Perkembangan teknologi yang begitu pesat berpengaruh kepada gaya hidup masyarakat. Terutama dalam urusan komunikasi.
Alat komunikasi jaman dulu selain telepon ada yang namanya pager. Benda kecil yang hanya bisa mengirimkan pesan singkat. Tidak bisa digunakan untuk menelpon. Benda ini sangat bermanfaat sebagai ganti telegram atau surat.
Dokumen pribadi
Alat komunikasi tertulis yang pengirimnya membutuhkan waktu. Paling cepat satu hari baru tiba. Sementara pager dalam hitungan detik pesan yang kita kirim sudah bisa dibaca oleh si penerima. Tentu saja oleh sesama pengguna pager.
Seiring perkembangan jaman, kedudukan pager tergantikan oleh kehadiran ponsel alias telepon seluler. Alat komunikasi yang bisa digunakan untuk bertelepon ria dan mengirimkan pesan.
Ketika semua orang sudah mulai menggunakan ponsel, komunikasi antar sesama semakin lancar. Hampir semua orang memiliki ponsel. Ponsel sudah menjadi bagian dari gaya hidup.
Ponsel pertama yang saya miliki adalah produk Siemens. Bentuknya kecil dan berat. Selanjutnya ponsel Nokia.
Ada banyak model ponsel Nokia yang bisa dipilih saat itu. Namun pilihan saya jatuh pada ponsel NOKIA 2700 clasic. Warna merah hati. Simpleks dan terjangkau
Bersama ponsel Nokia 2700 classic, ada banyak cerita yang saya ukir. Termasuk cerita tentang si dia. Cukup lama saya menggunakan ponsel model ini sebelum beralih ke Android.
Hasil fotonya bagus. Suaranya jernih. Aplikasi untuk internet pun oke. Meski layarnya kecil. Tetapi dengan ponsel ini saya mulai aktif di dunia maya.
Tidak berapa lama, muncullah ponsel baru dengan tipe Android. Hampir semua orang beralih ke ponsel android. Termasuk saya.
Sebenarnya bukan karena saya ingin gaya-gayaan. Tetapi saat itu aktifitas menulis saya sebagai seorang blogger mulai meningkat. Otomotis saya memerlukan ponsel yang bisa mendukung aktifitas.
Maka mulailah saya beralih ke ponsel android. Lalu bagaimana dengan nasib ponsel lama ini? Tentu saya simpan baik-baik. Dan tetap digunakan. Karena ada alat perekam dan musiknya. Jadi lebih untuk mendengarkan musiknya saja.
Suatu hari pernah jatuh oleh bocah. Tampilan luarnya jadi jelek karena harus diberi solatif. Tetapi masih bisa berfungsi. Makanya saya simpan saja untuk kenang-kenangan. Produk NOKIA memang dikenal "bandel."
Jadi biarpun jatuh tetap baik-baik saja. Sayang lama-kelamaan NOKIA mundur dari peredaran. Kalah saing dengan Android. Tetapi saya tetap mempertahankannya. Saya cari show roomnya untuk berjaga-jaga jika ponsel ini bermasalah.
Dan ternyata masih ada show room NOKIA. Hanya saja cukup lama menunggunya jika ada yang diservis. Suku cadang aslinya mulai langka di pasaran.
Ketika belum lama ini ponsel android saya bermasalah. Ponsel Nokia ini tampil sebagai pahlawan. Saya masukkan kartu SIM lama dan ternyata bisa dinyalakan.
Akhirnya setelah sekian tahun ponsel ini terpakai juga. Alhamdulillah. Sangat membantu.
Untung dahulu tidak saya jual. Sehingga saat darurat seperti ini bisa dimanfaatkan. Lalu berapa pasaran harganya sekarang jika ingin dijual lagi.
Harga saat pertama saya membelinya Rp 900.000. Saat ini ponsel Nokia tersebut dihargai Rp 200.000. Jauh sekali ya? Begitulah. Turun drastis. Padahal jika dilihat dari sisi kelangkaannya, ponsel ini bisa dihargai mahal loh!
Meski begitu saya sih sayang-sayang mau menjualnya. Biar jadul tetap mantul. Dan yang terpenting, ponsel ini masih berfungsi untuk menelpon dan sms. Kenangan bersamanya yang tak tergantikan. (EP)
Seiring perkembangan jaman, kedudukan pager tergantikan oleh kehadiran ponsel alias telepon seluler. Alat komunikasi yang bisa digunakan untuk bertelepon ria dan mengirimkan pesan.
Ketika semua orang sudah mulai menggunakan ponsel, komunikasi antar sesama semakin lancar. Hampir semua orang memiliki ponsel. Ponsel sudah menjadi bagian dari gaya hidup.
Ponsel pertama yang saya miliki adalah produk Siemens. Bentuknya kecil dan berat. Selanjutnya ponsel Nokia.
Ada banyak model ponsel Nokia yang bisa dipilih saat itu. Namun pilihan saya jatuh pada ponsel NOKIA 2700 clasic. Warna merah hati. Simpleks dan terjangkau
Dokumen pribadi
Bersama ponsel Nokia 2700 classic, ada banyak cerita yang saya ukir. Termasuk cerita tentang si dia. Cukup lama saya menggunakan ponsel model ini sebelum beralih ke Android.
Hasil fotonya bagus. Suaranya jernih. Aplikasi untuk internet pun oke. Meski layarnya kecil. Tetapi dengan ponsel ini saya mulai aktif di dunia maya.
Tidak berapa lama, muncullah ponsel baru dengan tipe Android. Hampir semua orang beralih ke ponsel android. Termasuk saya.
Sebenarnya bukan karena saya ingin gaya-gayaan. Tetapi saat itu aktifitas menulis saya sebagai seorang blogger mulai meningkat. Otomotis saya memerlukan ponsel yang bisa mendukung aktifitas.
Maka mulailah saya beralih ke ponsel android. Lalu bagaimana dengan nasib ponsel lama ini? Tentu saya simpan baik-baik. Dan tetap digunakan. Karena ada alat perekam dan musiknya. Jadi lebih untuk mendengarkan musiknya saja.
Suatu hari pernah jatuh oleh bocah. Tampilan luarnya jadi jelek karena harus diberi solatif. Tetapi masih bisa berfungsi. Makanya saya simpan saja untuk kenang-kenangan. Produk NOKIA memang dikenal "bandel."
Jadi biarpun jatuh tetap baik-baik saja. Sayang lama-kelamaan NOKIA mundur dari peredaran. Kalah saing dengan Android. Tetapi saya tetap mempertahankannya. Saya cari show roomnya untuk berjaga-jaga jika ponsel ini bermasalah.
Dan ternyata masih ada show room NOKIA. Hanya saja cukup lama menunggunya jika ada yang diservis. Suku cadang aslinya mulai langka di pasaran.
Ketika belum lama ini ponsel android saya bermasalah. Ponsel Nokia ini tampil sebagai pahlawan. Saya masukkan kartu SIM lama dan ternyata bisa dinyalakan.
Akhirnya setelah sekian tahun ponsel ini terpakai juga. Alhamdulillah. Sangat membantu.
Untung dahulu tidak saya jual. Sehingga saat darurat seperti ini bisa dimanfaatkan. Lalu berapa pasaran harganya sekarang jika ingin dijual lagi.
Harga saat pertama saya membelinya Rp 900.000. Saat ini ponsel Nokia tersebut dihargai Rp 200.000. Jauh sekali ya? Begitulah. Turun drastis. Padahal jika dilihat dari sisi kelangkaannya, ponsel ini bisa dihargai mahal loh!
Meski begitu saya sih sayang-sayang mau menjualnya. Biar jadul tetap mantul. Dan yang terpenting, ponsel ini masih berfungsi untuk menelpon dan sms. Kenangan bersamanya yang tak tergantikan. (EP)
#Day13
#ODOP
#Teknologi
#estrilookCommunity
Yang jadul yang mantul.. Keren kak..
BalasHapusHihihi...iya. Terima kasih atas kunjungannya ya? Salam hangat.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus