Langsung ke konten utama

Diary Bimtek Penulis Sejarah Kemendikbud 2017 (Tambah Kawan dan Wawasan)

Setelah hampir satu bulan mempersiapkan segala sesuatunya. Hari H Bimtek Penulis Sejarah Kemendikbud 2017 itu pun tiba juga. Hari itu Selasa, 28 Februari 2017 pukul 10.00 WIB saya berangkat menuju lokasi yang sudah ditentukan. Di sana ada panitia yang menunggu dan menyambut dengan ramah.

Ruangan Bimtek Penulisan sejarah, Hotel Ambhara Jakarta (dokpri)

Awalnya saya pikir panitianya akan kaku dan galak. Ternyata tidak. Saya merasa bersyukur sekali. Ini kejutan indah di tahun 2017. Hal pertama yang saya niatkan dalam hati adalah menambah ilmu, kawan dan wawasan serta pengalaman.

Setelah urusan registrasi selesai saya memasuki ruangan yang sudah disiapkan. Meskipun bukan pertama kali mengikuti acara seperti ini, tetap saja saya merasa berdebar-debar saat pertama datang. Karena benar-benar sendirian. Peserta yang lain ada yang sudah saling kenal sebelumnya. Bahkan ada yang dengan pasangannya.

Namun saya terus menyemangati diri sendiri.  Dalam hati berkata, " Ini kesempatan menambah ilmu. Jadi harus semangat."
 
Maka begitulah. Saya memasuki ruangan dengan penuh semangat untuk menambah ilmu. Tak lama para peserta mulai berdatangan. Kami pun saling berkenalan satu sama lain.

Mba Nani (kiri) yang pernah ngetrip bareng (dokpri)

Ternyata ada peserta yang sebelumnya sudah saya kenal dalam sebuah event dan open trip. Wah, semakin semangat. Satu per satu peserta lainnya menjadi kawan baru yang menyenangkan. Ada yang dari Bekasi, Depok, Serang, Cilegon dan tentu saja Jakarta serta Tangerang. Kami bertemu dan berkumpul untuk menambah ilmu melalui minat yang sama. Yaitu tertarik pada masalah sejarah. Meskipun profesi kami berbeda-beda. Ada yang dosen, editor, jurnalis, guru dan lain-lain.

Mas Kartum & Bu Mona (tengah) pembicara yang mengisi materi Bimtek Penulisan sejarah Kemendikbud 2017 (dokpri)

Tak lama kemudian acara pembukaan dimulai. Dilanjutkan dengan pembahasan materi yang sudah disiapkan. Pembicara yang dihadirkan pun tidak sembarangan. Hari pertama dan kedua sungguh banyak ilmu yang didapatkan. Mulai dari pengantar ilmu sejarah, penulisan sejarah, metode sejarah, sejarah lokal dan juga pedoman umum ejaan bahasa Indonesia. Ini sungguh luar biasa bagi kami yang memang tidak memiliki latar belakang sejarah. 

#onedayonepost
#maret2017
#harike-2
#bimtek
























Komentar

  1. Mbak Den, aku mupeng
    Sedihnya lagi ada temanku yg lolos di Surabaya dan gak mau bagi2 info.. duh sebel..

    Belum rejeki saya, ikhlas... Ikhlas...
    Next time mbak Denik kabari ya plis..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oiya mba. Tentu ku share infonya. Aku kmrin itu dikbrinya udah deadline. 2 jam coba..Hadeuuh.. Hehehe

      Hapus
  2. Jujur, memang ilmu yang kemarin kita terima itu berlimpah banget ya Mbak. Saya berasa kebuka banget pemahaman dan pikiran soal bagaimana menyikapi penulisan sejarah. Berasa juga kalau tulisan sejarah ala-ala yang saya angkat selama ini di blog ith sesungguhnya cetek banget. Tapi selesai bimtek malah jadi semangat buat menulis dan meneliti yang sesuai kaidah. Jadi bisa menulis suatu rekonstruksi masa lalu yang dapat dipertanggungjawabkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mas Gara. Apalagi saya yang menulisnya masih apalah-apalah..Bimtek ini sangat bermanfaat sekali. Semoga kita diberi kesempatan seperti ini lagi pada kesempatan yang lain.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Dari Dekat Para Pengisi Suara Animasi "Doraemon"

DORAEMON. Salah satu film animasi yang cukup populer di Indonesia. Merupakan judul sebuah manga dari Jepang karya Fujiko F. Fujio. Terbit pertama kali pada Desember 1969. Doraemon adalah sebuah robot musang yang datang dari abad ke-22. Doraemon dikirim untuk menolong Nobita. Seorang anak kelas 5 Sekolah Dasar yang sangat pemalas. Tujuannya agar keturunan Nobita dapat menikmati kesuksesan di masa depan, tidak menderita akibat sifat pemalas Nobita. Dalam cerita ini Nobita suka lalai dan tidak mau mendengarkan apa kata Doraemon. Sehingga benda-benda dari Doraemon yang gunanya untuk membantu dan mewujudkan keinginan Nobita, kerap jatuh ke tangan teman-temannya yang usil. Kekacauan pun terjadi karena ulah teman-temannya. Gian, Shizuka, dan Suneo adalah tokoh-tokoh sentral dalam cerita ini. Anime Doraemon dan kawan-kawan        Di Indonesia anime Doraemon dikenal sejak 13 November 1988 sampai sekarang. Disiarkan oleh stasiun tel...

Layar Tancap Dalam Kenangan

Pada suatu hari ketika saya melewati sebuah perkampungan yang sedang menggelar hajatan, ada sebuah pemandangan yang tiba-tiba menggelitik hati. Yaitu layar tancap (layar tancep). Sesuatu yang sudah jarang sekali ditemukan. Apalagi di zaman sekarang.  Dokumen pribadi Padahal beberapa tahun yang lalu layar tancap pernah menjadi primadona masyarakat. Terutama masyarakat kalangan menengah ke bawah. Dahulu dalam setiap acara hajatan terutama jika masyarakat Betawi yang menggelarnya, layar tancap menjadi sebuah hiburan yang ditunggu-tunggu. Semacam tren mark yang tak boleh dilewatkan. Bahkan bisa menaikkan gengsi si pemilik hajat, bila dilihat dari jenis layar tancap yang disewa. Mabak. Itu salah satu jenis layar tancap yang dianggap paling bagus. Dari tampilan di layar, kejernihan suara dan kualitas gambar yang baik, mabak memang berbeda. Oleh karena itu harga sewanya konon mahal. Tak heran bila si empunya hajatan lantas disebut sebagai orang yang mampu. Sekitar tahun 1990-an ke...

Misteri Pohon Besar di Kalibata City Apartement

Saat saya sedang berjalan-jalan di Kalibata City Apartment, Jakarta Selatan. Pandangan saya tertarik pada sebuah pohon besar di samping belakang apartement. Ukuran pohonnya memang besar sekali. Pikir saya. ”Kenapa tidak ditebang? Bisa bahaya kalau roboh.”  Dokumen pribadi Saya pun iseng menanyakan hal tersebut kepada kawan yang sudah lama tinggal di sana. Jawabannya sungguh membuat merinding bulu kuduk.  “Gak ada yang bisa menebang pohon tersebut. Karena banyak penunggunya. Setiap malam ada saja yang melihat penampakan-penampakan dibawah pohon itu.”  Hiiii...Seram juga ya, pikir saya. “Makanya ada semacam meja kecil diatas pohon itu. Untuk tempat sesajen. Biar penunggunya gak mengganggu orang-orang di sini,” papar kawan saya. Diam-diam ada rasa penasaran dalam hati saya. Seperti apa sih pohon itu jika dilihat dari dekat?  Maka saya pun mendekati pohon tersebut. Memang besar sekali. Terlihat dari batangnya yang besar dan tinggi. Nama pohonnya ternyata pohon mah...