Langsung ke konten utama

Ya Allah! Jika Ini Ramadan Terakhirku. Perbaiki Hablum Minannasku, Lunasi Hutang-hutangku

Ramadhan merupakan bulan suci umat Islam. Bulan yang penuh dengan rahmat dan ampunan. Segala amal kebaikan kita di bulan Ramadan akan dilipat gandakan. Segala siksaan ahli kubur ditangguhkan. Dan setan-setan diikat semuanya selama satu bulan ini.

Umat Islam saling berlomba-lomba dalam kebaikan. Mulai dari menyantuni anak yatim, memberikan sumbangan ke masjid-masjid, sedekah takjil untuk berbuka puasa, sahur on the road dan masih banyak lagi. Dan semua itu sah-sah saja. Asalkan niatnya memang tulus untuk berbagi dan mencari ridho Allah. Bukan untuk gaya-gayaan apalagi cari nama. Mumpung bulan Ramadan.

Duh, kalau sedikit saja tersirat niat seperti itu. Sayang sekali. Karena apa yang kita lakukan tak akan mendapatkan ganjaran apapun. Boro-boro pahala. Sedih kan kalau cuma dapat capeknya saja. Jadi tak masalah saling berlomba-lomba melakukan kebaikan asal tidak salah niat.

Foto by kartun istanaku.blogspot.com

Namun dibalik semangat dalam mengejar pahala Ramadan, jangan sampai terlupakan beberapa hal kecil dan mungkin sepele untuk dilakukan. Sehingga kita mengabaikannya begitu saja. Menganggap hal tersebut bukan sesuatu yang penting. Jadi biasa saja. Tidak dipersungguh dalam pelaksanaannya. Memang apaan sih hal sepele itu?

1. Hablum Minannas
Ya, hubungan antara manusia dengan manusia. Memang apa pengaruhnya dengan ibadah kita? Bukankah ibadah itu utamanya dengan Sang Pencipta? Hablum Minalloh yang terpenting dan utama dilakukan. Oh, memang benar. Ibadah itu kaitannya dengan Sang Pencipta. Bagaimana kita mentaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Allah yang akan menentukan ganjaran atas apa-apa yang sudah kita lakukan. Nah, terkait ganjaran ini maka perlunya memperbaiki hubungan kita dengan sesama manusia. Weh, apa pengaruhnya coba? Oh, banyak sekali.

Jika ibadah kita baik. Puasa rajin, sholat tak pernah tertinggal. Haji dan umroh berkali-kali. Ini berarti Hablum Minalloh kita baik. Jelaslah pahala yang kita miliki pun banyak. Tapi Hablum Minannas kita buruk. Terhadap orang tua suka melawan, dengan keluarga tidak akur, dengan tetangga saling membenci dan merasa paling baik sendiri karena rajin ibadah. Sehingga kerap memandang orang lain dengan rendah. Jelas saja kita menjadi banyak musuh. Tanpa kita sadari loh. Karena banyak orang yang tersakiti hatinya oleh perbuatan kita.

Nah, orang yang tersakiti biasanya menyumpah serapah seenaknya. Mendoakan dengan yang jelek-jelek. Dan sudah ada dalilnya bahwa doa orang yang teraniaya dikabulkan oleh Allah SWT. Wah, kalau di antara orang yang tanpa sadar telah tersakiti oleh kita lalu dalam doanya meminta semua pahala kebaikan kita, kan repot. Kita sudah berpayah-payah ibadah tapi nol pahala. Audzubillah min dzalik. 

Foto by Kompasiana.com

Jadi mari perbaiki Hablum Minannas kita. Perbanyak silaturrohim dan rajin meminta maaf kepada keluarga sendiri, sanak saudara, rekan dan kerabat. Terutama terhadap orang yang nyata-nyata kita sebal bahkan benci terhadapnya. Tak apalah kita mengalah. Toh mengalah bukan berarti kalah.  Untuk menghindari hal-hal yang telah disebutkan di atas. 

2. Lunasi Hutang-hutang
Sebagai orang yang beriman tentu kita percaya dan yakin bahwa akan ada kehidupan lain sesudah kematian. Yakni alam akhirat. Di mana hanya ada dua tempat yang akan menjadi persinggahan terakhir kita, selamanya. Tempat itu adalah surga dan neraka.

Surga merupakan pusatnya kesenangan. Sedangkan neraka tempatnya segala siksaan. Siapa pun orangnya tentulah ingin sekali masuk surga. Saya, Anda, dia, mereka dan kita semua. Sayang jalan menuju surga itu tidaklah mulus. Penuh onak berduri. Terasa berat jika dirasa-rasa.

Banyak hal yang harus dilakukan dan diperjuangkan untuk mendapatkan surga Allah tersebut. Dari urusan sholat, puasa, infak, sedekah dan haji. Itu semua ibadah rutin yang harus kita lakukan setiap hari. Dalam keadaan sehat atau pun sakit. Kecuali ibadah haji. Sebagai akses untuk kita menuju surga.

Foto by media Islam.com

Tapi bukan berarti urusan ibadah lancar lantas muluslah jalan kita ke surga. Ada hal-hal lain dan sepele yang ternyata bisa menghalangi kita untuk masuk surga. Masalah apaan tuh? Tak lain dan bukan adalah masalah hutang. Sekecil apapun bentuknya, hutang tetaplah hutang. Harus ada perhitungannya jika ingin mulus masuk surga. Rosululloh SAW dalam salah satu haditsnya menjelaskan:

"Bahwa tidak akan masuk surga, seorang hamba yang masih memiliki hutang."

Betapa hutang bisa menghalangi kita untuk masuk surga. Hutang penghalang untuk mendapatkan ridho Allah. Hutang menggerogoti segala amal kebajikan.

Sungguh merugi jika segala amal kebaikan kita selama di dunia, habis terkikis hanya karena hutang. Mari lunasi hutang-hutang yang ada. Sekecil apapun itu. Termasuk hutang janji. Karena janji adalah hutang.

Semoga dengan mengingat kematian, kita menjadi lebih bijak dalam bertindak. Mulai pandai memilah dan memilih mana hal-hal yang bermanfaat bagi kehidupan akhirat kita dan mana yang tidak. Buang perasaan gengsi untuk memperbaiki Hablum Minannas kita yang buruk. Agar kelak nama kita tetap harum, di bumi dan di langit.

Apalagi kita semua tahu bahwa kematian itu datangnya kapan saja. Tanpa permisi dan tanpa bisa ditunda. Dengan atau tanpa sakit. Jadi jangan letih berdoa dan berharap serta berupaya dengan sungguh-sungguh, agar kematian yang kelak menghampiri kita adalah kematian yang disaksikan dengan baik. Aamiiin...!!!

"Ya Allah! Jika ini Ramadan terakhirku. Perbaiki Hablum Minannasku. Lunasi Hutang-hutangku. Jangan biarkan hutang menghalangi hamba untuk meraih surga Engkau yang utama. Aamiiin...allohuma aamiiin."

Tulisan ini diikutsertakan dalam postingan tematik Blogger Muslimah, yang bisa diakses di www.bloggermuslimah.id


#PostinganTematik
#BloggerMuslimah
#PostemSpesialRamadan

Komentar

  1. Balasan
    1. Aamiiin...terima kasih ya Mba sudah berkunjung.

      Hapus
  2. aamiin Ya robbal alamiin..semoga ini bukan Ramadhan terakhir sehingga kita bisa berkumpul lebih lama dengan orang orang terkasih ya Mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin...iya, Mba. Karena masih banyak kurangnya nih ibadah yang dijalani.

      Hapus
  3. Aamiin. Semoga kita bisa bertemu Ramadhan tahun ini dan tahun2 mendatang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiiin...iya, Mba. Terima kasih sudah berkunjung.

      Hapus
  4. Aamiin..Semoga kita semua bisa memperbaiki hubungan kita dengan sesama dan dimampukan melunasi hutang-hutang kita sehingga tak ada penghalang kita untuk ke surga-Nya. Aamiin

    BalasHapus
  5. Jika ini Ramadhan terakhirku, ingin rasanya diberi kesempatan untuk semakin dekat padaNya, menyelesaikan hutang, berhenti kerja dan menghabiskan waktu dengan orang2 terkasih

    BalasHapus
  6. Aamiiin.. mbak, pengingat banget ini. Terima kasih ya mbak

    BalasHapus
  7. Aaaminnn Bun. Semoga keinginan kita tercapai ya. Oh ya Bun, bunda bagus mencantumkan sumber dari gambarnya, kalau saya boleh menyarankan sebaiknya mencantumkan sumbernya yang jelas. Karena di dalam google itu ada banyak sumber saking luasnya ya hehe. Semangat Bunda kita menulisnya ya ��

    BalasHapus
  8. aamiin ya Allah,semoga aku pun bisa memperbaiki hablum minannas aku O:)

    BalasHapus
  9. Aamiin ya Allah, sedih bacanya, apalagi soal hutang, saya ada hutang janji sama bapak saya, semoga bisa terlaksana sebelum ajal menjemput.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Semoga terwujud segala harapannya ya Mba.

      Hapus
  10. Amiin semoga masih bertemu di ramadRam berikutnya ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiiin. Iya, Mba. Doa yang sama juga untuk Mba.

      Hapus
  11. semoga terkabul harapannya ya. aamiin..

    BalasHapus
  12. Terima kasih sudah mengingatkan, Mba Denik. Semoga Allah merestui langkah kita dan mengabulkan doa-doa kita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Terima kasih juga Mba atas kunjungannya.

      Hapus
  13. Semoga Ramadhan ini kita mampu memaksimalkan ibadah jasadiyah dan qolbiyah menuju pribadi lebih baik. Aamiin

    BalasHapus
  14. Terharu bacanya mbak. Maturnuwun sudah diingatkan untuk muhasabah

    BalasHapus
  15. Sama-sama Mba. Terima kasih sudah berkunjung.

    BalasHapus
  16. Amin semoga tercapai ya mbak.
    Meski masih banyak teman dan sahabat bahkan saudara yg adem2 saja sama hutangnya. Jangankan tidak ditagih, ditagih pun malah balik memerangi. Tidak menyadari sama sekali. Tragisnya ada yg menghilang setelah punya hutang.

    Semoga deh membaca artikel ini dan segera disadarkan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mba. Semoga kita tidak seperti mereka dan terhindar dari orang-orang yang seperti itu.

      Hapus
  17. Mbak Denik, terima kasih sudah diingatkan, terutama masalah hutang. Semoga ini menjadi Ramadan terbaik kita ya, amin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Sama-sama Mba. Iya, semoga menjadi Ramadan terbaik kita semua.

      Hapus
  18. Aamiin semoga bisa memperbaiki hablumminannas.. kalau hutang alhamdulillah ga punya.. dan kalau punya pun inginnya segera dibayarkan.. alhamdulillah.. nice post teteh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Mba atas kunjungannya. Aamiiin...insya Allah terwujud niat memperbaiki Hablum Minannasnya.

      Hapus
  19. Ya Allah, iya kadang ga terasa kita asyik meningkatkan target ibadah hablum minallah nya. sementara lisan masih menyakiti orang lain T_T

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mba. Ini semacam pengingat diri juga. Terima kasih sudah berkunjung.

      Hapus
  20. Bener banget, Mbak. Jika hanya menahan lapar dahaga tapi perilaku ke sesama tidak baik, sia-sia tuh Ramadannya. Juga tentang utang, hiks. Harus dilunasi segera memang. Terima kasih sudah mengingatkan

    BalasHapus
  21. hutang memang seuatu ya. saya juga ngeri sama hutang. ya allah, selamat mengisi ramadhan ya mbaak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mba. Selamat mengisi Ramadan juga. Terima kasih atas kunjungannya.

      Hapus
  22. iya mb, semoga setiap yg berutang dimudahkan melunasinya, ngeri ya mb, syahid sj bisa tertahan gara2 utang, hiks...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mba. Semoga kita terhindar dari hutang. Aamiiin...

      Hapus
  23. Alhamdulillah, terimakasih mba sudah diingatkan. Semoga hablumminallah dan hablumminannas bisa berjalan dengan bersamaan..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama Mba. Aamiiin...iya, semoga akhir hidup kita kelak dicatat baik.

      Hapus
  24. Iya benar banget mbak, jd reminder juga buat saya agar gak dalam beribadah di bulan Ramadhan gak cuma fokus di habluminallaah saja tp habluminannaas juga penting.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mba. Saling mengingatkan melalui tulisan. Terima kasih sudah berkunjung.

      Hapus
  25. Iya benar banget mbak, jd reminder juga buat saya agar gak dalam beribadah di bulan Ramadhan gak cuma fokus di habluminallaah saja tp habluminannaas juga penting.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Misteri Pohon Besar di Kalibata City Apartement

Saat saya sedang berjalan-jalan di Kalibata City Apartment, Jakarta Selatan. Pandangan saya tertarik pada sebuah pohon besar di samping belakang apartement. Ukuran pohonnya memang besar sekali. Pikir saya. ”Kenapa tidak ditebang? Bisa bahaya kalau roboh.”  Dokumen pribadi Saya pun iseng menanyakan hal tersebut kepada kawan yang sudah lama tinggal di sana. Jawabannya sungguh membuat merinding bulu kuduk.  “Gak ada yang bisa menebang pohon tersebut. Karena banyak penunggunya. Setiap malam ada saja yang melihat penampakan-penampakan dibawah pohon itu.”  Hiiii...Seram juga ya, pikir saya. “Makanya ada semacam meja kecil diatas pohon itu. Untuk tempat sesajen. Biar penunggunya gak mengganggu orang-orang di sini,” papar kawan saya. Diam-diam ada rasa penasaran dalam hati saya. Seperti apa sih pohon itu jika dilihat dari dekat?  Maka saya pun mendekati pohon tersebut. Memang besar sekali. Terlihat dari batangnya yang besar dan tinggi. Nama pohonnya ternyata pohon mahoni. Usianya lebih

Alhamdulillah Bisa Kentut

Uuupppss!!! Ini bukan bicara jorok atau kotor. Tapi hanya untuk mengingatkan. Bahwa maaf, kentut itu termasuk anugerah terindah yang patut disyukuri. Loh! Kok? Eits, jangan bengong begitu ah. Coba saja rasakan ketika kita beberapa hari ternyata enggak bisa kentut. Rasanya ini perut kembung dan enggak enak. Tapi begitu bisa kentut. Rasanya legaaaa...sekali. Bisa terbayang toh bagaimana mereka yang tidak bisa kentut atau BAB (Buang air besar) akhirnya harus ke rumah sakit untuk diambil tindakan. Maka bersyukurlah kita yang bisa kentut setiap saat. Selama ini kita mengucapkan syukur itu jika berhubungan dengan rezeki dan sesuatu yang menyenangkan.  "Alhamdulillah dagangan hari ini ludes."  Atau  "Alhamdulillah si kakak juara kelas." Sangat jarang jika mengeluarkan kentut langsung mengucap Alhamdulillah. Padahal kentut salah satu nikmat yang luar biasa.  Jadi mulai sekarang biasakan mengucap syukurnya bukan saja ketika berhubungan dengan rezeki dan gengsi.

Gaya Rambut Muslimah yang Dianjurkan

Gaya rambut seseorang biasanya mengikuti karakter diri orang tersebut. Jika ia seorang yang aktif dan energik. Maka gaya rambut yang dipilih biasanya model Demi Moore. Itu loh si cantik di film Ghost. Gaya rambut ala Demi Moore Image foto by Lifestyle Okezone Gaya rambut ala Demi Moore sempat nge-hits di jamannya. Atau gaya rambut ala Putri Diana. Mendiang istri Pangeran Charles dari Inggris ini tetap cantik dan anggun meski berambut pendek. Gaya rambut ala Putri Diana Image foto by pinteres Bagi orang yang memiliki rambut panjang disebut sebagai orang yang sabar. Karena memiliki rambut panjang memang butuh kesabaran. Terutama dalam hal perawatan. Image foto by tagged.com Sementara orang yang menyukai gaya rambut pendek disebut sebagai orang yang tidak sabaran. Ingin serba cepat dalam bertindak. Tentu orang yang seperti ini tidak akan sabar kalau harus merawat rambut. Itu semua pendapat yang saya yakini ketika belum berhijab. Setelah berhijab dan mengetahui