Langsung ke konten utama

Maria A.Sardjono "Mimpi Saya 30 Tahun Silam"

Bermimpilah setinggi langit mumpung mimpi itu gratis. Mimpikanlah apa pun yang menjadi keinginanmu meski menurut orang lain hal itu tidak mungkin. Selama masih di dunia everything is possible. Apapun bisa menjadi mungkin.  Hanya saja kapan waktunya dan akan seperti apa wujud mimpi itu, biarkan menjadi urusan Tuhan.

Sebagian novel Maria A. Sardjono (koleksi pribadi)

Hal itulah yang saya alami di Sabtu pagi yang cerah pada 3 Oktober 2015. Saya yang menyukai buku dan mengoleksi beberapa buku kerap kali berkhayal.

"Kapan ya bisa bertemu dengan penulisnya? Kok bisa sih menulis sebagus ini? Seperti apa sih orangnya?"

Dan salah satu mimpi itu adalah ingin bertemu dengan Maria A.Sardjono. Penulis novel Sekar, Dua Perempuan Tiga Lelaki dan yang terbaru Cinta yang Tak Pernah Pupus.  Tokoh perempuan dalam novel yang ditulisnya membuat saya tertarik.

Sosok perempuan yang tegas, cerdas dan tegar serta kuat pendirian. Juga kuat menjaga adat dan tradisi. Tanpa meninggalkan kelembutan dan kemanjaan sebagai seorang perempuan.

Mentari pagi bersinar hangat saat saya bersiap-siap untuk berangkat.  Sabtu pagi yang cerah penuh suka cita. Meskipun semalaman tidak bisa tidur memikirkan apa yang akan terjadi esok hari. Sesuatu yang hanya mimpi itu esok hari akan menjadi kenyataan.

Setelah membelah Jakarta yang macet dan berdebu-debu dikesemrawutan Bekasi yang sedang berbenah, akhirnya saya tiba di rumah beliau di daerah Jatibening. Perasaan senang ini tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Apalagi saat beliau sendiri yang membukakan pintu.  Senyummanis dan pelukkan hangat beliau berikan kepada saya. Dengan riang beliau menyambut saya.


Bersama Maria A. Sardjono (dokumen pribadi )

 
"Ini Denik ya?Akhirnya kita bertemu juga.Senangnya saya!"

Loh!Bukannya saya yang harusnya berteriak seperti itu...hehehe.

Begitulah sosok seorang novelis kenamaan di era 70an ini. Ramah dan hangat pembawaannya. Tetap lincah dan cantik meski beliau kerap menyebut dirinya nenek-nenek. Saya sampai tidak percaya kalau beliau sudah mencapai usia 70 tahun.  Dan rahasia kecantikannya yang tetap terjaga menjadi topik perbincangan kami di luar pembahasan tentang buku.

Penulis kelahiran Semarang, 22 April 1945 ini menghabiskan masa kecil dan remaja di Jakarta. Ayahnya seorang tentara sehingga kerap berpindah-pindah tempat. Terlahir sebagai anak pertama dari sembilan bersaudara Maria A.Sardjono mewarisi bakat menulis dari sang kakek yang merupakan penulis dan bersahabat dekat dengan Marah Rusli pengarang roman Siti Nurbaya.

Buku dan dongeng sudah dikenalnya sejak kecil. Kebetulan lingkungan keluarga memang gemar membaca. Untuk urusan mendongeng seorang Maria kecil bahkan sudah bisa berimajinasi dengan boneka kain buatannya sendiri. Saat mendongeng untuk adik-adiknya. Saat duduk di bangku SMP barulah beliau rajin menulis terutama cerpen. 

Beliau tidak  berpikir untuk apa tulisan itu?Puluhan cerita ditulis dan di simpan begitu saja. Baru pada tahun 1974 karyanya dipublikasikan. Pahit Manisnya Cinta merupakan novel pertamanya.

Terlahir dengan nama Retno Ambarwati beliau di kenal dengan nama Maria A.Sardjono. Di ambil dari namanya dan nama belakang suami. Karena memang karyanya mulai dipublish justru setelah beliau berkeluarga.

Begitu pun saat memutuskan kuliah Filsafat Sosial Budaya dan menjadi Master di bidang Filsafat Humaniora. Beliau telah berkeluarga dan memiliki anak.

Saat ditanya seperti apa tanggapan keluarga terutama suami begitu karyanya diterbitkan dan dikenal banyak orang, jawabannya  sungguh mencengangkan.

"Biasa saja, "ujar beliau.

Karena menulis itu hobi dan kemudian menjadi pekerjaannya. Ya sudah biasa saja. Bahkan di saat penulis lain ada yang menjadikan keluarga sebagai editor pertama, justru dalam keluarga Maria A.Sardjono berbeda. Suami dan anak-anak bahkan tidak pernah membaca karyanya sampai sekarang yang sudah mencapai ratusan. Wow!!!

Saat ditanya kapan waktu khusus yang enak dalam menulis, beliau yang hampir setiap tahun selalu menghasilkan karya ini mengatakan bahwa menulis adalah jiwa. Merupakan bagian dari hidup. Sehingga tidak ada waktu yang dikhususkan untuk menulis. Kapan saja dan di mana saja saat ingin menulis ya menulis saja. Apalagi jika ada ide yang di dapat. Tulis! 

Dokumen pribadi

Biar pun di sela-sela kesibukkan lain. Mengurus anak misalnya. Atau menjaga cucu. Itu salah satu kiat menulis dari beliau dan juga rahasianya bisa tetap produktif sampai sekarang.

Buku kecil dan bolpoin selalu beliau siapkan.Kemana pun berada. Ini untuk mencatat ide-ide yang tiba-tiba muncul.  Gudgetm bermanfaat. Tapi benda tersebut bisa sewaktu-waktu rusak atau hilang. Makanya beliau mengatakan gudget boleh berkembang. Tapi dunia penerbitan buku juga harus tetap ada dan berkembang juga.

"Masih banyak kok yang senang dengan buku.Bahkan mengoleksinya juga seperti Denik ini," ujar beliau.

 "Saya pribadi memiliki kepuasan dan rasa senang yang tak ternilai saat mengoleksi sesuatu.  Entahitu buku,p dan lain sebagainya," ungkap beliau lagi.

Penulis yang memiliki hobi melukis, menari, dan traveling ini masih tampak cantik dan lincah.

"Apa sih rahasia awet mudanya bu?" tanya saya.

Dengan tersipu beliau menjawab.

"Saya tidak punya rahasia apa-apa.Cukup menjaga kebersihan.  Sebelum tidur dan sesudah bepergian. Terutama bagian wajah."

Wah, sangat sederhana sekali ya? Beliau bahkan mengatakan tidak pernah ke salon untuk perawatan ini itu kecuali potong rambut.

"Nikmati hidup. Baik terhadap sesama. Bersyukur dan tentu saja menulis," kata beliau menambahi kiat yang menyebutnya awet muda ini.

Sungguh perbincangan yang menyenangkan dan menambah wawasan. Sayang karena keterbatasan waktu saya harus menyudahi kunjungan ini. Beliau sangat berterima kasih atas apresiasi yang diberikan untuk karya-karyanya. 

"Fans bagi saya merupakan penyejuk jiwa. Ada kedekatan antara saya dan fans dengan buku sebagai jembatannya.  Jadi sangat menyenangkan bisa bertemu langsung dengan fans," ungkap beliau.

Saya tentu merasa tersanjung mendengar ungkapan beliau. Karena saya merupakan salah satu fans beliau. Apalagi sebelum berpamitan beliau menghadiahi saya beberapa buku dan novel terbarunya. Serta menandatangani semua buku yang saya bawa. Ini menjadi kenangan terindah dalam hidup saya.

Dokumen pribadi

Tiga puluh tahun yang lalu saya hanya berkhayal dan bermimpi bisa bertemu penulis idolanya. Mimpi gadis belia. 
Tiga puluh tahun kemudian mimpi itu terwujud.  Jadi jangan takut bermimpi. (EP)














Komentar

  1. dear mbk denik. saya neni dari surabaya.
    senang ya bisa berjumpa dengan bu maria a sardjono. saya juga penggemar berat beliau. novelnya tdk prnah lekang dimakan jaman. saya punya hampir seluruh karangannya. saya buru kemana2. mungkin hanya sedikit yg belum saya punya.
    Btw apa bisa berbagi info bagaimana saya bisa bertemu atau paling tdk saya bisa say hello ke beliau.
    trmksh banyak
    mungkin bisa kirim email ke saya
    dhivena3@yahoo.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Mba Neni atas kunjungannya. Senang bisa berkenalan dengan sesama fans Bu Maria. Salam kenal. Emailnya saya save. Saya kabari lewat email ya?

      Hapus
  2. Halo mbk nenik tersayang, salam kenal sy melly dari palopo sulawesi selatan. Seperti mimpi rasax membaca blog mbak , sy juga penggemar berat ibu maria a sardjono, tlg kirim jg alamat beliau di email sy melly.sinatra14@gmail.com , sy juga kepingin ketemu beliau, thanks sblmx...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya. Nanti saya kirim email ya? Maaf baru membuka blog ini lagi.

      Hapus
  3. wah seperti mimpi rasanya saat sy googling ttg penulis novel kesayangan sy , muncullah blog Mba . sayapun fans berat Ibu Maria A Sardjono, Mba. hampir setengah karya2 beliau saya mengoleksinya. senang membaca blog Mba ttg beliau mengobati kerinduan akan karya2 nya.belakangan saya tertinggal hasil karyanya krn kesibukan sy bekerja. Terima kasih Mba sudah menceritakan ttg beliau lbh dekat. Semoga saat ini Ibu Maria masih sehat2 selalu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah beliau sehat Mba. Belum lama saya berjumpa dengan beliau lagi. Senang bisa berbagi informasi.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Misteri Pohon Besar di Kalibata City Apartement

Saat saya sedang berjalan-jalan di Kalibata City Apartment, Jakarta Selatan. Pandangan saya tertarik pada sebuah pohon besar di samping belakang apartement. Ukuran pohonnya memang besar sekali. Pikir saya. ”Kenapa tidak ditebang? Bisa bahaya kalau roboh.”  Dokumen pribadi Saya pun iseng menanyakan hal tersebut kepada kawan yang sudah lama tinggal di sana. Jawabannya sungguh membuat merinding bulu kuduk.  “Gak ada yang bisa menebang pohon tersebut. Karena banyak penunggunya. Setiap malam ada saja yang melihat penampakan-penampakan dibawah pohon itu.”  Hiiii...Seram juga ya, pikir saya. “Makanya ada semacam meja kecil diatas pohon itu. Untuk tempat sesajen. Biar penunggunya gak mengganggu orang-orang di sini,” papar kawan saya. Diam-diam ada rasa penasaran dalam hati saya. Seperti apa sih pohon itu jika dilihat dari dekat?  Maka saya pun mendekati pohon tersebut. Memang besar sekali. Terlihat dari batangnya yang besar dan tinggi. Nama pohonnya ternyata pohon mahoni. Usianya lebih

Alhamdulillah Bisa Kentut

Uuupppss!!! Ini bukan bicara jorok atau kotor. Tapi hanya untuk mengingatkan. Bahwa maaf, kentut itu termasuk anugerah terindah yang patut disyukuri. Loh! Kok? Eits, jangan bengong begitu ah. Coba saja rasakan ketika kita beberapa hari ternyata enggak bisa kentut. Rasanya ini perut kembung dan enggak enak. Tapi begitu bisa kentut. Rasanya legaaaa...sekali. Bisa terbayang toh bagaimana mereka yang tidak bisa kentut atau BAB (Buang air besar) akhirnya harus ke rumah sakit untuk diambil tindakan. Maka bersyukurlah kita yang bisa kentut setiap saat. Selama ini kita mengucapkan syukur itu jika berhubungan dengan rezeki dan sesuatu yang menyenangkan.  "Alhamdulillah dagangan hari ini ludes."  Atau  "Alhamdulillah si kakak juara kelas." Sangat jarang jika mengeluarkan kentut langsung mengucap Alhamdulillah. Padahal kentut salah satu nikmat yang luar biasa.  Jadi mulai sekarang biasakan mengucap syukurnya bukan saja ketika berhubungan dengan rezeki dan gengsi.

Gaya Rambut Muslimah yang Dianjurkan

Gaya rambut seseorang biasanya mengikuti karakter diri orang tersebut. Jika ia seorang yang aktif dan energik. Maka gaya rambut yang dipilih biasanya model Demi Moore. Itu loh si cantik di film Ghost. Gaya rambut ala Demi Moore Image foto by Lifestyle Okezone Gaya rambut ala Demi Moore sempat nge-hits di jamannya. Atau gaya rambut ala Putri Diana. Mendiang istri Pangeran Charles dari Inggris ini tetap cantik dan anggun meski berambut pendek. Gaya rambut ala Putri Diana Image foto by pinteres Bagi orang yang memiliki rambut panjang disebut sebagai orang yang sabar. Karena memiliki rambut panjang memang butuh kesabaran. Terutama dalam hal perawatan. Image foto by tagged.com Sementara orang yang menyukai gaya rambut pendek disebut sebagai orang yang tidak sabaran. Ingin serba cepat dalam bertindak. Tentu orang yang seperti ini tidak akan sabar kalau harus merawat rambut. Itu semua pendapat yang saya yakini ketika belum berhijab. Setelah berhijab dan mengetahui