Langsung ke konten utama

Pengalaman Pertama Kali ke Bali

                           dokumen pribadi

Bali. Siapa yang tak mengenal pulau satu ini? Pulau yang sudah terkenal sejagad raya. Pulau dengan berbagai julukan. Di antaranya pulau seribu pura dan pulau dewata.

Salah satu pulau yang menjadi tujuan utama wisata dunia. Para pesohor dunia menjadikan Bali sebagai tempat liburan mereka. Tempat bulan madu sebagian besar  pasangan yang baru menikah.

Saya sebagai warga negara Indonesia, tentu saja memiliki impian yang sama. Yakni ingin mengunjungi pulau Bali suatu hari nanti. Setelah impian untuk bisa kuliah di Udayana gagal. 

Gagal? Iya, saya dulu ingin kuliah di Udayana tapi dilarang oleh orang tua. Sirnahlah mimpi untuk bisa menimba ilmu di Bali. Tapi tidak memupus keinginan untuk menjelajah Pulau Bali.

Dan keinginan itu akhirnya terwujud kini.  Atas seijin Tuhan Yang Maha Esa, pada hari Selasa, 31 Januari 2023 pukul 12.10 WIT saya menjejakkan kaki di Denpasar, Bali.

Bersama Pelita Air, saya terbang meninggalkan Jakarta dengan penuh suka cita. Cuaca cerah dan arak-arakan awan di langit terlihat putih bersih. Semesta seolah mendukung perjalanan saya ke Bali.

Selama di dalam pesawat semua baik-baik saja. Saya yang pernah trauma naik pesawat merasa aman-aman saja. Namun begitu pilot mengabarkan bahwa Bali hujan lebat, perut saya langsung mulas. Saya jadi merasa tegang. 

Tiba-tiba muncul berbagai kekhawatiran. Bagaimana kalau terjadi apa-apa akibat cuaca buruk? Wah, saya langsung teringat peristiwa beberapa tahun yang lalu saat pesawat yang ditumpangi mengalami masalah dan penumpang sudah menangis ketakutan.

Padahal beberapa saat lagi akan mendarat. Hal tersebut yang kemudian melintas kembali dipikirkan. Saya pun segera komat-kamit memanjatkan berbagai macam doa. Sepuluh menit lagi akan mendarat terasa 10 tahun.

Bagaimana tidak tegang kalau pernah memiliki pengalaman buruk? Ditambah cuaca buruk. Awan gelap hujan deras. Pokoknya sungguh penantian yang panjang menunggu pesawat mendarat.

Perut saya semakin terasa tegang begitu pramugari meminta penumpang mengenakan sabuk pengaman karena pesawat akan segera mendarat. 

“Jangan terjadi apa-apa Tuhan. Please, please.”

Begitu roda pesawat benar-benar berhenti. Barulah saya merasa lega. Perlahan tapi pasti saya melangkah keluar dari pesawat. Tujuan pertama saya kamar mandi bandara.

Setelah selesai barulah saya benar-benar merasa lega. Yeah, akhirnya menjejakkan kaki di Bali. Terima kasih Tuhan. (EP)


Note: Tulisan Senanda tayang juga di kompasiana.com/denik13

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Misteri Pohon Besar di Kalibata City Apartement

Saat saya sedang berjalan-jalan di Kalibata City Apartment, Jakarta Selatan. Pandangan saya tertarik pada sebuah pohon besar di samping belakang apartement. Ukuran pohonnya memang besar sekali. Pikir saya. ”Kenapa tidak ditebang? Bisa bahaya kalau roboh.”  Dokumen pribadi Saya pun iseng menanyakan hal tersebut kepada kawan yang sudah lama tinggal di sana. Jawabannya sungguh membuat merinding bulu kuduk.  “Gak ada yang bisa menebang pohon tersebut. Karena banyak penunggunya. Setiap malam ada saja yang melihat penampakan-penampakan dibawah pohon itu.”  Hiiii...Seram juga ya, pikir saya. “Makanya ada semacam meja kecil diatas pohon itu. Untuk tempat sesajen. Biar penunggunya gak mengganggu orang-orang di sini,” papar kawan saya. Diam-diam ada rasa penasaran dalam hati saya. Seperti apa sih pohon itu jika dilihat dari dekat?  Maka saya pun mendekati pohon tersebut. Memang besar sekali. Terlihat dari batangnya yang besar dan tinggi. Nama pohonnya ternyata pohon mahoni. Usianya lebih

Alhamdulillah Bisa Kentut

Uuupppss!!! Ini bukan bicara jorok atau kotor. Tapi hanya untuk mengingatkan. Bahwa maaf, kentut itu termasuk anugerah terindah yang patut disyukuri. Loh! Kok? Eits, jangan bengong begitu ah. Coba saja rasakan ketika kita beberapa hari ternyata enggak bisa kentut. Rasanya ini perut kembung dan enggak enak. Tapi begitu bisa kentut. Rasanya legaaaa...sekali. Bisa terbayang toh bagaimana mereka yang tidak bisa kentut atau BAB (Buang air besar) akhirnya harus ke rumah sakit untuk diambil tindakan. Maka bersyukurlah kita yang bisa kentut setiap saat. Selama ini kita mengucapkan syukur itu jika berhubungan dengan rezeki dan sesuatu yang menyenangkan.  "Alhamdulillah dagangan hari ini ludes."  Atau  "Alhamdulillah si kakak juara kelas." Sangat jarang jika mengeluarkan kentut langsung mengucap Alhamdulillah. Padahal kentut salah satu nikmat yang luar biasa.  Jadi mulai sekarang biasakan mengucap syukurnya bukan saja ketika berhubungan dengan rezeki dan gengsi.

Gaya Rambut Muslimah yang Dianjurkan

Gaya rambut seseorang biasanya mengikuti karakter diri orang tersebut. Jika ia seorang yang aktif dan energik. Maka gaya rambut yang dipilih biasanya model Demi Moore. Itu loh si cantik di film Ghost. Gaya rambut ala Demi Moore Image foto by Lifestyle Okezone Gaya rambut ala Demi Moore sempat nge-hits di jamannya. Atau gaya rambut ala Putri Diana. Mendiang istri Pangeran Charles dari Inggris ini tetap cantik dan anggun meski berambut pendek. Gaya rambut ala Putri Diana Image foto by pinteres Bagi orang yang memiliki rambut panjang disebut sebagai orang yang sabar. Karena memiliki rambut panjang memang butuh kesabaran. Terutama dalam hal perawatan. Image foto by tagged.com Sementara orang yang menyukai gaya rambut pendek disebut sebagai orang yang tidak sabaran. Ingin serba cepat dalam bertindak. Tentu orang yang seperti ini tidak akan sabar kalau harus merawat rambut. Itu semua pendapat yang saya yakini ketika belum berhijab. Setelah berhijab dan mengetahui