Langsung ke konten utama

Pilih Mana? Kondangan di Gedung atau di Rumah

Menghadiri upacara pernikahan atau biasa disebut dengan kondangan, merupakan tradisi didalam masyarakat yang memiliki berbagai keunikan tersendiri. Sesuai dengan kultur dan kebiasaan yang ada di suatu daerah.

Ketika saya kecil dan masih lekat diingatan, jika diajak kondangan berarti menghadiri upacara pernikahan di sebuah rumah yang telah dihias sedemikian indah dan menarik. Acaranya pun berlangsung dari pagi hari sampai esok pagi lagi. Melekan orang Jawa bilang.

Seiring berjalannya waktu. Ketika saya mulai beranjak besar. Pelan-pelan tradisi kondangan di rumah sudah mulai jarang saya temui, pindah di gedung. Ada yang menggunakan balai desa sebagai tempat menggelar acara hajatan, atau di hotel mewah. Bahkan di restoran.

Banyak faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut. Mulai dari kondisi rumah yang tidak memungkinkan untuk menggelar hajatan alias sempit. Sampai faktor tak mau ribet alias memilih serba praktis. Ditambah pertambahan penduduk yang memicu sempitnya pemukiman warga. Maka muncullah EO atau Event Organizer yang menawarkan paket pesta lengkap, sesuai budget.

Maka kini, kondangan di gedung menjadi suatu hal yang lumrah. Bahkan menjadi semacam keharusan demi menaikkan gengsi keluarga. Orang pun dengan nada biasa atau sinis kerap melontarkan pertanyaan yang seolah menghakimi secara tidak langsung. "Acaranya di gedung atau di rumah?" Jika jawabannya di rumah maka enteng saja berpraduga, "Oh, mungkin enggak punya biaya untuk sewa gedung. Jadi di rumah saja."

Aneka suguhan yang tersaji saat kondangan di rumah

Seharusnya tidak perlulah melontarkan kata-kata seperti itu. Sebab jika didengar oleh si empunya hajat, akan membuatnya tersinggung. Terjadilah perseteruan antar tetangga. Bersikap bijaklah agar tidak menimbulkan perpecahan. Mau mengadakan resepsi di gedung atau di rumah bebas saja. Semua memiliki alasan masing-masing. Sebagai orang yang diundang, kita tinggal datang dan memberi ucapan serta turut mendoakan kebahagiaan bagi kedua mempelai. Tidak perlu berkomentar yang tidak perlu.

Sebagai si pemilik hajatan tentu memiliki pertimbangan masing-masing dalam menentukan tempat acara. Sementara kita sebagai orang yang diundang. Juga merasakan perbedaan antara kondangan di rumah dengan kondangan di gedung.

Berikut ini plus minus kondangan di rumah:
- Tidak terikat jam
- Bisa datang selonggarnya waktu kita
- Tidak harus mempersiapkan gaun khusus
- Menu yang tersedia kadang biasa saja
- Ada suguhan lain yang tak terduga
- Tamunya lebih banyak
- Bisa lebih lama dan santai menikmati suguhan

Plus minus kondangan di gedung:
- Waktunya dibatasi
- Suka tegang karena berkejaran dengan waktu dan macet
- Perlu mempersiapkan gaun khusus
- Hidangan yang tersaji biasanya beraneka macam
- Bisa foto-foto cantik di tempat resepsi
- Ada foto boothnya
- Jika kateringnya curang, menu makanannya kerap habis sebelum jamnya


Salah satu suguhan yang tersedia saat kondangan di rumah

Suguhan unik yang tak terduga saat kondangan di rumah

Bebas seseruan saat kondangan di rumah


Dekorasi dan tata gedung dalam resepsi di gedung

Ruang makan yang tertata apik di gedung resepsi
Foto booth salah satu sudut menarik saat kondangan di gedung

Dari plus minus kondangan di rumah dan di gedung, saya pribadi lebih senang kondangan di rumah. Lebih bebas dan santai menikmati hidangan, serta berbincang-bincang dengan tuan rumah. Atau dengan rekan dan kerabat yang biasanya jarang bertemu, tapi bisa berjumpa di acara kondangan seperti ini. Kalau Anda lebih suka kondangan di mana? Apapun pilihannya, yang terpenting adalah doa bagi kedua mempelai. Kehadiran kita pun menjadi kebahagiaan tersendiri bagi tuan rumah. Itu yang utama. Bisa memberikan kebahagiaan kepada orang lain. (Denik)

Sumber foto dokumen pribadi


Komentar

  1. Saya sendiri waktu nikah bikin acaranya di rumah. Alasannya ya karena biaya, tapi alhamdulillah tetap pakai jasa WO sehingga semua-semuanya udah ada yang urusin. Bahkan selepas acara pun kami nggak perlu beres-beres apapun sampai urusan nyapu rumah. Tapi kalo menghadiri undangan, sejujurnya saya lebih nyaman hadir ke gedung karena kalau ternyata rumah si pemilik hajat letaknya di gang kecil atau kondisi menyulitkan lainnya jadi nggak nyaman aja. Tapi yang namanya kemampuan orang kan beda-beda ya. Jadi ya menyesuaikan aja. Kalau misalnya tempat kondangan kurang nyaman, biasanya saya memilih untuk menyegerakan urusan dan segera pulang. Yang penting kan kewajiban hadir dan doanya sudah ditunaikan.

    BalasHapus
  2. Kalau saya malah suka di gedung. Pun kalau urusan resepsi pernikahan, saya akan lebih dulu menyebut gedung. Karena selain waktunya singkat, juga nggak perlu terlalu lelah bebersih rumah sehabis acara.

    BalasHapus
  3. Kalau rumahnyanhalamnya luas sih enak kak, kalau gak punya lahan itu yang susah hehe. Pilihannya pasti ke gedung. Selain itu rumah juga gak kotor kan..

    BalasHapus
  4. Kalau sy dua2nya sih mbak, hehe soalnya waktu nikah kemarin, bikin acara di rumah sama di gedung juga tp klu ke kondangan di gedung emang sifatnya lebih formal. Jadi klu sukanya yg lebih bebas, ya pilihnya kondangan di rumah aja 😀

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Dari Dekat Para Pengisi Suara Animasi "Doraemon"

DORAEMON. Salah satu film animasi yang cukup populer di Indonesia. Merupakan judul sebuah manga dari Jepang karya Fujiko F. Fujio. Terbit pertama kali pada Desember 1969. Doraemon adalah sebuah robot musang yang datang dari abad ke-22. Doraemon dikirim untuk menolong Nobita. Seorang anak kelas 5 Sekolah Dasar yang sangat pemalas. Tujuannya agar keturunan Nobita dapat menikmati kesuksesan di masa depan, tidak menderita akibat sifat pemalas Nobita. Dalam cerita ini Nobita suka lalai dan tidak mau mendengarkan apa kata Doraemon. Sehingga benda-benda dari Doraemon yang gunanya untuk membantu dan mewujudkan keinginan Nobita, kerap jatuh ke tangan teman-temannya yang usil. Kekacauan pun terjadi karena ulah teman-temannya. Gian, Shizuka, dan Suneo adalah tokoh-tokoh sentral dalam cerita ini. Anime Doraemon dan kawan-kawan        Di Indonesia anime Doraemon dikenal sejak 13 November 1988 sampai sekarang. Disiarkan oleh stasiun tel...

Layar Tancap Dalam Kenangan

Pada suatu hari ketika saya melewati sebuah perkampungan yang sedang menggelar hajatan, ada sebuah pemandangan yang tiba-tiba menggelitik hati. Yaitu layar tancap (layar tancep). Sesuatu yang sudah jarang sekali ditemukan. Apalagi di zaman sekarang.  Dokumen pribadi Padahal beberapa tahun yang lalu layar tancap pernah menjadi primadona masyarakat. Terutama masyarakat kalangan menengah ke bawah. Dahulu dalam setiap acara hajatan terutama jika masyarakat Betawi yang menggelarnya, layar tancap menjadi sebuah hiburan yang ditunggu-tunggu. Semacam tren mark yang tak boleh dilewatkan. Bahkan bisa menaikkan gengsi si pemilik hajat, bila dilihat dari jenis layar tancap yang disewa. Mabak. Itu salah satu jenis layar tancap yang dianggap paling bagus. Dari tampilan di layar, kejernihan suara dan kualitas gambar yang baik, mabak memang berbeda. Oleh karena itu harga sewanya konon mahal. Tak heran bila si empunya hajatan lantas disebut sebagai orang yang mampu. Sekitar tahun 1990-an ke...

Misteri Pohon Besar di Kalibata City Apartement

Saat saya sedang berjalan-jalan di Kalibata City Apartment, Jakarta Selatan. Pandangan saya tertarik pada sebuah pohon besar di samping belakang apartement. Ukuran pohonnya memang besar sekali. Pikir saya. ”Kenapa tidak ditebang? Bisa bahaya kalau roboh.”  Dokumen pribadi Saya pun iseng menanyakan hal tersebut kepada kawan yang sudah lama tinggal di sana. Jawabannya sungguh membuat merinding bulu kuduk.  “Gak ada yang bisa menebang pohon tersebut. Karena banyak penunggunya. Setiap malam ada saja yang melihat penampakan-penampakan dibawah pohon itu.”  Hiiii...Seram juga ya, pikir saya. “Makanya ada semacam meja kecil diatas pohon itu. Untuk tempat sesajen. Biar penunggunya gak mengganggu orang-orang di sini,” papar kawan saya. Diam-diam ada rasa penasaran dalam hati saya. Seperti apa sih pohon itu jika dilihat dari dekat?  Maka saya pun mendekati pohon tersebut. Memang besar sekali. Terlihat dari batangnya yang besar dan tinggi. Nama pohonnya ternyata pohon mah...