Langsung ke konten utama

Banjir, Antara Musibah dan Hikmah yang Menyertainya

Bekasi lumpuh

Demikian headline di semua media pada Selasa, 4 Maret 2025. Ya, akibat hujan deras yang mengguyur Jabodetabek pada malam sampai dini hari, ditambah kiriman dari Puncak dan Bogor, banjir melanda beberapa wilayah di Jabodetabek.
.        Situasi stasiun Bekasi (dok. Dian)

Berbagai wilayah di Jabodetabek mengalami banjir tinggi. Bekasi termasuk wilayah yang cukup parah karena ketinggian banjir mencapai lebih dari 8 meter. Selanjutnya wilayah Tangerang Selatan dan Tangerang Kota serta sebagian Jakarta.

Saya termasuk yang tinggal di wilayah Kota Tangerang. Meski tempat tinggal tidak terkena banjir tapi akses keluar jalan utama banjir parah. Saya sampai keliling mencari jalan yang bisa dilalui sepeda motor. Karena hari itu harus berangkat beraktivitas. Rupanya beberapa wilayah di Tangerang Selatan dan Tangerang Kota mengalami banjir parah juga. 

Hari itu adik ipar yang bekerja di Bekasi balik lagi. Karena akses dari stasiun kereta api ke kantor tidak bisa dilalui juga. Stasiun banjir tinggi. Sebagian orang dievakuasi menggunakan perahu karet. Peristiwa di atas baru saja terjadi dan dialami oleh sebagian besar warga Jabodetabek. Termasuk saya.

Pengalaman Terkena Banjir Tinggi

Banjir hari Selasa, 4 Maret mengingatkan kembali akan banjir serupa yang terjadi pada akhir tahun 2019 jelang tahun Baru 2020.

Hujan yang turun sejak sore menjelang tahun baru sampai esok hari di tanggal 1 Januari membuat Jabodetabek lumpuh. Tempat tinggal saya yang tidak pernah banjir selama bertahun-tahun kena banjir juga. Padahal tidak ada sungai atau saluran air yang besar di sekitar tempat tinggal. 

Saya rasa karena tidak adanya resapan air. Di belakang rumah saya awalnya ada empang besar. Di depan rumah ada kebun yang lumayan luas. Tidak berapa lama ada truk dan mobil bek terbuka keluar masuk jalur arah belakang rumah. Begitu saya longok ternyata sedang membuang puing ke dalam empang.

Dari hasil tanya tetangga sebelah, rupanya pemilik empang sengaja menerima buang puing dan bongkaran dengan imbalan yang cukup lumayan. Wah, saya langsung negatif thinking. Demi cuan tak peduli sekitar. 
.        Akses keluar rumah (dok. Denik)

Benar saja. Ketika musim hujan tiba jalanan sekitar rumah mulai tergenang setinggi mata kaki. Padahal sebelumnya tidak pernah begitu. Puncaknya pada akhir tahun 2020 itu. Air tidak bisa mengalir ke luar akibat banjir di perumahan depan. Sementara di sekitar rumah kondisi air tidak bisa disesap oleh tanah. Ya, karena tidak adanya resapan air lagi.

Alhasil, pukul 05.00 WIB usai salat subuh air mulai masuk ke dalam rumah. Tak lama pintu depan jebol dan bak air bah yang datang tiba-tiba, rumah saya diterjang air yang tingginya sampai sedada. Shock pastinya. Tidak tahu harus bagaimana? Saya langsung naik ke atas kursi sambil menyaksikan perabot rumah yang bergulingan diterjang air.

Untuk sesaat saya hanya bisa diam tanpa kata. Bagaimana tidak? Belum pernah mengalami kebanjiran, eh, tiba-tiba diterjang banjir setinggi dada. Panik gak tuh. Ya, paniklah. Definisi musibah tidak ada yang tahu.

Pengertian banjir serta dampaknya 

Banjir atau air bah berdasarkan Wikipedia memiliki arti peristiwa bencana alam yang terjadi ketika aliran air yang berlebih merendam daratan.

Penyebab banjir bermacam-macam. Antara lain:

1 . Siklon tropis atau siklon ekstra tropis.
2 . Malapetaka, contohnya peristiwa        dadakan berupa jebolnya tanggul atau bendungan.
3 . Ulah manusia
      - Kerusakan yang disengaja sehingga menghambat aliran air.
      - Pengelolaan tata ruang yang salah dan tidak adanya resapan air

Usai terjadinya banjir maka ada dampak yang ditimbulkan. Adapun dampak tersebut berupa:

1 . Dampak premier, berupa:
    - Keurusan fisik berbagai infrastruktur 
    - Terjadinya peristiwa mengungsi 
2 . Dampak sekunder, berupa:
     - Langkanya persediaan air bersih
     - Langkanya persediaan makanan 
     - Timbulnya penyakit bawaan air
     - Matinya sebagian pepohonan 
     - Lumpuhnya transportasi 
3 . Dampak tersier atau jangka panjang 
     - Lumpuhnya perekonomian 

Menurut catatan yang saya kutip dari Wikipedia Indonesia, ada beberapa peristiwa banjir yang masuk catatan sejarah kelam musibah di Indonesia.

1 . Banjir bandang di Flores April 1973
2 . Banjir Jakarta Februari 2007
3 . Banjir Wasior di Papua Barat Oktober 2010
4 . Banjir Jakarta Januari 2013
5 . Banjir bandang Tangse di Aceh Maret 2011
6 . Banjir Sulawesi Selatan Januari 2019
7 . Banjir dan longsor di Sentani Papua Maret 2019
8 . Banjir dan longsor di Bengkulu April 2019
9 . Banjir Jabodetabek Januari 2020
10. Banjir Luwu Utara di Sulawesi Selatan Juli 2020
11. Banjir dan longsor di Kalimantan Selatan Januari 2021
12. Banjir di Sumatera Barat Maret 2024
13. Banjir dan longsor Gunung Merapi di Sumatera Barat Mei 2024
14. Banjir dan longsor Pekalongan Jamuai 2025
15. Banjir Jabodetabek Maret 2025

Demikian beberapa catatan kelam musibah banjir di Indonesia.

Bagaimana empati kita terhadap korban banjir?

- Memberikan pakaian layak pakai
- Menyumbang makanan
- Mencarikan tempat mengungsi 

Meski demikian, dibalik musibah yang kita alami. Ada banyak hikmah juga yang bisa diraih. 

Saya pribadi yang pernah merasakan kebanjiran, walaupun di awal sempat bengong diam seribu kata. Namanya baru pertama kali merasakan banjir. Akhirnya mendapatkan hikmah tak ternilai. Adapun hikmah tersebut adalah:

1 . Belajar ikhlas 

Bagaimana tidak ikhlas kalau semua yang kita miliki bisa rusak dan hilang begitu saja tanpa jejak. Saya ikhlaskan semua harta benda yang rusak akibat banjir. Seperti telivisi, kulkas, DVD, notebook dan masih banyak lagi.

2 . Tidak menumpuk barang

Tidak menupuk barang maksudnya adalah membuang barang-barang yang sekiranya tidak digunakan lagi. 

3. Harus menyiapkan tas siaga bencana 

4 . Membeli barang yang diperlukan saja

5 . Meletakkan barang berharga di tempat tertentu 

Dan masih banyak lagi. Intinya lebih keikhlasnya. Sekarang tidak ada yang namanya sayang-sayang terhadap barang yang dimiliki. Sebab begitu kena musibah kita tidak bisa berkutik. 
.    Jalur banjir bikin trauma (dok. Denik)

Saat terkena banjir selain barang-barang elektronik, buku dan baju yang jadi korban. Beberapa barang koleksi saya pun jadi bangkai terkena lumpur. Barang-barang yang tadinya disayang-sayang kini rusak tak tertolong lagi.

Itu dari sisi kepemilikan barang. Sementara dari sisi lain. Barang-barang yang sudah jadi rongsokan tersebut menjadi rezeki bagi para pemulung. Berhubung berserakan dan menumpuk di rumah. Daripada mengotori rumah maka saya berikan pada para pemulung.

Mulai dari kasur, barang elektronik, buku-buku dan pakaian. Semua saya suruh bawa mereka. Yang ada dalam pikiran saya bagaimana rumah bisa rapi lagi. Tidak ada batang rongsokan bekas banjir. Pokoknya bisa bersih lagi seperti sebelum kebanjiran.

Namanya musibah memang kita tidak tahu kapan datangnya. Saya yang tinggalnya bukan di lingkungan rawan banjir saja terkena imbasnya. Apalagi yang jelas-jelas tinggal di daerah rawan banjir. Harus sudah siap mental. 

Kalau memang sudah siap dengan kondisi semacam itu berarti tidak perlu pindah mencari tempat yang aman. Tapi kalau saya setelah mengalami kebanjiran sampai setinggi dada, langkah pertama mencari tempat tinggal baru yang aman. 

Jujur saya tidak ingin mengalami hal serupa lagi. Biarpun ada yang bilang cuma lima tahun sekali. Banjir lima tahunan dan lain-lain. Tetap saja saya tidak nyaman. Harus pindah. 

Memang tidak mudah. Tapi bukankah dikatakan bahwa "Allah SWT tidak akan mengubah nasib seorang hamba jika hamba tersebut tidak mau mengubahnya." (Denik)

Larangan, Maret 2025



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Dari Dekat Para Pengisi Suara Animasi "Doraemon"

DORAEMON. Salah satu film animasi yang cukup populer di Indonesia. Merupakan judul sebuah manga dari Jepang karya Fujiko F. Fujio. Terbit pertama kali pada Desember 1969. Doraemon adalah sebuah robot musang yang datang dari abad ke-22. Doraemon dikirim untuk menolong Nobita. Seorang anak kelas 5 Sekolah Dasar yang sangat pemalas. Tujuannya agar keturunan Nobita dapat menikmati kesuksesan di masa depan, tidak menderita akibat sifat pemalas Nobita. Dalam cerita ini Nobita suka lalai dan tidak mau mendengarkan apa kata Doraemon. Sehingga benda-benda dari Doraemon yang gunanya untuk membantu dan mewujudkan keinginan Nobita, kerap jatuh ke tangan teman-temannya yang usil. Kekacauan pun terjadi karena ulah teman-temannya. Gian, Shizuka, dan Suneo adalah tokoh-tokoh sentral dalam cerita ini. Anime Doraemon dan kawan-kawan        Di Indonesia anime Doraemon dikenal sejak 13 November 1988 sampai sekarang. Disiarkan oleh stasiun tel...

Layar Tancap Dalam Kenangan

Pada suatu hari ketika saya melewati sebuah perkampungan yang sedang menggelar hajatan, ada sebuah pemandangan yang tiba-tiba menggelitik hati. Yaitu layar tancap (layar tancep). Sesuatu yang sudah jarang sekali ditemukan. Apalagi di zaman sekarang.  Dokumen pribadi Padahal beberapa tahun yang lalu layar tancap pernah menjadi primadona masyarakat. Terutama masyarakat kalangan menengah ke bawah. Dahulu dalam setiap acara hajatan terutama jika masyarakat Betawi yang menggelarnya, layar tancap menjadi sebuah hiburan yang ditunggu-tunggu. Semacam tren mark yang tak boleh dilewatkan. Bahkan bisa menaikkan gengsi si pemilik hajat, bila dilihat dari jenis layar tancap yang disewa. Mabak. Itu salah satu jenis layar tancap yang dianggap paling bagus. Dari tampilan di layar, kejernihan suara dan kualitas gambar yang baik, mabak memang berbeda. Oleh karena itu harga sewanya konon mahal. Tak heran bila si empunya hajatan lantas disebut sebagai orang yang mampu. Sekitar tahun 1990-an ke...

Misteri Pohon Besar di Kalibata City Apartement

Saat saya sedang berjalan-jalan di Kalibata City Apartment, Jakarta Selatan. Pandangan saya tertarik pada sebuah pohon besar di samping belakang apartement. Ukuran pohonnya memang besar sekali. Pikir saya. ”Kenapa tidak ditebang? Bisa bahaya kalau roboh.”  Dokumen pribadi Saya pun iseng menanyakan hal tersebut kepada kawan yang sudah lama tinggal di sana. Jawabannya sungguh membuat merinding bulu kuduk.  “Gak ada yang bisa menebang pohon tersebut. Karena banyak penunggunya. Setiap malam ada saja yang melihat penampakan-penampakan dibawah pohon itu.”  Hiiii...Seram juga ya, pikir saya. “Makanya ada semacam meja kecil diatas pohon itu. Untuk tempat sesajen. Biar penunggunya gak mengganggu orang-orang di sini,” papar kawan saya. Diam-diam ada rasa penasaran dalam hati saya. Seperti apa sih pohon itu jika dilihat dari dekat?  Maka saya pun mendekati pohon tersebut. Memang besar sekali. Terlihat dari batangnya yang besar dan tinggi. Nama pohonnya ternyata pohon mah...