Langsung ke konten utama

Plus Minus Puasa Di Masa Covid-19

Sungguh tak pernah terlintas dibenak ini akan menjalani suasana puasa Ramadan dalam suasana terpenjara begini.

Picture by pixabay

Ya, akibat wabah corona yang melanda dunia hingga Indonesia, pemerintah memberlakukan beberapa aturan guna mencegah penyebaran virus Covid-19.

Langkah tersebut antara lain lockdown dan PSBB. Yaitu larangan untuk keluar atau masuk ke wilayah yang sudah ditentukan. Dan pembatasan sosial berskala besar.

Akibatnya semua aktivitas individu dilakukan di rumah. Work from home istilahnya. Yang orang bekerja ya bekerjanya dari rumah. Yang masih pelajar ya belajarnya dari rumah.

Awal-awal pemberlakuan peraturan ini terasa menyenangkan. "Asiiik, enggak sekolah. Di rumah aja." Begitu kira-kira ekspresi sebagian pelajar tersebut.

Satu, dua hari masih terasa nyaman. Satu Minggu masih okelah. Satu bulan? Oh, noooo.... mulai terasa bosannya. Apalagi setelah adanya PSBB. Keluar rumah pun dibatasi. Bagaimana tidak jenuh?

Hal sama dirasakan juga oleh para pekerja. Terutama para ibu. Karena jadi double kerjanya. Mesti mengurus anak, suami, masakan juga pekerjaannya sendiri dalam waktu yang tak pasti.

Ditambah suasana bulan puasa. Ngabuburit yang menjadi hiburan saat puasa sudah tak ada lagi. Jangankan ngabuburit. Salat tarawih pun tak ada. Kemungkinan salat Ied juga ditiadakan. Hiks....sedih.

Tapi mau bagaimana lagi? Kondisinya memang seperti ini. Peraturannya pun demikian. Sebagai warga negara yang baik, kita hanya bisa patuh pada peraturan yang berlaku. Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung.

Namun jika kita mau direnungkan baik-baik. Ternyata banyak plusnya loh puasa di tengah pandemi seperti ini. What? Iyes. Benar. Berikut ini plus minusnya puasa di tengah pandemi Corona:

Nilai plusnya puasa di masa Covid-19:
1 . Tidak berkejaran dengan waktu akibat terjebak macet sepulang bekerja
2 . Tidak mengalami buka di jalan akibat macet
3 . Bisa santai-santai di rumah
4 . Bisa terus merasakan buka puasa bareng keluarga 
5 . Santai memasak untuk buka puasa
6 . Bisa santai usai sahur. Sebab tak harus berangkat kerja atau sekolah
7 . Ibadah sehari-hari jadi lancar
8 . Bisa menentukan menu buka puasa dengan tenang
9 . Bisa mengawasi anak yang masih belajar puasa
10. Bagi yang memiliki pasangan, bisa salat berjamaah setiap saat

Nilai minusnya puasa di masa Covid-19::
1 . Tidak bisa ngabuburit
2 . Tidak bisa salat tarawih
3 . Tidak ada teriakan sahur
4 . Sepi
5 . Tak bisa mudik
6 . Tak bisa salat Ied
7 . Suasananya kaku karena harus menjaga jarak dan mengenakan masker

Seperti itu gambaran puasa di masa Covid-19 ini. Dan perayaan Idul Fitri nantinya. Bakal sedih sesedihnya. Sebab momen yang seharusnya bisa berkumpul dengan orang tua atau keluarga besar. Justru tak bisa kemana-mana.

Tapi kita harus menjalani semua dengan ikhlas. Pasti ada hikmah yang bisa kita petik dari peristiwa ini. Yakin saja bahwa Allah akan mengganti suasana ini dengan yang lebih baik lagi. (EP)



#BPNRamadan2020





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Misteri Pohon Besar di Kalibata City Apartement

Saat saya sedang berjalan-jalan di Kalibata City Apartment, Jakarta Selatan. Pandangan saya tertarik pada sebuah pohon besar di samping belakang apartement. Ukuran pohonnya memang besar sekali. Pikir saya. ”Kenapa tidak ditebang? Bisa bahaya kalau roboh.”  Dokumen pribadi Saya pun iseng menanyakan hal tersebut kepada kawan yang sudah lama tinggal di sana. Jawabannya sungguh membuat merinding bulu kuduk.  “Gak ada yang bisa menebang pohon tersebut. Karena banyak penunggunya. Setiap malam ada saja yang melihat penampakan-penampakan dibawah pohon itu.”  Hiiii...Seram juga ya, pikir saya. “Makanya ada semacam meja kecil diatas pohon itu. Untuk tempat sesajen. Biar penunggunya gak mengganggu orang-orang di sini,” papar kawan saya. Diam-diam ada rasa penasaran dalam hati saya. Seperti apa sih pohon itu jika dilihat dari dekat?  Maka saya pun mendekati pohon tersebut. Memang besar sekali. Terlihat dari batangnya yang besar dan tinggi. Nama pohonnya ternyata pohon mahoni. Usianya lebih

Alhamdulillah Bisa Kentut

Uuupppss!!! Ini bukan bicara jorok atau kotor. Tapi hanya untuk mengingatkan. Bahwa maaf, kentut itu termasuk anugerah terindah yang patut disyukuri. Loh! Kok? Eits, jangan bengong begitu ah. Coba saja rasakan ketika kita beberapa hari ternyata enggak bisa kentut. Rasanya ini perut kembung dan enggak enak. Tapi begitu bisa kentut. Rasanya legaaaa...sekali. Bisa terbayang toh bagaimana mereka yang tidak bisa kentut atau BAB (Buang air besar) akhirnya harus ke rumah sakit untuk diambil tindakan. Maka bersyukurlah kita yang bisa kentut setiap saat. Selama ini kita mengucapkan syukur itu jika berhubungan dengan rezeki dan sesuatu yang menyenangkan.  "Alhamdulillah dagangan hari ini ludes."  Atau  "Alhamdulillah si kakak juara kelas." Sangat jarang jika mengeluarkan kentut langsung mengucap Alhamdulillah. Padahal kentut salah satu nikmat yang luar biasa.  Jadi mulai sekarang biasakan mengucap syukurnya bukan saja ketika berhubungan dengan rezeki dan gengsi.

Gaya Rambut Muslimah yang Dianjurkan

Gaya rambut seseorang biasanya mengikuti karakter diri orang tersebut. Jika ia seorang yang aktif dan energik. Maka gaya rambut yang dipilih biasanya model Demi Moore. Itu loh si cantik di film Ghost. Gaya rambut ala Demi Moore Image foto by Lifestyle Okezone Gaya rambut ala Demi Moore sempat nge-hits di jamannya. Atau gaya rambut ala Putri Diana. Mendiang istri Pangeran Charles dari Inggris ini tetap cantik dan anggun meski berambut pendek. Gaya rambut ala Putri Diana Image foto by pinteres Bagi orang yang memiliki rambut panjang disebut sebagai orang yang sabar. Karena memiliki rambut panjang memang butuh kesabaran. Terutama dalam hal perawatan. Image foto by tagged.com Sementara orang yang menyukai gaya rambut pendek disebut sebagai orang yang tidak sabaran. Ingin serba cepat dalam bertindak. Tentu orang yang seperti ini tidak akan sabar kalau harus merawat rambut. Itu semua pendapat yang saya yakini ketika belum berhijab. Setelah berhijab dan mengetahui