Sungguh, wabah corona virus ini sangat menyesakkan dada. Terutama bagi kami umat muslim, yang bertepatan dengan pelaksanaan ibadah puasa Ramadan.
Bukan tidak bisa menjalankan ibadah puasa Ramadan secara khusuk. Namun harus kehilangan momen-momen berharga yang hanya bisa dijumpai saat bulan Ramadan.
Salat tarawih di masjid, iktikab dengan berdiam diri di masjid selama 10 hari terakhir, mendengar teriakkan sahur, riuh celoteh anak-anak berangkat tarawih, salat idul Fitri dan silaturahim dengan keluarga.
Semua momen tersebut akan menguap begitu saja dan menyisahkan tangis di dada. Sebab belum tahu lagi apakah masih bisa menjumpai bulan yang suci ini di tahun mendatang?
Duh, jadi mbrebes mili mengisahkan kesedihan ini. Jadi semakin rindu dengan masjid. Bagaimana tidak? Jika biasanya, meski tidak rutin. Tetapi selalu ada kesempatan untuk sujud tafakur di masjid. Pasrah diri kepada Allah SWT lewat doa-doa panjang yang tercetus dibibir.
Rindu menyinggahi masjid-masjid yang dilewati saat melakukan perjalanan. Atau sengaja mengunjungi masjid yang menarik hati untuk diketahui lebih dekat. Wisata religi, jelajah masjid atau apalah istilah lainnya. Intinya rindu suasana masjid.
Jika menuruti ego, bisa saja dalam kondisi seperti ini tetap beribadah ke masjid. Siapa yang akan mengusir orang yang ingin beribadah? Namun sebagai warga negara yang baik, tentu saja mesti menghormati keputusan pemerintah demi kebaikan semua.
Walau bagaimana pun, di negara inilah kita berpijak. Maka sudah seyogyanya mematuhi segala aturan yang berlaku. Bukankah pepatah pun mengatakan. "Dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung."
Maka hanya doa dan doa yang bisa dipanjatkan agar wabah ini segera berakhir. Sehingga kita bisa bebas keluar rumah lagi. Sendi-sendi kehidupan pun bergulir kembali seperti biasa. Roda perekonomian kembali stabil.
Jika hal ini terjadi, tentu saja tempat pertama yang ingin saya kunjungi adalah masjid. Rumah Allah. Tempat ternyaman yang pernah saya rasakan. (EP)
Dokumen pribadi
Rindu menyinggahi masjid-masjid yang dilewati saat melakukan perjalanan. Atau sengaja mengunjungi masjid yang menarik hati untuk diketahui lebih dekat. Wisata religi, jelajah masjid atau apalah istilah lainnya. Intinya rindu suasana masjid.
Jika menuruti ego, bisa saja dalam kondisi seperti ini tetap beribadah ke masjid. Siapa yang akan mengusir orang yang ingin beribadah? Namun sebagai warga negara yang baik, tentu saja mesti menghormati keputusan pemerintah demi kebaikan semua.
Walau bagaimana pun, di negara inilah kita berpijak. Maka sudah seyogyanya mematuhi segala aturan yang berlaku. Bukankah pepatah pun mengatakan. "Dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung."
Maka hanya doa dan doa yang bisa dipanjatkan agar wabah ini segera berakhir. Sehingga kita bisa bebas keluar rumah lagi. Sendi-sendi kehidupan pun bergulir kembali seperti biasa. Roda perekonomian kembali stabil.
Jika hal ini terjadi, tentu saja tempat pertama yang ingin saya kunjungi adalah masjid. Rumah Allah. Tempat ternyaman yang pernah saya rasakan. (EP)
#BPNRamadan2020
Komentar
Posting Komentar