"Baju-baju ini sudah males make nih. Bosen! Kasihkan orang sajalah. Hitung-hitung sedekah!" ujar si A.
Picture by pixabay
Lain lagi dengan yang diucapkan si B.
"Ini kue masih mau dimakan gak sih? Kalau gak mau kasihkan ke orang aja daripada basi! Ngasih makanan itu sedekah tauk!"
Berbeda lagi dengan ucapan si C.
"Hadeuuuh...! Uang kembaliannya kenapa lecek begini? Udah masukin kotak amal aja deh. Daripada ngotorin dompet. Cuma sepuluh ribu ini!"
Pernah mendengar kata-kata seperti itu? Atau malah pernah berkata seperti itu? Jika iya, tidak disalahkan kok. Hanya perlu diluruskan. Karena jika dicermati lebih dalam, makna sedekah di sana jadi terdengar miris. Bayangkan, mau sodaqoh uang kok karena uangnya sudah jelek. Kalau masih lurus tentu masuk kantong lagi. Lalu mau sodaqoh makanan kok ya karena sudah tidak suka lagi makanannya. Bisa jadi sudah mau basi itu makanan.
Kata-kata tersebut di atas jadi menandakan betapa sedekah itu suatu hal yang sepele. Menjadi sambilan dan bisa dilakukan sambil lalu. Padahal jika mau memahami makna sedekah lebih dalam serta bagaimana sedekah bisa menyelamatkan kita, tentu akan berlomba-lomba orang melakukan sedekah setiap harinya. Sayang hanya segelintir orang yang bisa memahami hal tersebut.
Sedekah atau sodaqoh merupakan bentuk pemberian yang dilakukan seorang muslim dengan ikhlas. Tanpa mengenal waktu, jarak dan besarannya. Sedekah bisa dilakukan kapan saja dan berapa saja. Tidak seperti zakat dan infak yang besaran serta waktunya sudah ditentukan.
Kesemuanya itu, baik sedekah, zakat dan infak akan mendapatkan balasan berupa pahala dari Allah swt. Tetapi karena zakat dan infak sudah menjadi ketentuan yang wajib dan ada dalam Al-qur'an, maka berbondong-bondong orang mengejar pahala ini. Berbeda dengan sedekah yang hanya sukarela dari keikhlasan orang yang memberi, jadi tidak terlalu dikejar oleh orang-orang itu. Pun bukan menjadi kewajiban pula.
Tidak salah memang jika ingin bersedakah ketika ada rezeki lebih. Namun alangkah baiknya jika kita bersedekah sedikit saja tetapi rutin. Bukankah Allah swt menyukai amalan yang kecil tapi dilakukan terus menerus? Jangan pernah takut harta kita akan berkurang hanya karena sering memberi. Selama niat memberi atau sedekah itu karena Allah, ingin mencari pahala, yakinlah Allah pasti membalasnya. Dan tidak membiarkan kita kekurangan karena sedekah.
Seperti sumur yang setiap hari ditimba..diambil airnya..niscaya air itu tidak habis-habis. Bahkan semakin terlihat jernih air dari sumur tersebut. Pemberian tidak lantas membuatmu miskin. (kutipan)
Dan memang benar. Justru rezeki kita semakin berlimpah tanpa kita sadari. Karena rezeki yang Allah berikan datang dari arah yang tidak pernah kita duga. Selain itu sedekah yang benar-benar dari hati dan semata-mata untuk mencari ridho Allah, selain menambah pahala kita untuk bekal di akherat, juga bisa menjadi penyelamat kita di dunia.
Ada sebuah kisah nyata yang dialami seorang teman. Istrinya sedang hamil dan sejak awal pemeriksaan dokter memvonis bahwa istrinya itu harus operasi caesar. Karena ada kelainan dalam kandungannya. Si suami kebingungan karena tidak memiliki penghasilan tetap. Darimana ia bisa memiliki uang untuk biaya operasi yang jumlahnya jutaan. Sementara si istri tenang saja menanggapi hal tersebut. Karena dia berkeyakinan Allah pasti menolongnya.
"Sabar Mas. Tenang saja. Masih ada beberapa bulan ke depan toh! Kita tidak tahu apa yang terjadi, serahkan saja semua sama Allah. Mosok yo Allah gak menolong kita. Wong kita sudah menuruti semua perintah-Nya!"
Singkat cerita sampailah pada hari di mana si istri akan melahirkan. Saat dibawa ke rumah sakit tentu langsung dibawa ke kamar operasi. Tetapi keajaiban terjadi di sana. Sebelum sampai kamar operasi si istri sudah mengedan dan merasa kepala si bayi sudah mau keluar. Akhirnya segera diambil tindakan dan Alhamdulillah persalinan berjalan secara normal.
Subhanalloh. Kisah seperti itu membuktikan bahwa pertolongan Allah selalu ada. Tanpa kita duga. Begitu ditelisik mengenai kejadian tersebut, si istri menceritakan bahwa ia memang memiliki amalan andalan yang bisa ia tagih kepada Allah. Yaitu berupa sedekah yang ia lakukan secara rutin setiap harinya.
Karena tidak merasa memiliki uang berlebih, maka sedekah yang ia lakukan berupa makanan. Setiap kali masak untuk kebutuhan sehari-hari, ia tidak lupa menyisihkan satu mangkuk untuk diberikan kepada tetangganya, seorang nenek yang hidup berdua dengan cucunya. Juga si istri tersebut tidak pernah absen untuk sholat malam.
"Allah kan sudah berjanji, Ud unii astajiblakum, berdoalah kamu kepada-Ku niscaya aku perkenankan doamu. Jadi ya sudah berdoa saja kepada Allah terus menerus. Minta pertolongan kepada-Nya. Alhamdulillah ini yang saya dapatkan," ujar si istri.
Ya, sedekah yang terus menerus. Ibadah dan doa yang tak henti-henti dilakukan tanpa mengenal kata lelah, ibarat mengasah pisau setiap hari. Tentu akan menjadi bersih dan tajam. Sewaktu-waktu ingin digunakan tinggal ambil dan pakai. Lagi pula a doau syaiful muslimin. Doa itu senjatanya orang islam. Jadi mari pertajam doa kita agar bisa menjadi senjata ampuh yang bisa digunakan sewaktu-waktu.
#Hariketigapuluhlima
#OneDayOnePost
#Tantanganberanalogi
#Todaymotivation
#OneDayOnePost
#Tantanganberanalogi
#Todaymotivation
Luar biasa ka denik, berbobot banget
BalasHapusLuar biasa ka denik, berbobot banget
BalasHapusTerima kasih Mba.
HapusAlhamdulillah...
BalasHapusMencerahkan sekali tulisannya..
Renungan hari Jumaat.
Tulisannya menginspirasi sekali
BalasHapusTerima kasih Mba.
HapusCatatan hatinya Masuk ke hatiku mba.
BalasHapusOya? Hehehe...alhamdulillah bisa bermanfaat.
HapusInspirativ ..
BalasHapusTulisannya juga rapi.
Inspirativ ..
BalasHapusTulisannya juga rapi.
Terima kasih Mas Heru atas kunjungannya.
Hapus:')
BalasHapusmakasih mbak denik udah mengingatkan :')
tetap menginspirasi ya
Sama-sama. Terima kasih atas kunjungannya ya Mba.
HapusMengingatkanku untuk bersedekah, terimakasih :)
BalasHapusSama-sama. Terima kasih juga atas kunjungannya.
HapusMeski bisa dilakukan dari hal yang kecil, tetapi bukan berarti sedekah ini bisa dianggap sepele ya, Mba.... Lakukan apa yang kita bisa, tetapi bukan berarti kasih seadanya. Justru seharusnya jadi pemicu untuk kasih yang terbaik.
BalasHapusBenar Mba. Pemicu untuk memberi yang terbaik.
HapusHidup ada batasnya. Sedekah itu untuk kehidupan kita yang nggaaaaak ada batasnya. Masak sih ngasih yang sepele? Yaaa rugi banget lah di akhirat nanti. Jadi keingat dosen cerita ada orang nyumbang untuk korban tsunami aceh, celana satu truk
BalasHapusApapun itu yang penting berguna ya? Biar tidak mubazir
HapusMasya Allah, kalau kita baca-baca lagi juga masih banyak fadilah sedekah lainnya ya mba. Terima kasih sudah mengingatkan...
BalasHapusBetul Mba. Sama-sama. Terima kasih atas kunjungannya.
HapusYa ya ya, sedekah adalah amalan yang paling dirindukan para penduduk kubur, begitu besarnya manfaat sedekah.
BalasHapusBetul Mba.
HapusBetul Mba.
HapusMbak..ini awal kita ngeodop yaa..eh, aku ding. Hihi..betul mbak, terkadang secara nggak sadar memang memgucapkan hal itu. Makasih ya mbak diingatkan
BalasHapusSama-sama Mba. Iya, awal-awal ngodop Mba..hihihi
HapusMasyaAllah certanya. mengingatkan utk bersedekah yg terbaik ya mbak Denik, bukan sekadar "barang sisa". TFS.
BalasHapusIya, Mba. Jadi saling mengingatkan melalui cerita dan tulisan. Terima kasih atas kunjungannya Mba.
HapusMasya Allah ...pertolongan Allah memang selalu ada. Tanpa kita duga, perbanyak doa, berusaha serta rutin bersedekah yang terbaik dan bukan sisa dari yang kita punya..
BalasHapusTerima kasih sduah emngingatkan Mbak Denik
Sama-sama Mba.
HapusJD mengingat kan LG sedekah y sedekah saja y tidak harus menunggu hal2 yg akhirnya mengurangi nilai sedekahnya y kak... terimakasih
BalasHapusBeberapa waktu lalu baca status salah seorg teman yg jadi warning juga buat aku betapa aku kalo sedekah setengah setengah, :( padahal seharusnya biarpun sepenuh hati daa yg terbaik ya mba..
BalasHapus