Langsung ke konten utama

Layar Tancap Dalam Kenangan

Pada suatu hari ketika saya melewati sebuah perkampungan yang sedang menggelar hajatan, ada sebuah pemandangan yang tiba-tiba menggelitik hati. Yaitu layar tancap (layar tancep). Sesuatu yang sudah jarang sekali ditemukan. Apalagi di zaman sekarang. 

Dokumen pribadi


Padahal beberapa tahun yang lalu layar tancap pernah menjadi primadona masyarakat. Terutama masyarakat kalangan menengah ke bawah.

Dahulu dalam setiap acara hajatan terutama jika masyarakat Betawi yang menggelarnya, layar tancap menjadi sebuah hiburan yang ditunggu-tunggu. Semacam tren mark yang tak boleh dilewatkan. Bahkan bisa menaikkan gengsi si pemilik hajat, bila dilihat dari jenis layar tancap yang disewa.

Mabak. Itu salah satu jenis layar tancap yang dianggap paling bagus. Dari tampilan di layar, kejernihan suara dan kualitas gambar yang baik, mabak memang berbeda. Oleh karena itu harga sewanya konon mahal. Tak heran bila si empunya hajatan lantas disebut sebagai orang yang mampu.
Sekitar tahun 1990-an ke belakang layar tancap menjadi salah satu tontonan rakyat yang paling ditunggu-tunggu. Terutama saat malam minggu tiba.

"Gakk ada layar tancep nih malam minggu ini?" tanya pemuda A.

"Ada. Tapi bukan di sini. Gue denger ada tuh di kampung sebelah!" sahut pemuda B.

"Boleh tuh! Kalo kagak hujan kite rame-rame nyok ke sono," sahut pemuda C menimpali.

Itu sekelumit percakapan yang terjadi di antara para pemudanya. Biasanya akan beramai-ramai mendatangi kampung yang ada gelaran layar tancep itu. 

Esok harinya ada nada kebanggaan saat bercerita kepada kawan yang tidak ikut menonton.

Layar tancap dalam gelarannya terbagi menjadi 3 bagian waktu pemutaran. Film biasa diputar sekitar pukul 20.00 WIB. Karena masih sore maka dalam sesi ini film yang diputar biasanya jenis komedi dan film silat. Mengingat banyak anak-anak pada jam seperti itu. Warkop DKI, Si Buta Dari Gua Hantu, Si Pitung adalah beberapa film yang menjadi favorit di sesi pertama pemutaran layar tancap. Dono, Kasino, Indro dan Barry Prima aktor yang namanya melambung di era itu.

Sekitar pukul 22.00 WIB jenis film yang diputar berganti. Menjadi film dengan tema remaja. Salah satunya film Catatan Si Boy yang tokoh utamanya dalam kenyataan juga menjadi idolah para remaja, Ongki Alexander.

Memasuki pukul 24.00 WIB jenis film yang diputar kembali berganti. Kali ini tema horor dan percintaan menjadi pilihan. Tamu Tengah Malam, Nyi Blorong dan Ratu Pantai Selatan judul film yang biasa diputar. Dengan aktris Suzana dan Eva Arnaz yang menjadi gosip perbincangan. Pukul 04.00 WIB biasanya layar tancap itu selesai digelar.

Seiring perkembangan zaman perlahan-lahan namun pasti keberadaan layar tancap mulai tergeser, tergusur dan untuk selanjutnya terusir dari masyarakat (hilang). Berganti dengan kehadiran gedung-gedung bioskop yang megah. Juga kehadiran VCD yang mulai dikenal oleh masyarakat luas.

Dalam pergeserannya ada nilai-nilai yang bisa dipetik. Jika pada zaman layar tancap, masyarakat bisa menentukan jam-jam yang cocok bagi anak-anak untuk menonton film sebagai hiburan. Maka dalam era VCD siapa saja dan kapan saja orang bisa menonton film tanpa ada batasan waktu. Boleh jadi film yang tak layak ditonton anak-anak bisa dengan mudah didapatkan oleh anak-anak itu sendiri. Rental film menjadi booming di era itu. Sementara gedung bioskop yang berdiri megah itu, hanya bisa dinikmati oleh mereka yang berduit. 

"Daripada buat nonton di bioskop, mending uangnya buat beli beras," demikian ucapan yang terlontar dari seorang ibu. 

Akibatnya mereka yang butuh hiburan tetapi uang tak ada, memilih VCD bajakan sebagai sarana mencari hiburan. Para pelaku industri pertelevisian pun berlomba-lomba menayangkan hiburan yang dibutuhkan masyarakat, tanpa memikirkan sisi edukatifnya.  Kemajuan zaman dan perkembangan teknologi berimbas besar pada moral generasi mudanya.

Layar tancap yang kuno itu jika diibaratkan manusia, masih memiliki aturan dan tata krama. Dibanding era VCD. Dalil yang menyebutkan bahwa jaman, semakin ke depan semakin bobrok, ya benar adanya. Peran orang tua dan pendidik menjadi semakin besar peranannya dalam membentuk karakter generasi muda sekarang, agar tidak ikut-ikutan bobrok.


#Hariketigapuluhdelapan
#OneDayOnePost
#Renungandiri




Komentar

  1. Ciamikk!!! Denik Ciamik... sangat enak dibaca...dan sarat makna... like it!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe...makasih Mba atas kunjungannya pagi ini.

      Hapus
  2. Ciamikk!!! Denik Ciamik... sangat enak dibaca...dan sarat makna... like it!

    BalasHapus
  3. Wow...masih adakah layar tancep?
    Di sini sudah laammaaaa sekali sepertinya layar itu terkembang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih. Tapi jarang. Foto itu saya ambil beberapa Minggu yang lalu loh!

      Hapus
  4. Iya dulu adanya layar tancap. Filmya saur sepuh

    BalasHapus
  5. Iya dulu adanya layar tancap. Filmya saur sepuh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oiya...itu juga salah satu film yang diputar di layar tancap..saya suka Brama...hehe

      Hapus
  6. Jdi ingin rasain nnton pake layar tancep...
    Mklhm pas lahir sdh zaman digital.. He..

    BalasHapus
  7. Wuihhhh keren.. ternyata layar tancap masih ada ya? Aku nggak pernah liat..

    BalasHapus
  8. Kangen masa kecil ...
    Sarungan terus nonton Layar Tancep di lapangan kampung.

    BalasHapus
  9. Kangen masa kecil ...
    Sarungan terus nonton Layar Tancep di lapangan kampung.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha....seru ya? Kenangan yang tak akan terlupakan.

      Hapus
  10. ceritanya mantep, pengen balik lagi ke jaman dlu. seruu!
    nunggu film bubar, bakar koran ama nyari duit jatoh. ama makan mie ayam ujan_ujan..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi.... nostalgia yang tak akan terulang ya?

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Dari Dekat Para Pengisi Suara Animasi "Doraemon"

DORAEMON. Salah satu film animasi yang cukup populer di Indonesia. Merupakan judul sebuah manga dari Jepang karya Fujiko F. Fujio. Terbit pertama kali pada Desember 1969. Doraemon adalah sebuah robot musang yang datang dari abad ke-22. Doraemon dikirim untuk menolong Nobita. Seorang anak kelas 5 Sekolah Dasar yang sangat pemalas. Tujuannya agar keturunan Nobita dapat menikmati kesuksesan di masa depan, tidak menderita akibat sifat pemalas Nobita. Dalam cerita ini Nobita suka lalai dan tidak mau mendengarkan apa kata Doraemon. Sehingga benda-benda dari Doraemon yang gunanya untuk membantu dan mewujudkan keinginan Nobita, kerap jatuh ke tangan teman-temannya yang usil. Kekacauan pun terjadi karena ulah teman-temannya. Gian, Shizuka, dan Suneo adalah tokoh-tokoh sentral dalam cerita ini. Anime Doraemon dan kawan-kawan        Di Indonesia anime Doraemon dikenal sejak 13 November 1988 sampai sekarang. Disiarkan oleh stasiun tel...

Misteri Pohon Besar di Kalibata City Apartement

Saat saya sedang berjalan-jalan di Kalibata City Apartment, Jakarta Selatan. Pandangan saya tertarik pada sebuah pohon besar di samping belakang apartement. Ukuran pohonnya memang besar sekali. Pikir saya. ”Kenapa tidak ditebang? Bisa bahaya kalau roboh.”  Dokumen pribadi Saya pun iseng menanyakan hal tersebut kepada kawan yang sudah lama tinggal di sana. Jawabannya sungguh membuat merinding bulu kuduk.  “Gak ada yang bisa menebang pohon tersebut. Karena banyak penunggunya. Setiap malam ada saja yang melihat penampakan-penampakan dibawah pohon itu.”  Hiiii...Seram juga ya, pikir saya. “Makanya ada semacam meja kecil diatas pohon itu. Untuk tempat sesajen. Biar penunggunya gak mengganggu orang-orang di sini,” papar kawan saya. Diam-diam ada rasa penasaran dalam hati saya. Seperti apa sih pohon itu jika dilihat dari dekat?  Maka saya pun mendekati pohon tersebut. Memang besar sekali. Terlihat dari batangnya yang besar dan tinggi. Nama pohonnya ternyata pohon mah...