Di tengah carut-marut politik negeri ini. Di tengah ramainya skandal reklamasi pantai. Saat menunggu hasil penyidikan KPK tentang bos-bos properti yang kemungkinan terlibat korupsi. Juga di tengah mati surinya persepak bolaan negeri ini, ada gelaran besar di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada hari Minggu tanggal 3 April 2016. Final turnamen Piala Bhayangkara antara Persib Bandung melawan Arema Malang.
Dokumen pribadi
Hal itu menjadi hiburan tersendiri bagi seluruh rakyat di negeri ini. Utamanya mereka para pecandu sepal bola. Untuk sejenak pikiran mereka rehat dari jejalan berita dan aksi para dagelan dari panggung politik. Rivalitas kedua klub menjadi magnet tersendiri bagi "petinggi-petinggi" nasional dan daerah. Tak heran sebab kedua klub tersebut merupakan klub besar di jagad persepak bolaan nasional.
Mereka juga memiliki nama besar dikalangan penggila sepak bola, Aremania dan Viking Bandung. Kecemasan pun sempat melanda para "petinggi" itu. Maka digelarlah sebuah pertemuan khusus sebelum pertandingan guna membahas masalah tersebut.
Walikota Malang Abah Anton dengan Gubernur Jawa Barat Ahmad "Aher" Heryawan, Kapolda Metro Jaya dan manager masing-masing klub sepakat untuk mewujudkan sepak bola damai dan penuh sportivitas.
Pertandingan antara Arema melawan Persib dibuka oleh Presiden Joko Widodo dengan melakukan tendangan pertama. Seketika stadion bergemuruh oleh teriakan suporter dari masing-masing klub. Di jalan-jalan dan di rumah-rumah fokus mereka pada pertandingan final tersebut.
Arema Malang mengandalkan trio penyerangnya, Christian Gonzales, Esteban Gabriel Vizcarra dan Dendi Santoso. Sedangkan Persib Bandung mengandalkan duet maut Samsul Arif dan Juan Carlos Rodriguez. Babak pertama berakhir tanpa gol.
Baru pada babak kedua Arema unggul 1-0 melalui tendangan gelandang Raphael Maitimo. Pertandingan sempat memanas setelah Persib kehilangan satu pemain, Yanto Basna yang mendapat kartu kuning kedua lantaran menendang lawan. Pelatih Persib, Dejan Antonic, sempat memasuki lapangan untuk protes. Tetapi tak ditanggapi oleh wasit. Pertandingan pun berjalan dengan alot.
Pada menit ke-87 Arema menambah gol kemenangan yang dicetak oleh pemain pengganti, Sunarto, setelah menerima umpan dari Christian Gonzales. Keunggulan ini bertahan sampai peluit panjang berbunyi. Arema pun menjadi juara Piala Bhayangkara. Dan berhak menerima hadiah Rp 2,5 miliar. Sedangkan Persib Bandung menerima hadiah sebesar Rp1,5 miliar. Pertandingan berakhir penonton pun senang.
Rakyat memang butuh hiburan semacam ini. Sayang ranah sepak bola yang selama ini menjadi ajang pesta bagi rakyat, telah dicoreng-moreng oleh keegoisan "petinggi-petinggi" tersebut. Jadilah negeri sebesar ini tak memiliki kompetisi sepak bola akibat sanksi dari FIFA. Sepak bola Indonesia pun mati suri. Entah kapan bisa bangkit untuk kemudian kembali menjadi "macan" yang ditakuti se-Asia Tenggara. Semoga.
Dari berbagai sumber.
#HariKeduapuluhtujuh
#OneDayOnePost
#BeritaHangatMingguIni
#JayalahSepakbolaIndonesia
#OneDayOnePost
#BeritaHangatMingguIni
#JayalahSepakbolaIndonesia
Selalu suka tulisan perempuan tentang sepak bola. Sudut pandang lain.
BalasHapusYap. Terima kasih Gilang.
Hapuska denik henat euy, bisa ngupas bola
BalasHapusHehehe...Mba Lisa juga hebat bisa buat cerpen. Saya? Belum bisaaaa...hehe
Hapuska denik henat euy, bisa ngupas bola
BalasHapusDhe nik,suka nonton bola?
BalasHapusHehehe...iya.
HapusSaya salut sama perempuan yang suka bola mbak :D
BalasHapusSoalnya saya ga ngerti sama persepakbolaan, heuheu...
Izin follow ya mbak
Silakan Mba. Terima kasih sudah mampir.
HapusSemoga Menbola segera patuh dg putusan MA.
BalasHapus#cabutSKMenpora
Iya Mas. Semoga...
HapusSetuju mbak denik, polemik keegoisan pejabat yang merenggut salah satu hiburan merakyat ini.... bola bisa menyatukan masyarakat dr segala lapisan lho....
BalasHapus