Ramadhan merupakan bulan suci umat Islam. Bulan yang penuh dengan rahmat dan ampunan. Segala amal kebaikan kita di bulan Ramadan akan dilipat gandakan. Segala siksaan ahli kubur ditangguhkan. Dan setan-setan diikat semuanya selama satu bulan ini.
Umat Islam saling berlomba-lomba dalam kebaikan. Mulai dari menyantuni anak yatim, memberikan sumbangan ke masjid-masjid, sedekah takjil untuk berbuka puasa, sahur on the road dan masih banyak lagi. Dan semua itu sah-sah saja. Asalkan niatnya memang tulus untuk berbagi dan mencari ridho Allah. Bukan untuk gaya-gayaan apalagi cari nama. Mumpung bulan Ramadan.
Duh, kalau sedikit saja tersirat niat seperti itu. Sayang sekali. Karena apa yang kita lakukan tak akan mendapatkan ganjaran apapun. Boro-boro pahala. Sedih kan kalau cuma dapat capeknya saja. Jadi tak masalah saling berlomba-lomba melakukan kebaikan asal tidak salah niat.
Umat Islam saling berlomba-lomba dalam kebaikan. Mulai dari menyantuni anak yatim, memberikan sumbangan ke masjid-masjid, sedekah takjil untuk berbuka puasa, sahur on the road dan masih banyak lagi. Dan semua itu sah-sah saja. Asalkan niatnya memang tulus untuk berbagi dan mencari ridho Allah. Bukan untuk gaya-gayaan apalagi cari nama. Mumpung bulan Ramadan.
Duh, kalau sedikit saja tersirat niat seperti itu. Sayang sekali. Karena apa yang kita lakukan tak akan mendapatkan ganjaran apapun. Boro-boro pahala. Sedih kan kalau cuma dapat capeknya saja. Jadi tak masalah saling berlomba-lomba melakukan kebaikan asal tidak salah niat.
Foto by kartun istanaku.blogspot.com
Namun dibalik semangat dalam mengejar pahala Ramadan, jangan sampai terlupakan beberapa hal kecil dan mungkin sepele untuk dilakukan. Sehingga kita mengabaikannya begitu saja. Menganggap hal tersebut bukan sesuatu yang penting. Jadi biasa saja. Tidak dipersungguh dalam pelaksanaannya. Memang apaan sih hal sepele itu?
1. Hablum Minannas
Ya, hubungan antara manusia dengan manusia. Memang apa pengaruhnya dengan ibadah kita? Bukankah ibadah itu utamanya dengan Sang Pencipta? Hablum Minalloh yang terpenting dan utama dilakukan. Oh, memang benar. Ibadah itu kaitannya dengan Sang Pencipta. Bagaimana kita mentaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Allah yang akan menentukan ganjaran atas apa-apa yang sudah kita lakukan. Nah, terkait ganjaran ini maka perlunya memperbaiki hubungan kita dengan sesama manusia. Weh, apa pengaruhnya coba? Oh, banyak sekali.
Jika ibadah kita baik. Puasa rajin, sholat tak pernah tertinggal. Haji dan umroh berkali-kali. Ini berarti Hablum Minalloh kita baik. Jelaslah pahala yang kita miliki pun banyak. Tapi Hablum Minannas kita buruk. Terhadap orang tua suka melawan, dengan keluarga tidak akur, dengan tetangga saling membenci dan merasa paling baik sendiri karena rajin ibadah. Sehingga kerap memandang orang lain dengan rendah. Jelas saja kita menjadi banyak musuh. Tanpa kita sadari loh. Karena banyak orang yang tersakiti hatinya oleh perbuatan kita.
Nah, orang yang tersakiti biasanya menyumpah serapah seenaknya. Mendoakan dengan yang jelek-jelek. Dan sudah ada dalilnya bahwa doa orang yang teraniaya dikabulkan oleh Allah SWT. Wah, kalau di antara orang yang tanpa sadar telah tersakiti oleh kita lalu dalam doanya meminta semua pahala kebaikan kita, kan repot. Kita sudah berpayah-payah ibadah tapi nol pahala. Audzubillah min dzalik.
1. Hablum Minannas
Ya, hubungan antara manusia dengan manusia. Memang apa pengaruhnya dengan ibadah kita? Bukankah ibadah itu utamanya dengan Sang Pencipta? Hablum Minalloh yang terpenting dan utama dilakukan. Oh, memang benar. Ibadah itu kaitannya dengan Sang Pencipta. Bagaimana kita mentaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Allah yang akan menentukan ganjaran atas apa-apa yang sudah kita lakukan. Nah, terkait ganjaran ini maka perlunya memperbaiki hubungan kita dengan sesama manusia. Weh, apa pengaruhnya coba? Oh, banyak sekali.
Jika ibadah kita baik. Puasa rajin, sholat tak pernah tertinggal. Haji dan umroh berkali-kali. Ini berarti Hablum Minalloh kita baik. Jelaslah pahala yang kita miliki pun banyak. Tapi Hablum Minannas kita buruk. Terhadap orang tua suka melawan, dengan keluarga tidak akur, dengan tetangga saling membenci dan merasa paling baik sendiri karena rajin ibadah. Sehingga kerap memandang orang lain dengan rendah. Jelas saja kita menjadi banyak musuh. Tanpa kita sadari loh. Karena banyak orang yang tersakiti hatinya oleh perbuatan kita.
Nah, orang yang tersakiti biasanya menyumpah serapah seenaknya. Mendoakan dengan yang jelek-jelek. Dan sudah ada dalilnya bahwa doa orang yang teraniaya dikabulkan oleh Allah SWT. Wah, kalau di antara orang yang tanpa sadar telah tersakiti oleh kita lalu dalam doanya meminta semua pahala kebaikan kita, kan repot. Kita sudah berpayah-payah ibadah tapi nol pahala. Audzubillah min dzalik.
Foto by Kompasiana.com
Jadi mari perbaiki Hablum Minannas kita. Perbanyak silaturrohim dan rajin meminta maaf kepada keluarga sendiri, sanak saudara, rekan dan kerabat. Terutama terhadap orang yang nyata-nyata kita sebal bahkan benci terhadapnya. Tak apalah kita mengalah. Toh mengalah bukan berarti kalah. Untuk menghindari hal-hal yang telah disebutkan di atas.
2. Lunasi Hutang-hutang
Sebagai orang yang beriman tentu kita percaya dan yakin bahwa akan ada kehidupan lain sesudah kematian. Yakni alam akhirat. Di mana hanya ada dua tempat yang akan menjadi persinggahan terakhir kita, selamanya. Tempat itu adalah surga dan neraka.
Surga merupakan pusatnya kesenangan. Sedangkan neraka tempatnya segala siksaan. Siapa pun orangnya tentulah ingin sekali masuk surga. Saya, Anda, dia, mereka dan kita semua. Sayang jalan menuju surga itu tidaklah mulus. Penuh onak berduri. Terasa berat jika dirasa-rasa.
Banyak hal yang harus dilakukan dan diperjuangkan untuk mendapatkan surga Allah tersebut. Dari urusan sholat, puasa, infak, sedekah dan haji. Itu semua ibadah rutin yang harus kita lakukan setiap hari. Dalam keadaan sehat atau pun sakit. Kecuali ibadah haji. Sebagai akses untuk kita menuju surga.
Foto by media Islam.com
Tapi bukan berarti urusan ibadah lancar lantas muluslah jalan kita ke surga. Ada hal-hal lain dan sepele yang ternyata bisa menghalangi kita untuk masuk surga. Masalah apaan tuh? Tak lain dan bukan adalah masalah hutang. Sekecil apapun bentuknya, hutang tetaplah hutang. Harus ada perhitungannya jika ingin mulus masuk surga. Rosululloh SAW dalam salah satu haditsnya menjelaskan:
"Bahwa tidak akan masuk surga, seorang hamba yang masih memiliki hutang."
Betapa hutang bisa menghalangi kita untuk masuk surga. Hutang penghalang untuk mendapatkan ridho Allah. Hutang menggerogoti segala amal kebajikan.
Sungguh merugi jika segala amal kebaikan kita selama di dunia, habis terkikis hanya karena hutang. Mari lunasi hutang-hutang yang ada. Sekecil apapun itu. Termasuk hutang janji. Karena janji adalah hutang.
Semoga dengan mengingat kematian, kita menjadi lebih bijak dalam bertindak. Mulai pandai memilah dan memilih mana hal-hal yang bermanfaat bagi kehidupan akhirat kita dan mana yang tidak. Buang perasaan gengsi untuk memperbaiki Hablum Minannas kita yang buruk. Agar kelak nama kita tetap harum, di bumi dan di langit.
Apalagi kita semua tahu bahwa kematian itu datangnya kapan saja. Tanpa permisi dan tanpa bisa ditunda. Dengan atau tanpa sakit. Jadi jangan letih berdoa dan berharap serta berupaya dengan sungguh-sungguh, agar kematian yang kelak menghampiri kita adalah kematian yang disaksikan dengan baik. Aamiiin...!!!
"Ya Allah! Jika ini Ramadan terakhirku. Perbaiki Hablum Minannasku. Lunasi Hutang-hutangku. Jangan biarkan hutang menghalangi hamba untuk meraih surga Engkau yang utama. Aamiiin...allohuma aamiiin."
Semoga dengan mengingat kematian, kita menjadi lebih bijak dalam bertindak. Mulai pandai memilah dan memilih mana hal-hal yang bermanfaat bagi kehidupan akhirat kita dan mana yang tidak. Buang perasaan gengsi untuk memperbaiki Hablum Minannas kita yang buruk. Agar kelak nama kita tetap harum, di bumi dan di langit.
Apalagi kita semua tahu bahwa kematian itu datangnya kapan saja. Tanpa permisi dan tanpa bisa ditunda. Dengan atau tanpa sakit. Jadi jangan letih berdoa dan berharap serta berupaya dengan sungguh-sungguh, agar kematian yang kelak menghampiri kita adalah kematian yang disaksikan dengan baik. Aamiiin...!!!
"Ya Allah! Jika ini Ramadan terakhirku. Perbaiki Hablum Minannasku. Lunasi Hutang-hutangku. Jangan biarkan hutang menghalangi hamba untuk meraih surga Engkau yang utama. Aamiiin...allohuma aamiiin."
Tulisan ini diikutsertakan dalam postingan tematik Blogger Muslimah, yang bisa diakses di www.bloggermuslimah.id
#PostinganTematik
#BloggerMuslimah
#PostemSpesialRamadan
Aamiin ya rabbal'alamin.
BalasHapusAamiiin...terima kasih ya Mba sudah berkunjung.
Hapusaamiin Ya robbal alamiin..semoga ini bukan Ramadhan terakhir sehingga kita bisa berkumpul lebih lama dengan orang orang terkasih ya Mbak :)
BalasHapusAamiin...iya, Mba. Karena masih banyak kurangnya nih ibadah yang dijalani.
HapusAamiin. Semoga kita bisa bertemu Ramadhan tahun ini dan tahun2 mendatang.
BalasHapusAamiiin...iya, Mba. Terima kasih sudah berkunjung.
HapusAamiin...
BalasHapusAamiiin...terima kasih sudah berkunjung.
HapusAamiin
BalasHapusAamiiin..terima kasih sudah berkunjung
HapusAamiin
BalasHapusAamiiin...terima kasih sudah berkunjung
HapusAamiin..Semoga kita semua bisa memperbaiki hubungan kita dengan sesama dan dimampukan melunasi hutang-hutang kita sehingga tak ada penghalang kita untuk ke surga-Nya. Aamiin
BalasHapusAamiiin..allohuma aamiiin
HapusJika ini Ramadhan terakhirku, ingin rasanya diberi kesempatan untuk semakin dekat padaNya, menyelesaikan hutang, berhenti kerja dan menghabiskan waktu dengan orang2 terkasih
BalasHapusIya, Mba. Aamiiin...semoga.
HapusAamiiin.. mbak, pengingat banget ini. Terima kasih ya mbak
BalasHapusSama-sama. Terima kasih sudah berkunjung.
HapusAaaminnn Bun. Semoga keinginan kita tercapai ya. Oh ya Bun, bunda bagus mencantumkan sumber dari gambarnya, kalau saya boleh menyarankan sebaiknya mencantumkan sumbernya yang jelas. Karena di dalam google itu ada banyak sumber saking luasnya ya hehe. Semangat Bunda kita menulisnya ya ��
BalasHapusAamiiin. Terima kasih Mba sudah berkunjung.
Hapusaamiin ya Allah,semoga aku pun bisa memperbaiki hablum minannas aku O:)
BalasHapusAamiiin. Semoga ya Mba.
HapusAamiin ya Allah, sedih bacanya, apalagi soal hutang, saya ada hutang janji sama bapak saya, semoga bisa terlaksana sebelum ajal menjemput.
BalasHapusAamiin. Semoga terwujud segala harapannya ya Mba.
HapusAmiin semoga masih bertemu di ramadRam berikutnya ya mbak
BalasHapusAamiiin. Iya, Mba. Doa yang sama juga untuk Mba.
Hapussemoga terkabul harapannya ya. aamiin..
BalasHapusAamiiin. Iya, Mba.
HapusTerima kasih sudah mengingatkan, Mba Denik. Semoga Allah merestui langkah kita dan mengabulkan doa-doa kita.
BalasHapusAamiin. Terima kasih juga Mba atas kunjungannya.
HapusSemoga Ramadhan ini kita mampu memaksimalkan ibadah jasadiyah dan qolbiyah menuju pribadi lebih baik. Aamiin
BalasHapusAamiiin...doa yang sama juga ya untuk Mba.
HapusTerharu bacanya mbak. Maturnuwun sudah diingatkan untuk muhasabah
BalasHapusSama-sama Mba. Terima kasih sudah berkunjung.
BalasHapusAmin semoga tercapai ya mbak.
BalasHapusMeski masih banyak teman dan sahabat bahkan saudara yg adem2 saja sama hutangnya. Jangankan tidak ditagih, ditagih pun malah balik memerangi. Tidak menyadari sama sekali. Tragisnya ada yg menghilang setelah punya hutang.
Semoga deh membaca artikel ini dan segera disadarkan...
Betul Mba. Semoga kita tidak seperti mereka dan terhindar dari orang-orang yang seperti itu.
HapusMbak Denik, terima kasih sudah diingatkan, terutama masalah hutang. Semoga ini menjadi Ramadan terbaik kita ya, amin.
BalasHapusAamiin. Sama-sama Mba. Iya, semoga menjadi Ramadan terbaik kita semua.
HapusAamiin semoga bisa memperbaiki hablumminannas.. kalau hutang alhamdulillah ga punya.. dan kalau punya pun inginnya segera dibayarkan.. alhamdulillah.. nice post teteh
BalasHapusTerima kasih Mba atas kunjungannya. Aamiiin...insya Allah terwujud niat memperbaiki Hablum Minannasnya.
HapusYa Allah, iya kadang ga terasa kita asyik meningkatkan target ibadah hablum minallah nya. sementara lisan masih menyakiti orang lain T_T
BalasHapusBetul Mba. Ini semacam pengingat diri juga. Terima kasih sudah berkunjung.
HapusBener banget, Mbak. Jika hanya menahan lapar dahaga tapi perilaku ke sesama tidak baik, sia-sia tuh Ramadannya. Juga tentang utang, hiks. Harus dilunasi segera memang. Terima kasih sudah mengingatkan
BalasHapusSama-sama Mba.
Hapushutang memang seuatu ya. saya juga ngeri sama hutang. ya allah, selamat mengisi ramadhan ya mbaak
BalasHapusIya, Mba. Selamat mengisi Ramadan juga. Terima kasih atas kunjungannya.
Hapusiya mb, semoga setiap yg berutang dimudahkan melunasinya, ngeri ya mb, syahid sj bisa tertahan gara2 utang, hiks...
BalasHapusBetul Mba. Semoga kita terhindar dari hutang. Aamiiin...
HapusAlhamdulillah, terimakasih mba sudah diingatkan. Semoga hablumminallah dan hablumminannas bisa berjalan dengan bersamaan..
BalasHapusSama-sama Mba. Aamiiin...iya, semoga akhir hidup kita kelak dicatat baik.
HapusIya benar banget mbak, jd reminder juga buat saya agar gak dalam beribadah di bulan Ramadhan gak cuma fokus di habluminallaah saja tp habluminannaas juga penting.
BalasHapusIya, Mba. Saling mengingatkan melalui tulisan. Terima kasih sudah berkunjung.
HapusIya benar banget mbak, jd reminder juga buat saya agar gak dalam beribadah di bulan Ramadhan gak cuma fokus di habluminallaah saja tp habluminannaas juga penting.
BalasHapus