Langsung ke konten utama

Andai Aku Jadi Pemimpin: "Kesejahteraan Pangan Menjadi Prioritas Utama"

Pemimpin. Orang yang bertanggungjawab atas apa-apa yang dipimpinnya. Maju atau mundurnya sebuah negara tergantung bagaimana pimpinannya. Kesejahteraan rakyat sangat ditentukan oleh kebijakan pimpinan.

Dokumen pribadi

Tidak mudah. Jelas. Apalagi menjadi pemimpin di Indonesia. Negara yang terdiri atas ribuan pulau dengan beragam adat, budaya dan agama. Tanggung jawab morilnya sangat berat. Dunia dan akhirat.

Seorang pemimpin tentu ingin memprioritaskan semua hal demi kepentingan bersama. Tapi tidak bisalah. Harus ada yang lebih diprioritaskan. Tanpa mengorbankan yang lain. Justru harus merangkul dan bahu membahu satu sama lain. Sebab satu sama lainnya itu saling berkaitan.

Setiap pemimpin memiliki alasan tersendiri atas apa-apa yang menjadi prioritasnya. Tak terkecuali saya. Andai saya menjadi seorang pemimpin, maka prioritas saya pada kesejahteraan pangan. 

Tentang Kesejahteraan Pangan

Sumber foto lipi.go.id

Kenapa memilih kesejahteraan pangan sebagai prioritas? Sebab pangan merupakan kebutuhan pokok. Kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap orang. Mereka dengan berbagai cara berusaha memenuhi kesejahteraan pangan keluarganya.

Selain itu, kesejahteraan pangan memiliki kaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan. Seperti perubahan iklim, perlindungan hutan, hak masyarakat adat, kesehatan dan pendidikan.

Bicara kesejahteraan pangan berarti harus mengetahui tentang ketahanan pangan juga. Sebab komponen utama ketahanan pangan  meliputi semua aspek di atas. Lalu apa sih ketahanan pangan itu? 

Ketahanan Pangan

Ketahanan pangan adalah ketersediaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. 

Dalam ketahanan pangan, ada tiga komponen utama yang harus diketahui. Yakni:

- Ketersediaan pangan 

- Akses pangan

- Pemanfaatan pangan

Hal tersebut berdasarkan penjelasan World Health Organization

Dari keterangan tersebut di atas, jelas bukan bahwa prioritas kesejahteraan pangan cakupannya sangat luas. Mencakup perubahan iklim, perlindungan hutan, hak masyarakat adat, kesehatan dan pendidikan. 

Hal tersebut dipersingkat dalam sebuah komponen  yaitu ketahanan pangan. Yang komponen-komponen utamanya telah disebutkan di atas. Lalu bagaimana penjabarannya dari keterkaitan masing-masing unsur tersebut?  

Ketersediaan pangan

Hal ini menjadi poin utama. Bagaimana ingin membuat sejahtera jika ketersediaan pangannya terbatas? Untuk itu harus diupayakan agar ketersediaan pangan tercukupi. Tidak hanya untuk saat ini. Namun juga untuk masa yang akan datang. Sehingga kita tidak perlu mengimpor dari negara lain.

Apalagi negara kita memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Hutan, gunung dan sawah serta lautan. Tinggal dikelola dengan baik dan benar. 

Untuk itu dibutuhkan sumber daya manusia yang sehat jasmani dan rohani serta berpendidikan untuk membantu para petani dalam mengelola sumber daya alam tersebut. 

Bagaimana mengelola sawah agar hasil panennya berlimpah. Padinya berkualitas dan harganya tidak anjlok. 

Bagaimana mengelola hutan yang juga kaya akan hasil pangan seperti sagu. Makanan pokok masyarakat di Papua.

Sebenarnya tidak hanya di Papua. Pohon sagu terdapat juga di Maluku, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, Kepulauan Riau, dan Kepulauan Mentawai.

Namun wilayah Papua yang memiliki hutan sagu terluas. Sekitar 1,20 juta hektar. Secara keseluruhan luas pohon sagu di Indonesia 5,5 juta hektar dari 6,5 juta hektar luas pohon sagu dunia. 

Hal tersebut berdasarkan data dari Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat 2014. Bayangkan, betapa kayanya bukan negara kita? 

Ketersediaan pangan yang melimpah di alam Indonesia ini harus dikelola dengan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan rakyat. Untuk itulah perlu didukung dengan sumber daya manusia yang sehat dan berpendidikan.

Sumber daya manusia yang paham tentang perlindungan hutan. Sehingga tidak seenaknya saja memanfaatkan hasil hutan. Apalagi untuk kepentingan pribadi.

Dibutuhkan juga sumber daya manusia yang paham akan adat dan budaya. Sehingga dalam tugasnya ia bisa memahami hak masyarakat adat. Tidak asal saja melakukan pembangunan atas nama pemerintah dan kelancaran usaha.

Dari satu komponen ini saja sudah mencakup begitu luas bidang yang harus ditangani oleh seorang pemimpin.

Akses Pangan

Setelah ketersediaan pangan dan tata cara pengelolaannya sudah dipersiapkan dengan matang. Selanjutnya akses pangan. 

Bicara akses tentu saja terkait dengan pendistribusian. Berarti terkait dengan sarana transportasi dan sejenisnya. Seperti jalan dan kendaraan.

Seperti diketahui bahwa kondisi alam di Indonesia tidak sepenuhnya mudah dijangkau. Untuk itulah perlunya pembangunan jalan agar akses menuju dan dari daerah penghasil pangan menjadi mudah. 

Hal tersebut perlu dipikirkan dengan matang. Agar pembangunan yang dilakukan tidak merusak ekosistem alam. Tidak melanggar aturan adat yang berlaku. Jadi memang benar-benar terkait satu sama lain.

Dengan kemudahan akses tersebut maka kesejahteraan pangan niscaya bisa tercapai.

Pemanfaatan pangan

Lalu bagaimana pemanfaatan pangan untuk kesejahteraan? Dengan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki. Pemanfaatan pangan tak melulu demi pemenuhan kebutuhan tubuh. Tapi meliputi banyak hal. 

Ambil contoh pohon sagu seperti di atas tadi. Pohon sagu tak hanya dimanfaatkan sebagai makanan. Ada banyak manfaat lain dari pohon sagu.

Pohon sagu bisa dijadikan tanaman dalam upaya restorasi lahan gambut. Atau penyelamat lahan kritis DAS.

Selain itu akar sagu bisa untuk menahan air. Kayunya bisa diberdayakan untuk karya dan atap. 

Betapa banyak manfaat dari sebatang pohon sagu. Ini baru satu jenis. Bagaimana dengan jenis pohon lainnya? Tentu memiliki manfaat lain yang menjadikan hutan Indonesia sumber hayati luar biasa.

Sebagai seorang pemimpin, hal inilah yang ingin saya lakukan untuk Indonesia. Mengupayakan kesejahteraan pangan untuk kesejahteraan rakyat dalam segala bidang.

Dalam hal ini peran generasi muda sangat diperlukan bagi masa depan bangsa. Untuk  mengetahui lebih jauh peran generasi muda, silakan klik link berikut ini 

https://www.golonganhutan.id/ 

Sumber: Wikipedia, beritasatu.com, kompas.com, beritapapua.id



#Kabarhutanku

#Golonganhutan

#GolhutXBPN

#BlogCompetitionSeries







   

Komentar

  1. Setuju, dimulai dari kesediaan pangan agar tak ada lagi warga Indonesia yang kelaparan, sebaiknya swasembada pangan tidak berharap dari impor

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Misteri Pohon Besar di Kalibata City Apartement

Saat saya sedang berjalan-jalan di Kalibata City Apartment, Jakarta Selatan. Pandangan saya tertarik pada sebuah pohon besar di samping belakang apartement. Ukuran pohonnya memang besar sekali. Pikir saya. ”Kenapa tidak ditebang? Bisa bahaya kalau roboh.”  Dokumen pribadi Saya pun iseng menanyakan hal tersebut kepada kawan yang sudah lama tinggal di sana. Jawabannya sungguh membuat merinding bulu kuduk.  “Gak ada yang bisa menebang pohon tersebut. Karena banyak penunggunya. Setiap malam ada saja yang melihat penampakan-penampakan dibawah pohon itu.”  Hiiii...Seram juga ya, pikir saya. “Makanya ada semacam meja kecil diatas pohon itu. Untuk tempat sesajen. Biar penunggunya gak mengganggu orang-orang di sini,” papar kawan saya. Diam-diam ada rasa penasaran dalam hati saya. Seperti apa sih pohon itu jika dilihat dari dekat?  Maka saya pun mendekati pohon tersebut. Memang besar sekali. Terlihat dari batangnya yang besar dan tinggi. Nama pohonnya ternyata pohon mahoni. Usianya lebih

Alhamdulillah Bisa Kentut

Uuupppss!!! Ini bukan bicara jorok atau kotor. Tapi hanya untuk mengingatkan. Bahwa maaf, kentut itu termasuk anugerah terindah yang patut disyukuri. Loh! Kok? Eits, jangan bengong begitu ah. Coba saja rasakan ketika kita beberapa hari ternyata enggak bisa kentut. Rasanya ini perut kembung dan enggak enak. Tapi begitu bisa kentut. Rasanya legaaaa...sekali. Bisa terbayang toh bagaimana mereka yang tidak bisa kentut atau BAB (Buang air besar) akhirnya harus ke rumah sakit untuk diambil tindakan. Maka bersyukurlah kita yang bisa kentut setiap saat. Selama ini kita mengucapkan syukur itu jika berhubungan dengan rezeki dan sesuatu yang menyenangkan.  "Alhamdulillah dagangan hari ini ludes."  Atau  "Alhamdulillah si kakak juara kelas." Sangat jarang jika mengeluarkan kentut langsung mengucap Alhamdulillah. Padahal kentut salah satu nikmat yang luar biasa.  Jadi mulai sekarang biasakan mengucap syukurnya bukan saja ketika berhubungan dengan rezeki dan gengsi.

Gaya Rambut Muslimah yang Dianjurkan

Gaya rambut seseorang biasanya mengikuti karakter diri orang tersebut. Jika ia seorang yang aktif dan energik. Maka gaya rambut yang dipilih biasanya model Demi Moore. Itu loh si cantik di film Ghost. Gaya rambut ala Demi Moore Image foto by Lifestyle Okezone Gaya rambut ala Demi Moore sempat nge-hits di jamannya. Atau gaya rambut ala Putri Diana. Mendiang istri Pangeran Charles dari Inggris ini tetap cantik dan anggun meski berambut pendek. Gaya rambut ala Putri Diana Image foto by pinteres Bagi orang yang memiliki rambut panjang disebut sebagai orang yang sabar. Karena memiliki rambut panjang memang butuh kesabaran. Terutama dalam hal perawatan. Image foto by tagged.com Sementara orang yang menyukai gaya rambut pendek disebut sebagai orang yang tidak sabaran. Ingin serba cepat dalam bertindak. Tentu orang yang seperti ini tidak akan sabar kalau harus merawat rambut. Itu semua pendapat yang saya yakini ketika belum berhijab. Setelah berhijab dan mengetahui