Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2017

Blogger Muslimah Mengenalkan Kita Pada Dunia Penerbitan dan Kecantikan

Blogger Muslimah adalah salah satu dari beberapa komunitas yang ada di negeri ini. Terbentuk pada tanggal 1 Desember 2014. Tujuannya untuk memotivasi diri sendiri dan juga mereka yang memiliki problem sama dalam dunia kepenulisan.  “Dalam hal ini lebih pada permasalahan internal si penulis sih,” ujar Novia Syahidah Rais selaku pendiri Komunitas Blogger Muslimah. Ia yang merupakan salah satu dari jajaran penulis handal negeri ini, merasakan penurunan semangat dalam hal menulis. Terutama setelah berkeluarga dan memiliki berbagai kesibukan di luar menulis buku. Dan ini tidak bisa dibiarkan terus-menerus ungkapnya lagi. Jadi untuk menaikkan kembali semangat menulis inilah yang kemudian mendasari dibentuknya Komunitas Blogger Muslimah. Dokumen pribadi Menulis itu sendiri kan tidak melulu untuk menghasilkan buku, maka ngeblog menjadi pilihan. Apalagi dunia blogging bukan sesuatu yang baru. Sudah banyak para blogger yang kemudian menjadi penulis karena tulisannya di blog sangat menar

Bersama Buku Menjelajah Jagad Raya

Ungkapan yang mengatakan bahwa buku adalah jendela dunia, memang benar adanya. Terbukti. Hanya dengan membaca buku, kita bisa menjelajah dunia yang belum pernah disinggahi sekali pun. Dokumen pribadi Berdasarkan pengalaman saya yang menyukai karya-karya Nh.Dini, ketika membaca salah satu cerita kenangannya tentang kota Paris yang dituangkan dalam buku berjudul La Barka, Argentuil, La Grandee Borneo dan lain-lain. Saya seolah-olah berada di sana dan ikut merasakan denyut kota Paris itu seperti apa. Lalu ketika saya membaca karya Gol A Gong yang berjudul Perjalanan Asia, hiruk pikuk kota New Delhi bisa terasakan. Bagaimana rasanya berada di tepi sungai Gangga bisa kita rasakan. Hanya dengan membaca sebuah karya bernama buku Begitu juga dengan buku yang berjudul Gelisah Camar Pulang, masih karya Gol A Gong. Pembaca diajak berkelana ke Taiwan. Merasakan denyut kota tersebut dan bagaimana kehidupan para TKW di sana. Lain lagi ketika membaca karya Buya Hamka yang berjudul Di B

Bangga Berkebaya

Pergeseran makna berkebaya dari yang dahulunya sebagai busana sehari-hari, menjadi busana yang hanya dikenakan dalam acara-acara tertentu dan oleh orang-orang tertentu, membuat sebagian anak muda sekarang ini memiliki pemikiran bahwa kebaya itu pakaian jadul (jaman dulu). Bahkan ada yang dengan entengnya menganggap kalau perempuan mengenakan kebaya pada hari-hari biasa, terlihat seperti mbok jamu atau ibu-ibu pejabat. Dua profesi ini memang sangat identik dengan kebaya. Jika si mbok jamu memang mengenakannya sebagai busana sehari-hari. Maka bagi ibu-ibu pejabat hal ini merupakan tuntutan pekerjaan. Dokumen pribadi Padahal jika ditelisik lebih jauh, kebaya itu merupakan busana sehari-hari para perempuan Indonesia sejak dulu. Akibat perkembangan jaman, akhirnya tergeser oleh masuknya budaya lain, dalam masa itu budaya Eropa yang sangat mendominasi. Sampai sekarang. Dan perlahan namun pasti menghilangkan identitas perempuan Indonesia dalam hal berbusana. Berbicara mengenai id

Alhamdulillah Bisa Kentut

Uuupppss!!! Ini bukan bicara jorok atau kotor. Tapi hanya untuk mengingatkan. Bahwa maaf, kentut itu termasuk anugerah terindah yang patut disyukuri. Loh! Kok? Eits, jangan bengong begitu ah. Coba saja rasakan ketika kita beberapa hari ternyata enggak bisa kentut. Rasanya ini perut kembung dan enggak enak. Tapi begitu bisa kentut. Rasanya legaaaa...sekali. Bisa terbayang toh bagaimana mereka yang tidak bisa kentut atau BAB (Buang air besar) akhirnya harus ke rumah sakit untuk diambil tindakan. Maka bersyukurlah kita yang bisa kentut setiap saat. Selama ini kita mengucapkan syukur itu jika berhubungan dengan rezeki dan sesuatu yang menyenangkan.  "Alhamdulillah dagangan hari ini ludes."  Atau  "Alhamdulillah si kakak juara kelas." Sangat jarang jika mengeluarkan kentut langsung mengucap Alhamdulillah. Padahal kentut salah satu nikmat yang luar biasa.  Jadi mulai sekarang biasakan mengucap syukurnya bukan saja ketika berhubungan dengan rezeki dan gengsi.