Langsung ke konten utama

Uzur

Putih kelabu mewarnai rambutnya. Kering keriput menghiasi kulit tubuh dan wajahnya. Seorang lelaki tua tertatih-tatih menyeret kaki, menghitung langkah. Seolah ada beban yang menindih punggungnya. Berat! Seperti itukah menjadi uzur? Bagaimana rasanya menjadi uzur itu?

Dokumen pribadi

Pertanyaan itu bergaung dalam benak saat menyaksikan lelaki tua renta, berjalan tertatih-tatih ditepian rel kereta api. Sendirian! Di antara kerumunan orang-orang yang sibuk dengan urusannya masing-masing. Kemana keluarganya? Kenapa ia dibiarkan sendirian seperti itu?

Apakah menjalani masa uzur seperti bermain lotre? Untung-untungan! Untung jika memiliki keluarga yang peduli, mau merawat dan menjaga sampai ajal menjemput. Buntung! Jika memiliki keluarga yang tak peduli. Jangankan merawat! Keberadaannya saja mungkin sudah menyusahkan. Maka dibiarkannya tertatih-tatih sendirian di luar seperti itu. Tega nian!

Ketahuilah! Kelak, jika umur kita mencapai kata uzur, kita pun mengalami hal yang sama. Tenaga sudah tak ada, pendengaran tak berfungsi dengan baik, penglihatan pun sudah buruk. Untuk jalan beberapa langkah saja sudah payah. Bagaimana rasanya jika dalam kondisi seperti itu tak ada yang peduli? Hanya disiapkan makanan lalu dibiarkan begitu saja.

Meskipun tak berdaya seperti itu tetapi mereka punya perasaan, butuh perhatian agar tidak kesepian dan merasa diabaikan. Wajar jika terkadang ada yang keluar dari rumah secara diam-diam jika kita lengah sedikit saja. Maka mari luangkan waktu dan perhatian kita dalam merawat orang yang sudah uzur. Bisa orang tua atau kakek dan nenek kita.

Benahi selimutnya saat tengah tertidur, bawakan makanan kesukaannya, temani saat duduk sendiri. Dengarkan dan berikan senyuman saat mereka bercerita,   walaupun kita tidak mengerti sedikit pun dengan apa yang dikatakannya. 

 "Oh,iya!"

  "Baiklah!"

Sepenggal kata seperti itu sudah membuat mereka senang. Meskipun tak ada percakapan berarti, tetapi ada kasih sayang yang mengalir dalam dada dan juga sorot mata. Hal seperti itu yang kerap kali terabaikan. Bahkan terlupakan. Tergeser dengan kata sibuk!

Apa yang kita tanam saat ini kelak itulah yang kita tuai dikemudian hari. Jika kita sudah bersikap tak peduli dan merasa terbebani dengan keberadaan orang yang sudah uzur. Kelak jika kita sampai pada masa itu kita akan mengalami hal yang sama. Begitu pun sebaliknya. Jadi tak perlu berkeluh-kesah lagi. Nikmati masa-masa merawat orang yang sudah uzur sebagai ladang amal sholeh bagi kita.


#Hariketigapuluhsembilan
#OneDayOnePost
#Renungandiri




Komentar

  1. Siap bun denik... Mksii sdh diingatkan.

    BalasHapus
  2. Jd inget sm nenek...beliau dulu kalau sy pulang dr merantau..selalu menanyakan hal yg sama, berulang ulang, alhamdulillah, tak bosan menjawabnya

    BalasHapus
  3. Setuju mbk Denik, Dan orang yang uzur biasanya perasa, jadi emang harus dijaga perasaannya...

    BalasHapus
  4. Mksih sdah diingatkna mba Den

    Jadi sedih ... Ya.. Masa tua pasti akan menghmpiri

    BalasHapus
  5. Iya mbak denik ... moga aq diberi kemampuan utk merawat orang tua dan selalu mampu membagi waktu bagi ortu di usia senjanya...makasih atas renungan ini

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Misteri Pohon Besar di Kalibata City Apartement

Saat saya sedang berjalan-jalan di Kalibata City Apartment, Jakarta Selatan. Pandangan saya tertarik pada sebuah pohon besar di samping belakang apartement. Ukuran pohonnya memang besar sekali. Pikir saya. ”Kenapa tidak ditebang? Bisa bahaya kalau roboh.”  Dokumen pribadi Saya pun iseng menanyakan hal tersebut kepada kawan yang sudah lama tinggal di sana. Jawabannya sungguh membuat merinding bulu kuduk.  “Gak ada yang bisa menebang pohon tersebut. Karena banyak penunggunya. Setiap malam ada saja yang melihat penampakan-penampakan dibawah pohon itu.”  Hiiii...Seram juga ya, pikir saya. “Makanya ada semacam meja kecil diatas pohon itu. Untuk tempat sesajen. Biar penunggunya gak mengganggu orang-orang di sini,” papar kawan saya. Diam-diam ada rasa penasaran dalam hati saya. Seperti apa sih pohon itu jika dilihat dari dekat?  Maka saya pun mendekati pohon tersebut. Memang besar sekali. Terlihat dari batangnya yang besar dan tinggi. Nama pohonnya ternyata pohon mahoni. Usianya lebih

Alhamdulillah Bisa Kentut

Uuupppss!!! Ini bukan bicara jorok atau kotor. Tapi hanya untuk mengingatkan. Bahwa maaf, kentut itu termasuk anugerah terindah yang patut disyukuri. Loh! Kok? Eits, jangan bengong begitu ah. Coba saja rasakan ketika kita beberapa hari ternyata enggak bisa kentut. Rasanya ini perut kembung dan enggak enak. Tapi begitu bisa kentut. Rasanya legaaaa...sekali. Bisa terbayang toh bagaimana mereka yang tidak bisa kentut atau BAB (Buang air besar) akhirnya harus ke rumah sakit untuk diambil tindakan. Maka bersyukurlah kita yang bisa kentut setiap saat. Selama ini kita mengucapkan syukur itu jika berhubungan dengan rezeki dan sesuatu yang menyenangkan.  "Alhamdulillah dagangan hari ini ludes."  Atau  "Alhamdulillah si kakak juara kelas." Sangat jarang jika mengeluarkan kentut langsung mengucap Alhamdulillah. Padahal kentut salah satu nikmat yang luar biasa.  Jadi mulai sekarang biasakan mengucap syukurnya bukan saja ketika berhubungan dengan rezeki dan gengsi.

Gaya Rambut Muslimah yang Dianjurkan

Gaya rambut seseorang biasanya mengikuti karakter diri orang tersebut. Jika ia seorang yang aktif dan energik. Maka gaya rambut yang dipilih biasanya model Demi Moore. Itu loh si cantik di film Ghost. Gaya rambut ala Demi Moore Image foto by Lifestyle Okezone Gaya rambut ala Demi Moore sempat nge-hits di jamannya. Atau gaya rambut ala Putri Diana. Mendiang istri Pangeran Charles dari Inggris ini tetap cantik dan anggun meski berambut pendek. Gaya rambut ala Putri Diana Image foto by pinteres Bagi orang yang memiliki rambut panjang disebut sebagai orang yang sabar. Karena memiliki rambut panjang memang butuh kesabaran. Terutama dalam hal perawatan. Image foto by tagged.com Sementara orang yang menyukai gaya rambut pendek disebut sebagai orang yang tidak sabaran. Ingin serba cepat dalam bertindak. Tentu orang yang seperti ini tidak akan sabar kalau harus merawat rambut. Itu semua pendapat yang saya yakini ketika belum berhijab. Setelah berhijab dan mengetahui