Langsung ke konten utama

Happy Anniversary 6th ODOP, Darimu Aku Mengenal Konsistensi Menulis

Hari ini tanggal 8 Juni 2021 Komunitas ODOP berusia 6 tahun. Wah, tak terasa ya sudah 6 tahun saja. Sepertinya baru kemarin mengenal teman-teman ODOP. Karena sampai sekarang masih banyak teman-teman ODOP yang belum aku kenal dekat. Terutama yang ODOPER Batch 2 ke atas.

Picture by WAG ODOP

Aku pertama kali mengenal ODOP melalui postingan Bang Syaiha di FB Komunitas Bisa Menulis (KBM) milik Pak Isa Alamsyah. Karena penasaran makanya aku ingin gabung ke grup tersebut. Apalagi aku juga baru punya blog tahun 2015. Rasanya tertantang diminta menulis setiap hari.

Maka begitulah.  Setelah mengajukan permintaan dan menunggu pengumuman lolos tidaknya, akhirnya aku  tergabung dalam ODOP Batch 2. Sejak itu aku mulai rutin menulis di blog sesuai arahan dan tantangan yang diberikan. Rasanya campur aduk. Antara senang, seru dan juga tegang.

Senangnya karena aku enggak menyangka masuk daftar peserta ODOP Batch 2. Inilah kelas menulis online di blog yang pertama kuikuti. Sebelumnya aku lebih sering mengikuti kelas jurnalis secara tatap muka. Walau memiliki blog dan pernah juara lomba blog, tapi tidak pernah mengikuti kelas menulis online. Apalagi tergabung dalam komunitas blogger. Sama sekali tidak ada. Jadi ODOP is a first.

Serunya, aku jadi memiliki teman-teman blogger. Meski mereka pun ada yang baru saat itu juga memiliki blog. Jadi kami saling japri dan bertanya satu sama lain. Sebab ada hal-hal yang tidak kuketahui juga soal blog. Sayang teman yang sering kutanya dan mintai tolong tidak lolos. Dia gugur di awal. 

Bicara gugur, nah ini nih yang bikin tegang. Karena tiap Minggu banyak juga peserta yang gugur. Karena sistemnya tak hanya menulis setiap hari. Kalau sehari tidak menulis maka kita berhutang untuk dibayar esok harinya. Jika berhari-hari tak sempat menulis maka banyaklah hutang tulisan kita. Berat untuk penulis pemula seperti kita.

Aku pun merasa berat di awal mengikuti program tersebut. Apalagi aku juga masih aktif di kelas jurnalis yang tugasnya tidak mudah. Turun ke lapangan, mewawancarai orang kemudian membuat berita. Belum lagi membuat soal untuk anak-anak murid. Pokoknya harus pintar-pintar membagi waktu biar tidak punya hutang di ODOP.

Alhamdulillah aku bisa lalui semua dengan baik dan lolos sebagai lulusan ODOP Batch 2. Hasil dari ODOP Batch 2 adalah buku antologi cerpen cinta yang berjudul Love Pasta. Ini merupakan buku antologi pertamaku. Sebelumnya aku sudah memiliki buku duet dengan seorang teman di komunitas lain. 

Dokumen pribadi

Hubungan dengan teman-teman ODOP Batch 2 sudah seperti saudara meski kita hanya berkomunikasi secara online. Tidak pernah bertemu sebelumnya. Barulah ketika launching buku antologi cerpen cinta Love Pasta sebagian dari penulis tersebut hadir. Itulah kali pertama kami bertemu secara langsung. Jadi buku tersebut tidak hanya istimewa secara karya tapi juga secara rasa. Rasa kekeluargaan yang terasakan terhadap teman-teman ODOP Batch 2.

Sebagian teman-teman ODOP Batch 2 saat launching antologi cerpen cinta Love Pasta di Rumah Dunia, Serang (dokpri)

Apalagi ketika aku melakukan solo riding ke Surabaya. Tiga di antara beberapa teman yang menyambut kehadiranku adalah teman ODOP. Yaitu April Cahaya, Mba Hiday Nur dan Mas Heru. Kami belum pernah bertemu tapi sudah akrab dan seperti saudara. Buatku inilah salah satu keistimewaan ODOP. 

Bersama Mba Hiday Nur di Tuban (dokpri)

Setelahnya meski aku tidak terlalu aktif di grup. Namun hubungan dengan teman-teman ODOP tetap baik. Bahkan kami pernah berkumpul untuk mengikuti sebuah lomba yang Alhamdulillah terpilih jadi juara pertama. Jadi buat aku pribadi, tidak aktif di grup bukan berarti lupa. Namun karena sudah sibuk dengan berbagai urusan dan job menulis. 

Bersama teman-teman ODOP Batch 2 saat mengikuti lomba jelajah museum TMII (dokpri)

Nah, job menulis ini tak lepas dari keikutsertaanku di ODOP lho. Jadi kebiasaan menulis setiap hari selama mengikuti program ODOP membuatku bisa konsisten menulis. Artinya ada lomba atau tidak, ada tugas atau tidak, aku tetap menulis. Jadi menulis sudah menjadi rutinitas sehari-hari. Pokoknya dalam sehari pasti ada yang ditulis. Maka ketika diminta menjadi ghost writer dengan waktu yang telah ditentukan. Aku enjoy saja. Sejak itu tawaran job menulis mengalir begitu saja. 

Jika sedang mendapat tugas keluar kota terkait tulisan. Aku tak lupa untuk menghubungi teman ODOP yang ada di sana. Di Cilegon aku pernah meet up dengan Kang Sae waktu aku sedang ada kegiatan dengan teman-teman Kelas Inspirasi Cilegon. Meski singkat setidaknya bisa mengobati rasa bersalahku ketika ada meet up bersama di Jakarta dan aku tidak bisa hadir.

Saat meet up dengan Kang Sae (dokpri)

Yang paling mengharukan adalah saat tiba di Surabaya dalam perjalanan solo riding. Mas Heru yang justru mencari-cari alamatku di Surabaya. Padahal posisi dia di Sidoarjo. 

"Wah, terima kasih ya Mas Heru sudah berkenan menemui aku."

Juga ketika aku ada pekerjaan di Sidoarjo. Mba Mabruroh Qosim yang justru mendatangiku ke hotel. Karena jadwal ku padat sekali selama di sana.

Saat meet up dengan Mba Mabruroh Qosim di Sidoarjo (dokpri)

"Terima kasih ya Mba. Maaf jadi merepotkan."

Walau aku bukan seorang blogger yang cetar membahana. Bukan penulis hebat yang karyanya bertebaran di media masa. Tidak seperti lulusan ODOP lain yang keren dan kece badai karya dan kiprahnya. Namun aku sangat bersyukur atas pencapaianku selama ini dari dunia menulis. Semua itu tak lepas dari keikutsertaanku dalam program ODOP lima tahun yang lalu. 

"HAPPY ANNIVERSARY 6th ODOP"

Terus maju dan tetap menginspirasi. Jadilah komunitas besar yang mengedepankan kekeluargaan melalui tulisan. (EP)



Komentar

  1. MasyaAllah. Happy Anniversary ODOP. Keren. Keren. Keren. Udah 6 tahun aja. Best banget Bunda. Produktif selalu.

    BalasHapus
  2. Whaaa...foto sama aku mana mbakkkk 😭

    BalasHapus
  3. Pengen bisa konsisten nulis sepertimu mbak...

    BalasHapus
  4. Ada saya disitu. Masya Allah....
    Terima kasih atas kesan yang diberikan mba, meskipun perjumpaan hanya hitungan menit.

    Terima kasih ODOP atas jasa tak terhingga. 6 tahun begitu cepat rasanya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Misteri Pohon Besar di Kalibata City Apartement

Saat saya sedang berjalan-jalan di Kalibata City Apartment, Jakarta Selatan. Pandangan saya tertarik pada sebuah pohon besar di samping belakang apartement. Ukuran pohonnya memang besar sekali. Pikir saya. ”Kenapa tidak ditebang? Bisa bahaya kalau roboh.”  Dokumen pribadi Saya pun iseng menanyakan hal tersebut kepada kawan yang sudah lama tinggal di sana. Jawabannya sungguh membuat merinding bulu kuduk.  “Gak ada yang bisa menebang pohon tersebut. Karena banyak penunggunya. Setiap malam ada saja yang melihat penampakan-penampakan dibawah pohon itu.”  Hiiii...Seram juga ya, pikir saya. “Makanya ada semacam meja kecil diatas pohon itu. Untuk tempat sesajen. Biar penunggunya gak mengganggu orang-orang di sini,” papar kawan saya. Diam-diam ada rasa penasaran dalam hati saya. Seperti apa sih pohon itu jika dilihat dari dekat?  Maka saya pun mendekati pohon tersebut. Memang besar sekali. Terlihat dari batangnya yang besar dan tinggi. Nama pohonnya ternyata pohon mahoni. Usianya lebih

Alhamdulillah Bisa Kentut

Uuupppss!!! Ini bukan bicara jorok atau kotor. Tapi hanya untuk mengingatkan. Bahwa maaf, kentut itu termasuk anugerah terindah yang patut disyukuri. Loh! Kok? Eits, jangan bengong begitu ah. Coba saja rasakan ketika kita beberapa hari ternyata enggak bisa kentut. Rasanya ini perut kembung dan enggak enak. Tapi begitu bisa kentut. Rasanya legaaaa...sekali. Bisa terbayang toh bagaimana mereka yang tidak bisa kentut atau BAB (Buang air besar) akhirnya harus ke rumah sakit untuk diambil tindakan. Maka bersyukurlah kita yang bisa kentut setiap saat. Selama ini kita mengucapkan syukur itu jika berhubungan dengan rezeki dan sesuatu yang menyenangkan.  "Alhamdulillah dagangan hari ini ludes."  Atau  "Alhamdulillah si kakak juara kelas." Sangat jarang jika mengeluarkan kentut langsung mengucap Alhamdulillah. Padahal kentut salah satu nikmat yang luar biasa.  Jadi mulai sekarang biasakan mengucap syukurnya bukan saja ketika berhubungan dengan rezeki dan gengsi.

Gaya Rambut Muslimah yang Dianjurkan

Gaya rambut seseorang biasanya mengikuti karakter diri orang tersebut. Jika ia seorang yang aktif dan energik. Maka gaya rambut yang dipilih biasanya model Demi Moore. Itu loh si cantik di film Ghost. Gaya rambut ala Demi Moore Image foto by Lifestyle Okezone Gaya rambut ala Demi Moore sempat nge-hits di jamannya. Atau gaya rambut ala Putri Diana. Mendiang istri Pangeran Charles dari Inggris ini tetap cantik dan anggun meski berambut pendek. Gaya rambut ala Putri Diana Image foto by pinteres Bagi orang yang memiliki rambut panjang disebut sebagai orang yang sabar. Karena memiliki rambut panjang memang butuh kesabaran. Terutama dalam hal perawatan. Image foto by tagged.com Sementara orang yang menyukai gaya rambut pendek disebut sebagai orang yang tidak sabaran. Ingin serba cepat dalam bertindak. Tentu orang yang seperti ini tidak akan sabar kalau harus merawat rambut. Itu semua pendapat yang saya yakini ketika belum berhijab. Setelah berhijab dan mengetahui