Langsung ke konten utama

Bentengi Keluarga dari Perilaku Menyimpang dengan Ilmu Agama dan Komunikasi Dua Arah

Maraknya pemberitaan mengenai perilaku menyimpang yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak-anak, membuat hati ini miris mendengarnya. Apalagi saat melihat korbannya (anak-anak) yang masih begitu polos dan lugu, hati dan batin ini ikut menjerit meski bukan keluarga sendiri korbannya.

Hukuman yang tidak sepadan dengan akibat yang harus ditanggung oleh si korban, membuat nurani ini berontak. Ingin rasanya menghakimi sendiri para pelaku tersebut. Hukuman mati masih terlalu enak jika mengingat kebiadaban mereka terhadap anak-anak tak berdosa itu. Seharusnya di picis dulu lalu di tembak mati. Itu hukuman yang setimpal bagi mereka.

Tetapi hukum yang berlaku tidak seperti itu. Pelaku hanya dijatuhi hukuman kurungan sekian tahun. Untuk selanjutnya bebas dan bisa melanjutkan aksinya kembali. Sementara korbannya menanggung derita dan trauma seumur hidup. Sungguh hukum yang sangat tidak adil.

Ketidakadilan seperti ini mau tidak mau membuat kita, terutama para ibu untuk mengokohkan benteng pertahanan bagi anak-anak kita. Dan memberi tameng kepada anak-anak terhadap kemungkinan buruk yang bisa menimpa kapan saja. 



Keluarga pondasi anak menuju masa depan


Yah, keluarga menjadi benteng utama bagi seorang anak dalam menghadapi dunia luar yang baru baginya. Lingkungan yang baru dikenalnya. Lalu hal apa yang seharusnya dilakukan untuk mereka, anak-anak kita dalam menghadapi masalah tersebut.

Berikut ini hal utama yang harus dilakukan oleh keluarga (terutama ibu) dalam membentengi anak dari perilaku menyimpang.

1. Tanamkan ilmu agama sejak dini sampai tak terhingga

Agama. Itu menjadi hal uta
ma dan paling mendasar bagi terbentuknya akhlak seseorang. Karena agama apapun tentu didalamnya mengajarkan tentang kebaikan. Bagaimana hubungan dengan Tuhan dan manusia, semua diatur dan dijabarkan dengan detail dalam agama. Sehingga seseorang yang memiliki dasar agama dengan baik dan kuat, akan tahu bagaimana bersikap terhadap orang tua, terhadap orang lain dan lingkungan sekitarnya. Dan ilmu agama ini jangan ditinggalkan hanya karena kesibukan. Sebab percuma saja saat kecil belajar agama tapi setelah dewasa justru nol agama. Pengaruh lingkungan bisa melunturkan ketaatan seorang anak dalam beragama, sehingga banyak terjadi ketika dewasa malah tak terkendali. Sebab ilmu agamanya telah luntur. Jaga, jangan sampai hal ini terjadi.

2. Lakukan komunikasi dua arah 

Komunikasi. Satu hal ini menjadi kunci uta
ma dalam hubungan apapun dan dilingkungan manapun. Maka masalah komunikasi jangan sampai diabaikan. Lalu komunikasi seperti apa yang harus dilakukan? Tentu yang dua arah. Dalam hal ini kita sebagai orang tua jangan hanya memerintah. Tapi juga mau bertanya dan mendengarkan pendapat anak. Sehingga anak bisa lebih terbuka terhadap orang tua. Jika sudah demikian, akan mudah bagi orang tua untuk memberi pengarahan dan nasihat.

Dua hal di atas merupakan benteng utama bagi kita (keluarga) dalam mewaspadai perilaku menyimpang yang ada di sekitaran. Apakah cukup hanya itu saja yang harus kita lakukan? Tentu tidak.

Ada banyak hal lain yang harus kita ketahui dan lakukan. Antara lain :

1 . Jangan mudah percaya

Yah, jangan mudah percaya kepada siapa pun. Termasuk keluarga terdekat. Sebab pengawasan anak sepenuhnya tanggung jawab kita sebagai orang tua. Mungkin orang lain itu bisa dititipi anak. Tetapi belum tentu bisa dewaspada dan seketat kita dalam urusan pengawasan. Lengah menjadi bumerang bagi kita yang bisa membahayakan diri anak. Lebih baik kita sendiri yang menjaga anak. Jika terkendala urusan pekerjaan, maka harus ada orang yang benar-benar dipercaya untuk mengurus hal ini.



2 . Jangan segan bertindak


Jika mengetahui telah terjadi suatu tindakan yang menyimpang. Kita jangan segan bertindak. Apalagi jika itu menyangkut anak. Ada undang-undang yang terkait perlindungan anak. Yakni UU Perlindungan Anak No.23 Tahun 2002, KUHP. Siapa pun yang melakukan harus berani kita laporkan. Untuk memberi efek jera pada pelaku. Sehingga ia tidak akan sembarangan dan menganggap remeh diri kita, yang berakibat pada anak-anak. 



3 . Bekali anak dengan pengetahuan sesuai tingkat usia

Pengetahuan tentang apa saja perilaku menyimpang itu harus kita ketahui dan beritahukan juga kepada anak. Tentu saja disesuaikan dengan usia mereka tentang bagaimana kita menyampaikannya. Agar mereka tahu dan bisa waspada.

Lalu apa saja sih yang termasuk perilaku menyimpang itu? Oh, banyak sekali. Mulai dari yang biasa sampai yang tidak biasa.

Beberapa contoh perilaku menyimpang yang harus diwaspadai :

1. Membully
2. Merokok dini
3. Inhalan ( menghirup lem)
4. Incest 
(hubungan sedarah)
5. Fedopilia ( pelecehan seksual terhadap anak-anak)
6. Lesbian (Penyuka sesama perempuan)
7. Homo (penyuka sesama lelaki)


Membully kawan patut ditindak karena merupakan tindakan kriminal tingkat awal


Merokok di usia dini yang harus dihentikan


Kegiatan ngelem yang sangat membahayakan jiwa


Hubungan sejenis yang dilaknat oleh Allah SWT

Hal-hal di atas bisa mulai kita jabarkan kepada anak-anak sesuai usianya. Agar mereka mengetahui bahwa semua itu merupakan tindakan yang tidak boleh dilakukan dan harus dihindari. Juga diwaspadai. Agar mereka tahu dan bisa menghindari.

Di sinilah fungsi komunikasi dua arah. Sehingga anak mengetahui dasar dari larangan atau perintah yang kita (orang tua) lontarkan. Dan di sini juga kita bisa memasukkan nilai-nilai agama dan nasihat kepada anak, mengenai ilmu agama yang sudah mereka pelajari. Salah satunya, bagi yang muslim. Tentang kenapa setelah usia 7 tahun anak lelaki dan perempuan mulai dipisahkan kamarnya. Mulai tidak boleh mandi bersama lagi dan lain sebagainya.

Jika ilmu agama sudah mereka dapat, nasihat tambahan yang kita berikan dapat mereka cerna dan terima dengan baik. Tidak harus adu urat yang membuat hubungan orang tua dan anak justru menjadi renggang. Pada akhirnya memang ilmu agama dan komunikasi dua arah yang baik menjadi kunci utama kita dalam mendidik anak. Agar kita semua terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. (Denik)

Sumber foto by Goegle


#PostinganTematik
#BloggerMuslimah

Tulisan ini diikutsertakan dalam Postingan Tematik Blogger Muslimah Indonesia

Komentar

  1. yup, karena semakin kesini sikap anak-anak makin aneh, ada baiknya dari dalam (keluarga) harus edukasi lebih banyak biar terhindar dari perilaku menyimpang O:)

    BalasHapus
  2. In sya Allah ketika kita sebagai orang tua sudah mengenalkan perilaku menyimpang itu tidak boleh dilakukan, diiringi dengan ilmu agama, Allah akan senantiasa menjaga anak kita. :)

    BalasHapus
  3. naudzubillah,. Allah yang Maha Pelindung, sebaik-sebaik tempat meminta perlindungan agar kita semua terhindar dari perilaku menyimpang

    BalasHapus
  4. Pada akhirnya kepatuhan kita pada perintah agama setidaknya meminimalisir terjadinya perilaku menyimpang pada diri dan juga keluarga kita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mba. Agama memang sangat penting peranannya dalam kehidupan kita.

      Hapus
  5. jadi ingat cerita teman sendiri yang menyimpang karena kurangnya kasih sayang dari orang tua :'(

    BalasHapus
  6. Huff.. Semoga kita bisa menyelamatkan generasi dr perilaku menyimpang ya

    BalasHapus
  7. Komunikasi dalam keluarga memang berperan penting ya, Mbak. Jangan sampai anak2 mencari pelarian lain karena tak mendapat perhatian di kekuarganya sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mba. Duh, kalau di rumah sudah saling diam asyik dengan gadget masing-masing. Tinggal tunggu saja akibatnya.

      Hapus
  8. Itulah gunanya rumah ya mbak. Sebagai pendidikan dini anak, agar mereka nggak terjerumus ke hal-hal negatif diluar sana.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mba. Karena itu ciptakan suasana rumah seperti di surga. kalau anak sudah tidak betah di rumah, bahaya.

      Hapus
  9. Yup mbak komunikasi orang tua dan anak penting. Zaman now ortu gak bisa mebdiktrin seperti zaman kita dulu. Akibatnya anak-anak malah akan menjaga jarak dengan kita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mba. Duh, gak kebayang kalo anak-anak sudah mengambil jarak dengan orangtuanya.

      Hapus
  10. Mbak Denik, saran masukan, foto-foto yang Mbak gunakan sebaiknya diberi penjelasan sumbernya dari mana. :)

    Banyak hal menyimpang saat ini yang terlihat wajar dan normal ya Mbak, benteng keluarga dan komunikasi menjadi hal utama saat ini.

    BalasHapus
  11. Oiya, terima kasih Mba atas saran dan masukannya.

    BalasHapus
  12. Judulnya bener nih: ilmu agama dan komunikasi dua arah. Ini harus terus dibangun dan dibenahi terus ya, Mbak. Karena memang seiring pertambahan usia anak, akan banyak tantangannya. PR yang terus harus diemban para ortu, nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mba. Saya berpendapat komunikasi dua arah itu harus dijaga seterusnya. Apalagi mendekati usia-usia kritis.

      Hapus
  13. Betul sekali Mba Denik, harus makin peluk erat anak-anak :(

    BalasHapus
  14. pada intinya kita sebagai orang tua harus mampu membangun bonding yang bagus dengan anak dan menanamkan keimanan sejak dini ya mbak.

    BalasHapus
  15. Itu alasannya, kelak kalau sudah punya anak aku nggak mau nitipin ke orang lain.

    Karena mereka hanya merawat, tidak terlalu memikirkan mendidik dengan baik. Takutnya, kalau ada perbuatan menyimpang dari baby sitter yang bisa mempengaruhi anak.

    BalasHapus
  16. Iya, Mba. Tidak mudah mencari orang yang bisa dipercaya itu.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Misteri Pohon Besar di Kalibata City Apartement

Saat saya sedang berjalan-jalan di Kalibata City Apartment, Jakarta Selatan. Pandangan saya tertarik pada sebuah pohon besar di samping belakang apartement. Ukuran pohonnya memang besar sekali. Pikir saya. ”Kenapa tidak ditebang? Bisa bahaya kalau roboh.”  Dokumen pribadi Saya pun iseng menanyakan hal tersebut kepada kawan yang sudah lama tinggal di sana. Jawabannya sungguh membuat merinding bulu kuduk.  “Gak ada yang bisa menebang pohon tersebut. Karena banyak penunggunya. Setiap malam ada saja yang melihat penampakan-penampakan dibawah pohon itu.”  Hiiii...Seram juga ya, pikir saya. “Makanya ada semacam meja kecil diatas pohon itu. Untuk tempat sesajen. Biar penunggunya gak mengganggu orang-orang di sini,” papar kawan saya. Diam-diam ada rasa penasaran dalam hati saya. Seperti apa sih pohon itu jika dilihat dari dekat?  Maka saya pun mendekati pohon tersebut. Memang besar sekali. Terlihat dari batangnya yang besar dan tinggi. Nama pohonnya ternyata pohon mahoni. Usianya lebih

Alhamdulillah Bisa Kentut

Uuupppss!!! Ini bukan bicara jorok atau kotor. Tapi hanya untuk mengingatkan. Bahwa maaf, kentut itu termasuk anugerah terindah yang patut disyukuri. Loh! Kok? Eits, jangan bengong begitu ah. Coba saja rasakan ketika kita beberapa hari ternyata enggak bisa kentut. Rasanya ini perut kembung dan enggak enak. Tapi begitu bisa kentut. Rasanya legaaaa...sekali. Bisa terbayang toh bagaimana mereka yang tidak bisa kentut atau BAB (Buang air besar) akhirnya harus ke rumah sakit untuk diambil tindakan. Maka bersyukurlah kita yang bisa kentut setiap saat. Selama ini kita mengucapkan syukur itu jika berhubungan dengan rezeki dan sesuatu yang menyenangkan.  "Alhamdulillah dagangan hari ini ludes."  Atau  "Alhamdulillah si kakak juara kelas." Sangat jarang jika mengeluarkan kentut langsung mengucap Alhamdulillah. Padahal kentut salah satu nikmat yang luar biasa.  Jadi mulai sekarang biasakan mengucap syukurnya bukan saja ketika berhubungan dengan rezeki dan gengsi.

Gaya Rambut Muslimah yang Dianjurkan

Gaya rambut seseorang biasanya mengikuti karakter diri orang tersebut. Jika ia seorang yang aktif dan energik. Maka gaya rambut yang dipilih biasanya model Demi Moore. Itu loh si cantik di film Ghost. Gaya rambut ala Demi Moore Image foto by Lifestyle Okezone Gaya rambut ala Demi Moore sempat nge-hits di jamannya. Atau gaya rambut ala Putri Diana. Mendiang istri Pangeran Charles dari Inggris ini tetap cantik dan anggun meski berambut pendek. Gaya rambut ala Putri Diana Image foto by pinteres Bagi orang yang memiliki rambut panjang disebut sebagai orang yang sabar. Karena memiliki rambut panjang memang butuh kesabaran. Terutama dalam hal perawatan. Image foto by tagged.com Sementara orang yang menyukai gaya rambut pendek disebut sebagai orang yang tidak sabaran. Ingin serba cepat dalam bertindak. Tentu orang yang seperti ini tidak akan sabar kalau harus merawat rambut. Itu semua pendapat yang saya yakini ketika belum berhijab. Setelah berhijab dan mengetahui