Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2017

Batik Trusmi dan Mega Mendung Pesona Lain Cirebon

Cirebon Sebagai Kota Batik BatikCirebon menurut sejarah kaitannya sangat erat dengan gerakan tarekat yang berpusat di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Pada awalnya pembuatan batik di Cirebon dilakukan oleh orang-orang tarekat yang mengabdi di keraton. Sebagai sumber ekonomi untuk membiayai kelompok. Para anggota tarekat itu kebanyakkan tinggal di desa trusmi dan sekitarnya. Sebuah desa yang letaknya 4 km dari Cirebon. Awal mula nama trusmi berasal dari kata terus bersemi. Daerah yang ketika dibuka untuk pemukiman harus memangkas tumbuhan yang ada. Tetapi tumbuhan itu setelah dipangkas tumbuh lagi dengan cepat. Melihat hal ini orang pun lantas menamai daerah tersebut dengan nama trusmi. Daerah yang terus bersemi. Sejak itu orang mengenal daerah itu dengan nama Desa Trusmi. Adapun Desa Trusmi kemudian menjadi daerah utama penghasil batik, dan orang  mengenal Batik Trusmi sebagai batik asal Cirebon. Itu bermula dari sebuah titah yang diberikan oleh Sultan kepada orang Desa Trusmi untuk

Fenomena Tahu Bulat

Banyak cara yang dilakukan orang dalam mempromosikan dagangannya. Ada yang dengan cara membagi-bagikan brosur, menempelkan selebaran, mendatangi rumah-rumah atau gencar promosi di media sosial. Semua demi larisnya barang yang dijual. Ada juga yang berteriak-teriak menjajakan dagangannya. Seperti yang dilakukan oleh pedagang tahu bulat. Jajanan yang sedang marak dan menjadi fenomena di masyarakat. Bahkan tahu bulat ini menginspirasi musisi dangdut dalam berkreativitas. Sehingga terciptalah lagu dengan tema tahu bulat. Dokumen pribadi Sementara di kalangan masyarakat sendiri, lagu jualan tahu bulat sudah tak asing terdengar di telinga.  Tahu Bulat...Di gorengnya mendadak...Satu lima ratus...Kalau duanya seribu. Hampir semua orang hafal dengan lagu itu. Saya sebetulnya orang yang tidak terlalu peduli dengan hal-hal semacam ini. Tetapi ketika tetangga sebelah rumah kerap mendendangkan lagu macam itu, saya menjadi hafal dan prihatin karenanya. Hafal? Tentu saja. Lha, wong setiap

Cara Jitu Merutinkan Bacaan Qur'anmu

Dunia ini hanyalah persinggahan. Tujuan akhir kita semua adalah akhirat. Dunia ini akan kita tinggalkan. Untuk melanjutkan kehidupan yang abadi di akhirat sana.  Di surgakah? Ataukah di neraka. Karena hanya dua tempat itu yang ada di sana. Bagi kalian orang-orang yang percaya. Untuk mendapatkan surga, sudah diberitahukan syarat-syaratnya. Tinggal kita, mau apa tidak. Berat atau tidak melaksanakannya. Semua itu terangkum dalam kata yang disebut amal ibadah. Ya, bagaimana amal ibadah kita di dunia. Itu yang akan menentukan langkah kita di sana. Akan ke surga atau neraka. Amal ibadah yang bisa dilakukan selain yang wajib adalah ibadah sunah. Serta amalan-amalan rutin lainnya. Salah satunya adalah membaca Al-Quran. Al-Quran yang merupakan kitab suci dan pedoman hidup umat muslim ini jika diagungkan, dirutinkan membacanya, bisa menjadi penolong kita di akhirat nanti. Sayangnya untuk bisa menertibkan membaca Qur’an setiap hari. Paling sedikit tiga ayat saja. Sulitnya minta ampun. Hari

Nyamannya Berada di Rumah Allah

Masjid. Atau rumah Allah merupakan tempat ibadah umat muslim. Di sanalah umat muslim melaksanakan kewajibannya. Salat lima waktu atau salat-salat sunah lainnya. Teduh dan tenang rasanya bila berada di sana. Berdoa dan mengadukan segala permasalahan hidup pada-Nya. Karena Dia-lah sebaik-baik tempat bersandar. Dokumen pribadi Rasa teduh, tenang dan nyaman itu tidak hanya dirasakan pada saat menunaikan ibadah saja. Dalam aktivitas sehari-hari, mereka yang pekerjaannya di luar rumah pun sangat senang berada di rumah Allah untuk berleha-leha. Terutama mereka yang seharian berkeliling di jalan-jalan dalam mencari nafkah. Tempat ternyaman untuk dituju adalah rumah Allah. Rasanya memang perlu dipikirkan masalah kenyamanan ini jika ingin membangun atau merenovasi masjid. Agar orang-orang tidak segan untuk mengunjungi rumah ibadah tersebut. Sebab di sanalah mereka merasakan kenyamanan dalam beribadah dan juga istirahat.  Jika bangunan masjid dibangun dengan megah tanpa ada tempat nyaman bag

Diary Bimtek Penulis Sejarah Kemendikbud 2017 (Serba-serbi Peserta Bimtek)

Tak terasa kegiatan Bimtek Penulis Sejarah Kemendikbud 2017 di Jakarta sudah sampai hari terakhir. Berhubung semua urusan sudah diselesaikan pada malam harinya. Maka pada hari Jumat, 4 Maret 2017 pagi itu kami sudah bisa bebas. Dokumen pribadi Ada yang seusai sarapan langsung meninggalkan hotel. Demi mengejar jadwal kereta api yang pertama. Sebab jika sampai ketinggalan kereta api pertama, maka baru sekitar pukul tiga sore kereta api yang mereka tunggu akan tiba kembali. Yaitu kereta api jurusan Serang. Meski hati masih ingin bersama-sama lebih lama untuk berbagi cerita, tetapi karena kondisinya seperti itu. Akhirnya dengan berat hati saya pun merelakan mereka pulang terlebih dulu. Tanpa ada foto narsis bersama mereka. Saya sendiri masih berleha-leha di kamar. Enggan rasanya untuk beranjak. Bukan karena terbuai kenyamanan fasilitas hotel. Tetapi karena tidak bisa lagi berbagi cerita dan kisah dengan kawan sekamar, yang meski baru bertemu dan berkenalan di acara ini, kami suda

Diary Bimtek Penulis Sejarah Kemendikbud 2017 (Jelajah Glodok-Museum Sejarah Jakarta)

Setelah dua hari mendapat materi mengenai penulisan sejarah. Hari ini Rabu, 2 Maret 2017 kami akan diajak berkeliling menyusuri Glodok-Museum Sejarah Jakarta untuk orientasi lapangan. Peserta dibagi menjadi 5 kelompok. Masing-masing kelompok mendapatkan tugas untuk mengadakan penelitian lapangan sesuai tugas yang diberikan. Dokumen pribadi Pagi itu kami berangkat dengan satu bus besar. Suasana begitu ceria seperti keriangan anak-anak SMA yang akan study tour. Dalam kebersamaan seperti ini usia sudah terlupakan. Hanya keceriaan dan keriangan yang tercipta antara kami. Ditengah perjalanan salah satu peserta ada yang tidak enak badan. Kebetulan kawan sekamar saya. Semua pun saling bantu dan memberikan semangat. Akhirnya kawan yang tak enak badan itu bisa mengikuti perjalanan sampai akhir. Penyusuran dimulai dari Petak Sembilan, Pancoran, Glodok. Geliat para pedagang di sana yang menjajakan aneka dagangan sempat menggelitik hati untuk berbelanja. Untungnya iman ini masih kuat sehingg

Diary Bimtek Penulis Sejarah Kemendikbud 2017 (Tambah Kawan dan Wawasan)

Setelah hampir satu bulan mempersiapkan segala sesuatunya. Hari H Bimtek Penulis Sejarah Kemendikbud 2017 itu pun tiba juga. Hari itu Selasa, 28 Februari 2017 pukul 10.00 WIB saya berangkat menuju lokasi yang sudah ditentukan. Di sana ada panitia yang menunggu dan menyambut dengan ramah. Ruangan Bimtek Penulisan sejarah, Hotel Ambhara Jakarta (dokpri) Awalnya saya pikir panitianya akan kaku dan galak. Ternyata tidak. Saya merasa bersyukur sekali. Ini kejutan indah di tahun 2017. Hal pertama yang saya niatkan dalam hati adalah menambah ilmu, kawan dan wawasan serta pengalaman. Setelah urusan registrasi selesai saya memasuki ruangan yang sudah disiapkan. Meskipun bukan pertama kali mengikuti acara seperti ini, tetap saja saya merasa berdebar-debar saat pertama datang. Karena benar-benar sendirian. Peserta yang lain ada yang sudah saling kenal sebelumnya. Bahkan ada yang dengan pasangannya. Namun saya terus menyemangati diri sendiri.  Dalam hati berkata, " Ini kesempatan menamba

Diary Bimtek Penulis Sejarah Kemendikbud 2017 (Kejutan Dari Yang di Atas)

Dalam hidup ini banyak hal-hal yang tak terduga menimpa pada kita. Saya, kamu dan kita semua. Saya menyebutnya kejutan dari Tuhan. Baik itu kejutan menyenangkan atau yang menyedihkan. Keduanya bisa beriringan, bergantian atau bertubi-tubi dalam satu waktu. Kita tidak perlu bertanya kenapa? Kok begini? Ketika kejutan yang diberikan oleh-Nya tak sesuai dengan hati kita. Syukuri dan jalani saja. Karena pasti ada kebaikan di dalamnya. Tidak mungkin Tuhan menjerumuskan kita. Baik kejutan menyenangkan atau menyedihkan. Semua pasti ada hikmahnya. Tahun ini, tepatnya awal 2017 Tuhan memberi saya kejutan menyenangkan. Diawali dari pesan masuk yang dikirim oleh seorang kawan. Mengabarkan tentang seleksi Bimtek Penulis Sejarah yang diadakan oleh Kemendikbud. Awalnya sempat mencucu (cemberut) terhadap kawan saya itu. Bagaimana tidak? Lha, wong memberi info kok ya sudah mepet waktunya. Tinggal menghitung jam. Sedangkan salah satu syaratnya harus mencantumkan tulisan berupa judul dan outlinenya