Langsung ke konten utama

Reuni SMEA 18 Angkatan 1994 Usung Tema Silaturahmi, Sehat, Kompak Selalu

Minggu, 8 September 2019 alumni SMEA 18 Angkatan 1994 berkumpul di Pasar Tiban, Desa  Wisata, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur untuk reunian.

Acara yang sudah digagas sejak beberapa bulan yang lalu ini mengusung tema "Silaturahmi, Sehat, Kompak Selalu."

Reuni ini bertujuan untuk menjalin silaturahmi dengan kawan-kawan dari semua jurusan. Jurusan keuangan, perkantoran dan perdagangan. Tiga jurusan yang ada saat itu.

Logo reuni 

Kalau untuk per jurusan tentu masing-masing grup sudah sering mengadakan pertemuan. Sehingga hubungan di antara kawan satu jurusan sudah tidak asing.

Tetapi untuk kumpul-kumpul dengan semua jurusan atas nama reuni bukanlah hal mudah. Butuh waktu  dan proses yang tidak sebentar untuk mengkoordinir kegiatan ini. Maka momen 25 tahun selepas kita lulus dari sekolah menjadi waktu yang tepat untuk mengadakan reuni.

Acung jempol kepada kawan-kawan yang duduk dijajaran panitia. Mereka rela meluangkan waktu demi mewujudkan reuni ini. Saya pribadi sangat menghargai kerja keras mereka. Oleh karena itu segera saya niatkan untuk ikut serta. Meski sejujurnya saya tidak yakin apakah di hari H bisa hadir, mengingat jadwal kegiatan yang sudah full hingga bulan Desember.

Rekan-rekan panitia dari tiga jurusan

Pokoknya niat dulu. Soal hasil akhirnya seperti apa? Itu serahkan pada Tuhan. Dia yang Maha Penentu atas segala sesuatu. Yang penting saya sudah memiliki niat baik untuk silaturahmi dengan kawan-kawan. Juga untuk menghargai kerja keras panitia.

Maka saya katakan pada panitia bahwa saya akan ikut. Tetapi masih tentatif. Sambil menunggu jadwal kegiatan di bulan September yang belum turun.

Pada Minggu pertama bulan September ini saya dan kawan-kawan sanggar sastra akan tampil dalam parade sastra. Hanya saja waktunya belum pasti. Antara tanggal 7 atau 8 September. 

Begitu jadwal kegiatan turun dan dipastikan bahwa tanggal 7 September kami pentas. Maka undangan reuni di tanggal 8 September saya iyes-kan. Selesai sudah urusan.

Eits, ternyata tidak lantas semua lancar jaya. Ada hal-hal yang tak terduga dan harus di istighfari. Sabtu tanggal 7 September itu rupanya jadwal saya full day. Sejak pagi sampai siang saya masih harus berlatih. Sore harinya cek sound dan kostum. Malam harinya tampil.

Persiapan pementasan

Belum lagi mengurus adik yang malamnya mengalami musibah kecelakaan motor. Rasanya niat dan profesionalisme saya benar-benar diuji. Mengingat semua hal tersebut menguras energi.

Alhamdulillah semua berjalan lancar. Meski tiba di rumah baru pukul 02.00 dini hari. Waktu yang ternyata mempengaruhi kondisi fisik. Rasa letih yang luar biasa ditambah rasa kantuk yang hebat membuat tubuh sedikit limbung. Saya harus bisa tidur nyenyak meski tidak mudah dalam kondisi seperti ini.

Saya paksakan diri untuk tidur sekitar 1-2 jam agar tidak ambruk. Jarak Tangerang- TMII lumayan jauh. Apalagi dalam kondisi seperti ini. Dengan mengendarai motor pula. Alhamdulillah saya bisa tidur walaupun sebentar.

Tepat azan subuh berkumandang saya terjaga. Masih lemas dan mengantuk sebenarnya. Tubuh rasanya melayang-layang. Tetapi teringat janji dengan salah satu kawan untuk sama-sama datang ke reuni. Maka saya pun segera mempersiapkan diri.

Setelah selesai mandi, mengangkat telepon kawan yang memastikan bahwa saya akan datang lalu menyeruput segelas susu hangat. Saya pun segera meluncur menuju TMII.

Tepat satu jam perjalanan saya pun tiba ditujuan. Kawan yang tadi menelpon sudah sampai lebih dulu. Setelah ber-say hi dengan panitia yang saya lupa namanya. Bersama kawan yang sampai duluan itu saya pun segera masuk ke TMMI untuk menuju lokasi acara. Yakni di Desa Wisata.

"Lo tahu Nay, tempatnya?" tanya kawan saya.

"Hohoho...TMII aja sih kecil. Gini-gini gue pernah juara I lomba jelajah museum TMII. Jadi tahulah tempatnya," sahut saya sombong. (Tentu saja dalam kontek guyon)

Manusia tidak pantas berlaku sombong. Apa pula yang mau disombongkan? Wong semua yang kita miliki tak akan dibawa saat kematian menjemput. Hanya selembar kain kafan yang kita kenakan tanpa bisa menawar. (Bagaimana mau menawar? Apalagi menolak. Lha, kitanya terbujur kaku bak seonggok kayu).

Selain itu kita ini manusia, tercipta dari setetes mani yang semut saja tak mau mendekati. Kok bisa-bisanya begitu menjadi manusia sombongnya bukan kepalang.  Sadar dirilah. (Eh, kok jadi ceramah). Ini sekadar pengingat diri saja.

Kembali ke laptop. Eh, kembali ke acara reuni. Begitu tiba dilokasi acara. Belum ada peserta yang hadir. Hanya panitia dan keluarganya yang terlihat. Tak apalah. Yang penting sudah sampai ditujuan dengan selamat. Lagi pula jadwal acara kan pukul 08.00- selesai. Berarti kami on time. Yeaaaah...(memuji diri sendiri).

Nomor door prize yang cantik. 

Kami pun ber-say hi dengan panitia yang ada. Sebagian sudah sering bertemu. Sebagian baru kali ini bertemu. Begitu pula dengan keluarga mereka. Ada yang sudah pernah bertemu. Ada juga yang belum pernah bertemu tetapi familiar karena sering melihat wajahnya di beranda Facebook.

Senang rasanya bisa bertemu kembali dengan kawan-kawan lama. Apalagi saat satu per satu kawan yang lain berdatangan. Dari jurusan perdagangan, keuangan dan perkantoran. Rasanya senang bukan main.

Kawan yang juga orang tua murid saya

Apalagi saat bertemu dengan kawan-kawan dari jurusan perdagangan rasanya exciting sekali. Karena salah satu dari mereka adalah orang tua dari murid saya. Jadilah kami berkangen-kangen sambil bercerita tentang anak-anak. Sebab terakhir bertemu dengan anak murid yang adalah anak si kawan ini saat masih SMP. Sekarang sudah mahasiswi.

Selain itu ada juga yang sewaktu SMP satu sekolah. Meski tergabung dalam grup WAG SMP tetapi jarang bertemu. Jadilah pertemuan di reuni ini menjadi ajang kangen-kangenan juga.

Bersama kawan-kawan dari jurusan perdagangan

Meski sebagian ada yang tidak saya ingat nama-namanya. Tetapi tetap seru dan menyenangkan. Inilah indahnya silaturahmi.

Semakin siang keseruan semakin menjadi. Karena kawan-kawan dari semua jurusan sudah mulai berdatangan. Wajah dan postur tubuh kawan-kawan sudah berubah. Meski ada yang tak berubah dari sisi wajah. Betapa waktu mampu mengubah segalanya.

Kawan-kawan dari jurusan perkantoran

Tak berapa lama acara pun segera dimulai. Diawali dengan pembacaan doa dari salah satu alumni. Sambutan dari ketua panitia. Dan dilanjutkan dengan acara-acara lainya. Ada permainan dengan peserta dari perwakilan jurusan. 

Para perwakilan jurusan sedang mengikuti permainan di atas panggung

Dilanjutkan dengan pengundian door prize. Hiburan berupa lagu-lagu dari biduan panggung dan juga dari alumni yang bersedia. Untuk urusan door prize saya tidak terlalu berharap. Sebab saya bukan termasuk orang yang beruntung dalam urusan door prize.

Tetapi siapa sangka kalau nomor saya ikut keluar sebagai penerima door prize. Wah, ini sesuatu yang tak diduga.  Yeaahhh...(happy)

Hadiah door prize

Acara semakin seru sekaligus menegangkan. Karena ada door prize dengan hadiah DP umroh. Saya yang mencoba ikut menjawab tantangan yang diberikan olah panitia ternyata belum dikodar untuk umroh. Padahal pertanyaan tersebut yakin bisa saya jawab. 

Hanya karena terpeleset satu huruf, batal sudah meraih DP umroh. Inilah yang disebut kodarullah. Jika belum kodar-Nya,  maka belum bisa diraih. Jika sudah kodar-Nya, meski tidak diminta maka enteng saja tertuju kepada si penerima.

Foto seluruh angkatan 1994

Tak terasa waktu sudah sampai diujung acara. Sebelum bubar dan berpisah, seluruh alumni dari tiga jurusan foto bersama. Sebelumnya didahului dengan saling maaf-memaafkan di antara kami. Saling mendoakan agar sehat selalu dan bisa bertemu kembali di lain kesempatan.

Seperti moto reuni kali ini "Silaturrahmi, Sehat, Kompak Selalu. Semoga dengan silaturrahim ini jiwa kita menjadi lebih tenang dan damai serta Sehat. Kompak selalu.  (EP)



#Day9
#ODOP
#artikel
#EstrilookGanes












Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Dari Dekat Para Pengisi Suara Animasi "Doraemon"

DORAEMON. Salah satu film animasi yang cukup populer di Indonesia. Merupakan judul sebuah manga dari Jepang karya Fujiko F. Fujio. Terbit pertama kali pada Desember 1969. Doraemon adalah sebuah robot musang yang datang dari abad ke-22. Doraemon dikirim untuk menolong Nobita. Seorang anak kelas 5 Sekolah Dasar yang sangat pemalas. Tujuannya agar keturunan Nobita dapat menikmati kesuksesan di masa depan, tidak menderita akibat sifat pemalas Nobita. Dalam cerita ini Nobita suka lalai dan tidak mau mendengarkan apa kata Doraemon. Sehingga benda-benda dari Doraemon yang gunanya untuk membantu dan mewujudkan keinginan Nobita, kerap jatuh ke tangan teman-temannya yang usil. Kekacauan pun terjadi karena ulah teman-temannya. Gian, Shizuka, dan Suneo adalah tokoh-tokoh sentral dalam cerita ini. Anime Doraemon dan kawan-kawan        Di Indonesia anime Doraemon dikenal sejak 13 November 1988 sampai sekarang. Disiarkan oleh stasiun tel...

Layar Tancap Dalam Kenangan

Pada suatu hari ketika saya melewati sebuah perkampungan yang sedang menggelar hajatan, ada sebuah pemandangan yang tiba-tiba menggelitik hati. Yaitu layar tancap (layar tancep). Sesuatu yang sudah jarang sekali ditemukan. Apalagi di zaman sekarang.  Dokumen pribadi Padahal beberapa tahun yang lalu layar tancap pernah menjadi primadona masyarakat. Terutama masyarakat kalangan menengah ke bawah. Dahulu dalam setiap acara hajatan terutama jika masyarakat Betawi yang menggelarnya, layar tancap menjadi sebuah hiburan yang ditunggu-tunggu. Semacam tren mark yang tak boleh dilewatkan. Bahkan bisa menaikkan gengsi si pemilik hajat, bila dilihat dari jenis layar tancap yang disewa. Mabak. Itu salah satu jenis layar tancap yang dianggap paling bagus. Dari tampilan di layar, kejernihan suara dan kualitas gambar yang baik, mabak memang berbeda. Oleh karena itu harga sewanya konon mahal. Tak heran bila si empunya hajatan lantas disebut sebagai orang yang mampu. Sekitar tahun 1990-an ke...

Misteri Pohon Besar di Kalibata City Apartement

Saat saya sedang berjalan-jalan di Kalibata City Apartment, Jakarta Selatan. Pandangan saya tertarik pada sebuah pohon besar di samping belakang apartement. Ukuran pohonnya memang besar sekali. Pikir saya. ”Kenapa tidak ditebang? Bisa bahaya kalau roboh.”  Dokumen pribadi Saya pun iseng menanyakan hal tersebut kepada kawan yang sudah lama tinggal di sana. Jawabannya sungguh membuat merinding bulu kuduk.  “Gak ada yang bisa menebang pohon tersebut. Karena banyak penunggunya. Setiap malam ada saja yang melihat penampakan-penampakan dibawah pohon itu.”  Hiiii...Seram juga ya, pikir saya. “Makanya ada semacam meja kecil diatas pohon itu. Untuk tempat sesajen. Biar penunggunya gak mengganggu orang-orang di sini,” papar kawan saya. Diam-diam ada rasa penasaran dalam hati saya. Seperti apa sih pohon itu jika dilihat dari dekat?  Maka saya pun mendekati pohon tersebut. Memang besar sekali. Terlihat dari batangnya yang besar dan tinggi. Nama pohonnya ternyata pohon mah...