Cirebon Sebagai Kota Batik
BatikCirebon menurut sejarah kaitannya sangat erat dengan gerakan tarekat yang berpusat di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Pada awalnya pembuatan batik di Cirebon dilakukan oleh orang-orang tarekat yang mengabdi di keraton. Sebagai sumber ekonomi untuk membiayai kelompok. Para anggota tarekat itu kebanyakkan tinggal di desa trusmi dan sekitarnya. Sebuah desa yang letaknya 4 km dari Cirebon.
Awal mula nama trusmi berasal dari kata terus bersemi. Daerah yang ketika dibuka untuk pemukiman harus memangkas tumbuhan yang ada. Tetapi tumbuhan itu setelah dipangkas tumbuh lagi dengan cepat. Melihat hal ini orang pun lantas menamai daerah tersebut dengan nama trusmi. Daerah yang terus bersemi. Sejak itu orang mengenal daerah itu dengan nama Desa Trusmi.
Adapun Desa Trusmi kemudian menjadi daerah utama penghasil batik, dan orang mengenal Batik Trusmi sebagai batik asal Cirebon. Itu bermula dari sebuah titah yang diberikan oleh Sultan kepada orang Desa Trusmi untuk membuat batik salinan. Yaitu batik hasil melihat yang asli untuk dibuat sama persis tanpa meninggalkan batik aslinya sebagai contoh.
Orang Trusmi ternyata berhasil melaksanakan titah tersebut. Ketika batik tiruan sudah selesai lalu disandingkan dengan diacak posisinya, Sultan tak bisa membedakan mana batik yang asli dan yang tiruan. Sejak itu Sultan mengakui bahwa batik buatan orang Trusmi sangat bagus dan hampir sama dengan aslinya.
Batik Unggulan Cirebon
Motif batik mega mendung adalah motif batik asal Cirebon yang tidak ditemui ditempat lain. Bentuknya seperti awan bergumpal-gumpal yang biasanya membentuk bingkai pada gambar utama. Motif batik mega mendung dipengaruhi budaya dan tradisi Cina. Karena pelabuhan muara jati di Cirebon nerupakan persinggahan pedagang-pedagang dari dalam dan luar negeri. Salah satunya pedagang dari Cina.
Selain itu pernikahan Sunan Gunung Jati dengan Ratu Ong Tien dari Cina membuka jalan bagi masuknya budaya Cina ke Cirebon dengan mudah. Sehingga terjadilah percampuran seni dan budaya. Salah satunya pada motif batim mega mendung yang diciptakan oleh Pangeran Cakrabuana pada tahun 1452-1479. Kini motif batik mega mendung sudah menjadi ciri khas kota Cirebon yang patut dijaga kelestariannya.
Pesona dan Upaya Pelestarian Batik Mega Mendung.
Kekuatan motif batik mega mendung terletak pada permainan gradasi warna yang menghasilkan batik dengan sentuhan magis menurut Endah Sulwesi, penulis sekaligus pencinta batik motif mega mendung. Baginya Cirebon dan motif batikmega mendung merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
Upaya pelestarian pun perlu dilakukan. Di antaranya dengan memasukkan pelajaran batik ke dalam kurikulum atau kegitan ekstra kurikuler di sekolah. Mewajibkan pemakaian busana kebaya dengan kain nusantara bagi para pelajar pada hari tertentu. Lalu mengenalkan ragam kain dan batik yang ada di Indonesia.
Salah satunya batik Cirebon ini. Dengan mengajak para pelajar mengunjungi kampung-kampung batik untuk melihat secara langsung cara pembuatannya. Dengan demikian para pelajar itu yang merupakan generasi penerus bangsa, paham akan budaya yang mereka miliki. Sehingga tidak dengan mudah melupakannya bahkan tidak tahu jika sampai diakui oleh negara lain.
Larinda, Maret 2017
Keren... Ditempatku ada mbak khas batik. Namanya batik Bakaran, yg letaknya di desa Bakaran, Juwana. 😄😄
BalasHapusWah, Kapan-kapan mau ah ke sana.
Hapussaya suka istilah trusmi (terus bersemi), filosfinya bagus juga
BalasHapusIya, mas. Bagus. Terima kasih sudah berkunjung.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus