KANKER. Salah satu penyakit yang masih menjadi momok di kalangan masyarakat. Apapun jenis penyakitnya ketika di depan penyakit tersebut ada kata kanker, bisa membuat shock orang yang mendengarnya.
Selama ini jenis penyakit kanker yang dikenal masyarakat luas lebih menyorot pada kaum perempuan. Seperti kanker payudara, kanker leher rahim dan lain-lain. Padahal kaum lelaki ternyata juga rentan dengan penyakit kanker. Namanya kanker prostat.
Kini di Indonesia kanker prostat mulai meningkat insidens dan prevalensinya. Namun masyarakat awam belum memahami hal tersebut. Apalagi gejala umum kanker prostat hampir sama dengan penyakit gangguan pada kandung kemih. Yakni sama-sama bermasalah ketika buang air kecil.
Untuk itu Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta menggelar seminar mengenai kanker prostat bertajuk "Pentingnya Deteksi Dini."
Selama ini jenis penyakit kanker yang dikenal masyarakat luas lebih menyorot pada kaum perempuan. Seperti kanker payudara, kanker leher rahim dan lain-lain. Padahal kaum lelaki ternyata juga rentan dengan penyakit kanker. Namanya kanker prostat.
Kini di Indonesia kanker prostat mulai meningkat insidens dan prevalensinya. Namun masyarakat awam belum memahami hal tersebut. Apalagi gejala umum kanker prostat hampir sama dengan penyakit gangguan pada kandung kemih. Yakni sama-sama bermasalah ketika buang air kecil.
Untuk itu Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta menggelar seminar mengenai kanker prostat bertajuk "Pentingnya Deteksi Dini."
Bertempat di Ruang Pertemuan Lantai 1, RSCM Kencana, acara seminar ini dikuti oleh puluhan peserta dari Jabodetabek. Selaku pembicara dalam seminar ini adalah dr. Agus Rizal AH Hamid, SpU, PhD. Dokter spesialis bedah di RSCM ini menjelaskan bahwa penderita penyakit kanker tidak bisa dikatakan seratus persen bisa sembuh. Tetapi bisa diupayakan untuk bertahan hidup hingga 10 tahun ke depan. Terlepas dari takdir kehidupan manusia.
"Jadi kalau bicara kanker, tidak bisa bicara sembuh," ujar dokter Rizal.
Perubahan pancaran saat buang air kecil pada laki-laki
Pada tahun 2002 Indonesia menduduki peringkat ketiga dunia terbanyak penderita kanker prostat. Kenapa hal ini bisa terjadi? Karena masyarakat Indonesia masih takut untuk melakukan pemeriksaan dini atau deteksi dini, ada atau tidaknya kanker prostat. Padahal bisa jadi tanda-tanda ke arah sana sudah ada sejak lama. Hanya baru diketahui setelah benar-benar parah dan harus menjalani operasi.
Faktor Risiko Kanker Prostat
Lalu bagaimana cara mengetahui faktor risiko terkena kanker prostat atau tidaknya? Tentu saja melalui pemeriksaan dengan memperhatikan faktor resiko berikut ini:
* Usia
* Ras/Etnik
* Riwayat Keluarga
* Perubahan gen
* Sindrom metabolik: diabetes, kolestrol, obesitas
* Diet
* Kebiasaan merokok
* Paparan zat kimia
* Inflamasi pada prostat
Faktor Risiko Kanker Prostat
Lalu bagaimana cara mengetahui faktor risiko terkena kanker prostat atau tidaknya? Tentu saja melalui pemeriksaan dengan memperhatikan faktor resiko berikut ini:
* Usia
* Ras/Etnik
* Riwayat Keluarga
* Perubahan gen
* Sindrom metabolik: diabetes, kolestrol, obesitas
* Diet
* Kebiasaan merokok
* Paparan zat kimia
* Inflamasi pada prostat
Skema kelenjar prostat
Pria berusia di atas 50 tahun rentan terhadap penyakit kanker prostat. Apalagi bagi mereka yang memiliki gangguan kemih. Artinya sering buang air kecil dengan intensitas tinggi tetapi kapasitasnya sedikit-sedikit terutama di malam hari. Memang bukan berarti orang tersebut terindikasi kanker prostat, tetapi sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan dini. Karena orang yang terpapar kanker prostat baru bisa diketahui setelah melakukan pemeriksaan PSA atau colok dubur.
Colok Dubur dan PSA
Apa itu colok dubur? Dan apa itu PSA? Keduanya adalah cara untuk mendeteksi kanker prostat. Jika pada colok dubur dokter melakukan pemeriksaan melalui dubur pasien yang dicolok dengan menggunakan alat tertentu. Maka pada PSA melalui pemeriksaan darah dan beberapa tahapan lain. Pada colok dubur sensitivitas yang diketahui 59% dan spesifikasi 94%. Adapun hal-hal yang mampu dinilai dari colok dubur adalah ukuran prostat, konsistensi, bentuk, dan ada tidaknya abnormalitas bentuk prostat. Hasil colok dubur yang abnormal merupakan indikasi untuk biopsi prostat.
Sedangkan PSA adalah adalah Pemeriksaan Antigen Spesifik Prostat. Alat utama skrining kanker prostat. Sensitivitas 21%, spesifikasi 91%. Dapat mengetahui nilai PSA. Nilai normalnya adalah kurang dari 4 ng/ml. Jika terjadi peningkatan kemungkinan besar terkena kanker prostat.
Sedangkan PSA adalah adalah Pemeriksaan Antigen Spesifik Prostat. Alat utama skrining kanker prostat. Sensitivitas 21%, spesifikasi 91%. Dapat mengetahui nilai PSA. Nilai normalnya adalah kurang dari 4 ng/ml. Jika terjadi peningkatan kemungkinan besar terkena kanker prostat.
Apakah hanya laki-laki dengan usia di atas 50 tahun yang rentan terhadap kanker prostat? Jawabannya iya. Tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi juga terhadap orang yang usianya di bawah 50 tahun. Karena kanker prostat ini ternyata menurun. Utamanya keluarga sedarah. Jika kakek kita ada yang pernah terkena kanker prostat maka kemungkinan besar anak lelakinya memiliki bakat terkena penyakit yang sama. Apalagi jika pola hidup si anak tersebut tidak sehat. Kalau memang ada keturunan yang demikian maka sebaiknya di usia 40 tahun sudah mulai melakukan pemeriksaan dini.
Prostate Center RSCM Kencana
Jika memiliki keluarga atau saudara dengan riwayat kanker prostat sebaiknya memang melakukan pemeriksaan. Salah satu tempat yang bisa dijadikan rujukan adalah RSCM. Menurut Euis Suhartini salah satu perawat di RSCM Kencana, deteksi dini kanker prostat itu ada alur dan aturannya. Jadi tidak asal memeriksa, begitu pasien setuju bisa segera dilakukan tindakan. Ada alur skrining yang harus diikuti pasien. Mulai dari proses registrasi sampai konseling sebelum melakukan tindakan. Untuk informasi lebih jelas bisa menghubungi call center 1500135. Ada pun jadwal praktek dokter pada hari Selasa, mulai pukul 08.00 WIB sampai selesai.
Cara Menjaga Agar Jangan Sampai Terkena Kanker Prostat
* Jaga pola hidup sehat, sehat di sini tak hanya masalah lahir tetapi juga batin. Karena keduanya saling mempengaruhi. Bagi yang sudah berkeluarga menjaga hubungan intim dengan pasangan pun perlu diperhatikan. Sebab hubungan intim yang terjaga baik dan teratur mampu menyehatkan jasmani dan rohani. Normalnya yang dianjurkan sesuai kesehatan adalah 2-3 kali dalam seminggu. Tetapi itu tidak menjadi patokan pasti. Tergantung kondisi dan situasi. Tentu saja hal ini berlaku pada pasangan dengan usia produktif.
* Jaga pola makan, tentu semua sudah memahami hal ini. Dengan pola makan yang baik maka bisa terhindar dari obesitas. Sebab obesitas salah satu faktor risiko terkena kanker. konsumsi makanan yang mengandung antioksidan, salah satunya tomat. Jangan mengkonsumsi vitamin E secara berlebihan. Apapun yang berlebih tentu tidak baik.
* Jaga diri dari polusi, kita tentu sudah mengetahui seperti apa kadar polusi udara di Jakarta? Sangat memprihatikan. Untuk itu kita sendiri yang harus memproteksi diri. Sebab sampai saat ini belum ada solusi tepat untuk mengurangi pulolusi. Yang ada justru semakin meningkat. Kalau pun ada upaya, hanya sedikit sekali. Itu pun dari segelintir orang-orang yang peduli. Selebihnya kita sendiri yang harus menjaga diri.
* Olahraga teratur, tentu saja jenis olahraga yang sesuai dengan kondisi tubuh dan usia. Tidak bisa disamaratakan. Setidaknya sesuai standar olahraga yang dicanangkan menteri kesehatan. Yakni melakukan gerakan atau kegiatan paling sedikit 30 menit secara terus-menerus. Akan lebih baik jika dilakukan setiap hari. Tak masalah meski hanya 30 menit yang penting teratur. Nah, teraturnya ini yang akan memberi manfaat.
Intinya lebih baik mencegah daripada mengobati. Sebab dari beberapa peserta yang hadir dan pernah menjalani operasi prostat, mereka masih merasakan ketidaknyamanan. Karena menurut dokter Rizal kanker prostat memang bisa kambuh. Seperti dikatakannya diawal, dokter hanya bisa mengupayakan angka kehidupan yang lebih panjang. Tidak menyembuhkan secara total. So, pilihan ada pada diri masing-masing. Mau sehat? Jaga pola hidup sehat. (EP)
Cara Menjaga Agar Jangan Sampai Terkena Kanker Prostat
* Jaga pola hidup sehat, sehat di sini tak hanya masalah lahir tetapi juga batin. Karena keduanya saling mempengaruhi. Bagi yang sudah berkeluarga menjaga hubungan intim dengan pasangan pun perlu diperhatikan. Sebab hubungan intim yang terjaga baik dan teratur mampu menyehatkan jasmani dan rohani. Normalnya yang dianjurkan sesuai kesehatan adalah 2-3 kali dalam seminggu. Tetapi itu tidak menjadi patokan pasti. Tergantung kondisi dan situasi. Tentu saja hal ini berlaku pada pasangan dengan usia produktif.
* Jaga pola makan, tentu semua sudah memahami hal ini. Dengan pola makan yang baik maka bisa terhindar dari obesitas. Sebab obesitas salah satu faktor risiko terkena kanker. konsumsi makanan yang mengandung antioksidan, salah satunya tomat. Jangan mengkonsumsi vitamin E secara berlebihan. Apapun yang berlebih tentu tidak baik.
* Jaga diri dari polusi, kita tentu sudah mengetahui seperti apa kadar polusi udara di Jakarta? Sangat memprihatikan. Untuk itu kita sendiri yang harus memproteksi diri. Sebab sampai saat ini belum ada solusi tepat untuk mengurangi pulolusi. Yang ada justru semakin meningkat. Kalau pun ada upaya, hanya sedikit sekali. Itu pun dari segelintir orang-orang yang peduli. Selebihnya kita sendiri yang harus menjaga diri.
* Olahraga teratur, tentu saja jenis olahraga yang sesuai dengan kondisi tubuh dan usia. Tidak bisa disamaratakan. Setidaknya sesuai standar olahraga yang dicanangkan menteri kesehatan. Yakni melakukan gerakan atau kegiatan paling sedikit 30 menit secara terus-menerus. Akan lebih baik jika dilakukan setiap hari. Tak masalah meski hanya 30 menit yang penting teratur. Nah, teraturnya ini yang akan memberi manfaat.
Intinya lebih baik mencegah daripada mengobati. Sebab dari beberapa peserta yang hadir dan pernah menjalani operasi prostat, mereka masih merasakan ketidaknyamanan. Karena menurut dokter Rizal kanker prostat memang bisa kambuh. Seperti dikatakannya diawal, dokter hanya bisa mengupayakan angka kehidupan yang lebih panjang. Tidak menyembuhkan secara total. So, pilihan ada pada diri masing-masing. Mau sehat? Jaga pola hidup sehat. (EP)
ngeri juga yah Mbak.
BalasHapusIya. Harus peduli kesehatan sejak dini
HapusJadi ingat olah raga. Ayo lis, olah raga. Ajak juga paksu. Hihi
BalasHapusHihihi...ayo Mba yang rajin.
HapusSemoga bisabteratur olahraga... biasanya minggu pertama doang semangatnya.. 😂😂
BalasHapusAaiiishhh...ayo atuh semangaaaattt!!!
Hapus