Langsung ke konten utama

Nh. Dini in Memoriam

Nurhayati Sri Hardini atau yang lebih dikenal dengan nama Nh. Dini kini hanyalah sebuah nama. Sosok novelis dan sastrawan perempuan Indonesia ini telah tiada. Namun nama dan karya-karyanya abadi di hati para penggemarnya. Saya salah satu penggemarnya tersebut. Ada sekelumit cerita yang ingin saya bagikan terkait sosok dan karyanya. Semoga menginspirasi.

Nh. Dini

Berita Duka Itu Bukan Hoax

Sebagai salah satu penggemar karya-karya Nh. Dini, tentu saja saya merasa kehilangan begitu mendengar kabar duka tentang dirinya. Sempat tidak percaya pada saat membaca berita kepergiannya tersebut dari cuitan seorang kawan di twitter. Segera saja saya membuka semua media online. Dan terhenyak karenanya. Berita itu benar adanya. Nh. Dini meninggal akibat kecelakaan mobil di tol Semarang.

Nh. Dini yang lahir di Semarang, 29 Februari 1936 ini meninggalnya pun di Semarang, 4 Desember 2018. Kecintaannya akan Kota Semarang tergambar dalam buku yang ia tulis berseri dalam "Cerita Kenangan." Sebuah Lorong di Kotaku, Padang Ilalang di Belakang Rumah, Langit dan Bumi Sahabat Kami dan Sekayu. Empat buku seri "Cerita Kenangan" yang menghantarkan pembaca pada masa kecil dan masa remaja Nh. Dini di Semarang.

Karyanya Sederhana Tapi Mengena di Hati

Buku selanjutnya pun banyak bercerita tentang Kota Semarang yang dibingkai dalam cerita mengenai persahabatan maupun keluarga. Salah satunya buku dengan judul "Jalan Bandungan." Berkisah tentang cinta dan persahabatan yang terjadi di Jalan Bandungan. Begitu terkesannya dengan buku ini, saya sampai melakukan perjalanan ke sana. Ingin mengetahui tentang daerah Ungaran dan Bandungan. Inilah kekuatan sebuah cerita. Memberi efek penasaran pada pembacanya.

Dokumen Pribadi

Tidak hanya cerita tentang Kota Semarang. Kisah Nh. Dini saat menjadi pramugari dan bertemu dengan suaminya ia tulis dengan apik dalam buku yang berjudul "Kemayoran." Selanjutnya cerita dirinya ketika menjadi istri seorang Konsul Jenderal mulai mewarnai tulisan-tulisannya. Dengan apik ia menceritakan tentang sosok seorang sahabat yang ditemuinya ketika mengikuti sang suami bertugas di Jepang. "Namaku Hiroko" menjadi judul buku tersebut dan merupakan buku pertama yang menghantarkan saya bergelut dengan buku-buku Nh. Dini lainnya.

Jatuh Suka Pada Karya Nh. Dini

Pertama kali mengenal karya Nh. Dini ketika saya duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama atau SMP. Saya mendapat tugas untuk meringkas buku sastra dari pengarang Indonesia yang namanya sudah ditentukan oleh pak guru. Nh. Dini termasuk didalamnya dan merupakan satu-satunya pengarang perempuannya yang tercantum.

Saya pun penasaran ingin mengetahui karya-karya Nh. Dini. Sejak itu jika berkunjung ke perpustakaan, hal pertama yang saya lakukan adalah mencari buku-buku Nh. Dini. Setelah itu buku lainnya. Namun saat itu hanya sebatas membaca saja. Belum bisa memiliki bukunya. Setelah memiliki penghasilan sendiri barulah mulai berburu bukunya untuk dikoleksi.

Kisah Perburuan Buku Nh. Dini

Beberapa buku karya Nh. Dini yang saya miliki menyimpan cerita tersendiri. Ada yang otot-ototan dengan penjualnya demi mendapatkan buku tersebut. Buku cetakan lama dan agak sedikit kotor tetapi dibandrol harga tinggi karena tahu saya kolektor. Saya punya patokan harga. Jadi kalau terlalu mahal agak mikir juga. Akhirnya buku itu berhasil saya dapatkan meski berjam-jam adu argumentasi.

Koleksi Pribadi

Buku lainnya didapat dari someone yang mengetahui saya sedang mengumpulkan buku Nh. Dini. Tiba-tiba mendapatkan kiriman paket buku yang sedang saya cari-cari. Catatannya singkat saja, "Tadi saya jalan-jalan ke toko buku. Lalu melihat buku yang sedang kamu cari. Ini saya belikan untukmu. Semoga suka." Tentu saja saya suka sekali menerimanya. Lebih dari satu pula. Memang ya kalau sudah rezekinya itu ada saja jalannya.

Ada lagi cerita seru lainnya. Yaitu saat mengikuti sebuah festival. Saya memamerkan buku-buku koleksi yang cukup langka. Salah satunya buku karya Nh. Dini. Entah bagaimana awalnya tiba-tiba ada panitia acara yang mendatangi both saya lalu memberi setumpuk buku Nh. Dini. "Ini untuk Mba. Semoga bisa menambah koleksinya." Wah, siapa yang tidak girang. Susah payah mengumpulkan satu per satu eh, ini malah diberi secara cuma-cuma. Lagi-lagi rezeki tak terduga.

Dan yang juga tak menyangka adalah hadiah giveaway. Sesungguhnya saya malas jika harus mengikuti giveaway. Kurang beruntung seringnya. Tetapi kali ini saya meraih hadiah yang memang saya incar. Yaitu buku Nh. Dini. Boleh memilih pula. Weh, senangnya.

Berkhayal ke Perancis Karena Buku

Setelah berkeluarga, tulisan Nh. Dini dalam buku-buku berikutnya banyak berkisah tentang kehidupannya selama di luar negeri. Terutama di Perancis tempat asal sang suami. Setelah buku "Namaku Hiroko" dan "Jepun Negerinya Hiroko" yang berlatar negara Jepang. Buku "La Barka, La Grande Borneo dan Argenteuil" berkisah tentang kehidupan Nh. Dini di Perancis.

Dokumen Pribadi

Menekuri cerita dalam buku tersebut melambungkan angan tentang kehidupan di negara Perancis. Saya sampai membayangkan bisa terbang ke Perancis dan ingin ke La Barka. Ini benar-benar efek bacaan yang sangat kuat. Jadi ke Perancis bukan karena tertarik melihat Menara Eiffel. Melainkan mengunjungi daerah La Barka dan perumahan La Grande Borne.

Nothing Writer's Perfect

Seberapa besarnya saya mengagumi sosok seorang penulis. Tetapi ia tetap manusia biasa yang memiliki kekurangan. Jadi ketika ada kabar bahwa Nh. Dini terlalu begini atau begitu. Saya berusaha memaklumi dan tidak mencampur aduk dengan hasil karyanya. Dan bukan berarti jadi tidak menyukainya. Saya tetap menyukai karya-karyanya.

Waktu Tak Pernah Menunggu. Do Now or Your will Losing

Salah satu keinginan seorang penggemar tentu ingin berjumpa dengan sosok yang dikaguminya. Hal tersebut yang ingin saya lakukan terhadap Nh. Dini. Mengunjungi kediamannya di Semarang.

Harapan saya sambil membawa semua koleksi buku karya-karyanya. Namun sayang belum lengkap jika mengikuti waktu yang ditentukan.

Jadi tak apalah dengan buku yang ada saja. Maka diniatkan libur akhir tahun yang lalu ingin berkunjung ke Semarang. Namun takdir berkata lain. Minggu pertama bulan Desember 2018 Nh. Dini telah lebih dulu dipanggil oleh Sang Pencipta. Berpulang keharibaannya.

Berita ini sekaligus pembelajaran bagi saya. Jangan suka menunda-nunda waktu. Sebab waktu tak pernah mau menunggu. Lakukan sekarang juga atau kamu akan kehilangan. (EP)

#inmemoriam
#satutahunwafatnyandini
#pengarangperempuanindonesia





Komentar

  1. Kita kehilangan salah satu sastrawan perempuan Indonesia. Aku juga suka membaca karya NH Dini. Semoga kelak kita bisa jadi sosok inspirasi seperti beliau ya mbak Denim. Aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiiin. Benar Mba. Sangat jarang penulis perempuan Indonesia yang seperti dirinya. Konsistensi dan total. Terima kasih atas kunjungannya ya Mba.

      Hapus
  2. MasyaAllah yaa Mba Denik ini. Hobi membacanya bisa membawa mengenal mereka satu persatu. Aku kalo baca hanya sebatas karya, atau tau namanya. Tidak pernah berpikir atau ingin bertindak lebih jauh dari itu.

    Padahal dengan begitu, kita bisa memiliki kedekatan tersendiri yaa, dan mendapatkan ilmu yang lebih tentunya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi...iya, Mba. Begitulah aku. Secara tidak langsung dapat ilmu dari pertemuan dengan mereka.

      Hapus
  3. Mbak, aku yo pengen oleh bukunya NH. Dini secara cuma-cuma gitu. Heheheh ... waktu SMA aku baca karyanya beliau. tapi nggak sanggup beli waktu itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku yo baru bisa beli pas sudah punya penghasilan sendiri Mba... hehehehe

      Hapus
  4. NH. Dini, legenda nih. Dulu kakek saya punya novelnya, tapi saya lupa judulnya. Jadi ingin baca karya beliau nih mbak, kan beliau produktif banget ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mba. Produktivitasnya ini yang patut ditiru.

      Hapus
  5. Tahu NH Dini hanya dari pelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Karyanya sederhana tapi meninggalkan kesan mendalam. Selamat jalan bu ... Indonesia kehilangan penulia hebat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar Mba. Aku pun kenalnya lewat pelajar Bahasa Indonesia. Dulu itu baca buku Sastra ada dalam tugas. Kita jadi tahu deh sastrawan-sastrawan Indonesia.

      Hapus
  6. Salah satu penulis favorite saya dan memiliki novel2nya. Saya masih menyimpan novel karangannya loh, tapi lupa judulnya. Selamat jalan Bu NH Dini. Makasih ulasan tentang Bu Dini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, samaan kita Mba. Sama-sama pencinta Nih.Dini.

      Hapus
  7. Masyaallah, Mbak, koleksinya lengkap banget. Aku penasaran dg adu argumennya lho, semacam tawar menawar gitu ya, kok akhirnya boleh? haha :D yang dikasih setumpuk itu juga rejeki banget sih.. hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah Mba. Saya pun tak menyangka dapat tambahan koleksi secara gratis.

      Hapus
  8. Dulu saya suka baca bukunya NH Dini, terutama waktu SMP. Guru suka kasih tugas baca terus nulis referensinya.

    BalasHapus
  9. Beliau salah seorang penulis wanita yang sangat terkenal. Karya-karyanya telah mewarnai literasi negeri ini. Duh, pengen rasanya mengikuti jejak beliau

    BalasHapus
  10. Lewat postingan ini saya baru tahu ada penulis yang bernama Nh. Dini. Kayaknya saya juga belum pernah ketemu dengan karya bukunya atau mungkin udah pernah kali ya. Jadi penasaran dengan buku-buku hasil karya penulis yang sudah setahun tiada ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, Monggo di hunting Mba. Banyak kok karya beliau.

      Hapus
  11. Woiow koleksinya lengkap, saya kenal Nh. Dini waktu masih sekolah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih. Iya, saya pun demikian. Waktu sekolah kenal penulis Nh.Dini

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Misteri Pohon Besar di Kalibata City Apartement

Saat saya sedang berjalan-jalan di Kalibata City Apartment, Jakarta Selatan. Pandangan saya tertarik pada sebuah pohon besar di samping belakang apartement. Ukuran pohonnya memang besar sekali. Pikir saya. ”Kenapa tidak ditebang? Bisa bahaya kalau roboh.”  Dokumen pribadi Saya pun iseng menanyakan hal tersebut kepada kawan yang sudah lama tinggal di sana. Jawabannya sungguh membuat merinding bulu kuduk.  “Gak ada yang bisa menebang pohon tersebut. Karena banyak penunggunya. Setiap malam ada saja yang melihat penampakan-penampakan dibawah pohon itu.”  Hiiii...Seram juga ya, pikir saya. “Makanya ada semacam meja kecil diatas pohon itu. Untuk tempat sesajen. Biar penunggunya gak mengganggu orang-orang di sini,” papar kawan saya. Diam-diam ada rasa penasaran dalam hati saya. Seperti apa sih pohon itu jika dilihat dari dekat?  Maka saya pun mendekati pohon tersebut. Memang besar sekali. Terlihat dari batangnya yang besar dan tinggi. Nama pohonnya ternyata pohon mahoni. Usianya lebih

Alhamdulillah Bisa Kentut

Uuupppss!!! Ini bukan bicara jorok atau kotor. Tapi hanya untuk mengingatkan. Bahwa maaf, kentut itu termasuk anugerah terindah yang patut disyukuri. Loh! Kok? Eits, jangan bengong begitu ah. Coba saja rasakan ketika kita beberapa hari ternyata enggak bisa kentut. Rasanya ini perut kembung dan enggak enak. Tapi begitu bisa kentut. Rasanya legaaaa...sekali. Bisa terbayang toh bagaimana mereka yang tidak bisa kentut atau BAB (Buang air besar) akhirnya harus ke rumah sakit untuk diambil tindakan. Maka bersyukurlah kita yang bisa kentut setiap saat. Selama ini kita mengucapkan syukur itu jika berhubungan dengan rezeki dan sesuatu yang menyenangkan.  "Alhamdulillah dagangan hari ini ludes."  Atau  "Alhamdulillah si kakak juara kelas." Sangat jarang jika mengeluarkan kentut langsung mengucap Alhamdulillah. Padahal kentut salah satu nikmat yang luar biasa.  Jadi mulai sekarang biasakan mengucap syukurnya bukan saja ketika berhubungan dengan rezeki dan gengsi.

Gaya Rambut Muslimah yang Dianjurkan

Gaya rambut seseorang biasanya mengikuti karakter diri orang tersebut. Jika ia seorang yang aktif dan energik. Maka gaya rambut yang dipilih biasanya model Demi Moore. Itu loh si cantik di film Ghost. Gaya rambut ala Demi Moore Image foto by Lifestyle Okezone Gaya rambut ala Demi Moore sempat nge-hits di jamannya. Atau gaya rambut ala Putri Diana. Mendiang istri Pangeran Charles dari Inggris ini tetap cantik dan anggun meski berambut pendek. Gaya rambut ala Putri Diana Image foto by pinteres Bagi orang yang memiliki rambut panjang disebut sebagai orang yang sabar. Karena memiliki rambut panjang memang butuh kesabaran. Terutama dalam hal perawatan. Image foto by tagged.com Sementara orang yang menyukai gaya rambut pendek disebut sebagai orang yang tidak sabaran. Ingin serba cepat dalam bertindak. Tentu orang yang seperti ini tidak akan sabar kalau harus merawat rambut. Itu semua pendapat yang saya yakini ketika belum berhijab. Setelah berhijab dan mengetahui