda wajib juga yang harus diangkut ke rumah. Sebab biasanya di dalam agenda tersebut semua petunjuk dan c