Langsung ke konten utama

Antara Aku, Kue Rangi dan Hutan Ini

Musim hujan seperti ini paling enak leyeh-leyeh di rumah. Membaca buku favorit ditemani secangkir teh hangat dan juga jajanan favorit. Me time orang biasa menyebutnya.

Bicara jajanan favorit, saya memiliki jajanan favorit yang tak pernah bosan memakannya sejak dulu sampai sekarang. Pokoknya mau lagi dan lagi. Namanya kue rangi.

Jajanan Favorit 

Kue rangi merupakan jajanan khas Betawi  berbahan dasar sagu yang dicampur dengan kelapa parut. Dipanggang di atas tungku berbahan bakar kayu. Kemudian diolesi lelehan gula merah yang telah dicampur dengan durian atau nangka sebagai pewangi. Jika tidak suka aroma durian atau nangka bisa juga hanya gula merahnya saja. Dinikmati saat hangat rasanya sampai ke hati. Nyammmmm...

Kue Rangi (dokpri)

Membayangkan nikmatnya kue rangi hangat, maka saya pun segera keluar rumah menuju taman di sudut perumahan. Tempat mangkalnya para pedagang kaki lima. Salah satunya pedagang kue rangi.

Tiba di sudut perumahan, saya tak menjumpai pedagang kue rangi tersebut. Padahal saya biasa melihat  ia mangkal di sana. Ya, sudah besok saja pikir saya. Esok harinya saya kembali mencari pedagang kue rangi. Namun harus kecewa lagi sebab tak terlihat pedagangnya.

"Kemana yang jual kue rangi di sini, Bang?" tanya saya pada pedagang yang mangkal di sana.

"Sakit kayaknya. Beberapa hari ini emang enggak jualan, Neng."

"Oh, gitu. Terus di mana yang ada jual kue rangi selain di sini?" tanya saya lagi.

"Wah, kurang tahu, Neng. Emang udah jarang yang jual sih. Paling di tempat-tempat tertentu. Suka susah dapetin sagunya kata yang jual."

Saya mengangguk-anggukkan kepala berusaha memahami perkataan pedagang tadi. Saya pun pulang dengan tangan hampa. Tetapi hasrat untuk menikmati kue rangi hangat semakin terasa. Dengan segera saya mengirim pesan ke grup WhatsApp keluarga.

KALAU KETEMU TUKANG KUE RANGI MAU YAAAA...

Tak lama ramai respon pesan di grup WhatsApp keluarga.

KAYAK ORANG NGIDAM  LO MBAK.

Saya tersenyum membaca balasan mereka. Tak apa dibilang ngidam asal mendapatkan yang saya mau. Tetapi baru dua Minggu kemudian saya mendapatkan kue ranginya. Lamo nian.

Alasan Suka Kue Rangi

Pada dasarnya saya penyuka segala makanan dan jajanan. Tetapi paling suka dengan jenis makanan atau jajanan tradisional. Salah satunya kue rangi.

Kenapa kue rangi? Karena enak. Rasanya gurih dan manis. Kenyal-kenyal saat dimakan. Termasuk kue langka. Dan pastinya kaya manfaat.

Manfaat? Memang ada manfaatnya? Hohoho...jangan salah. Biar kate jajanan tetapi kue rangi memiliki banyak manfaat. Lebih sehat dibandingkan dengan makanan junk food.

Semua itu tak lepas dari bahan dasarnya yang terbuat dari sagu. Iya, sagu. Kue rangi itu terbuat dari sagu. Bukan terigu atau tepung beras. Dan ternyata sagu itu memiliki banyak manfaat loh.

Berikut Ini Beberapa Manfaat Sagu Bagi Tubuh

1 . Menekan Gula Darah
Ternyata sagu itu mampu menekan kecepatan penyebaran gula dalam darah keseluruh jaringan tubuh.

2 . Mencegah Kristalisasi Gula
Sagu mampu mencegah kristalisasi gula di dalam darah. Kristalisasi inilah yang menyebabkan meningkatnya gula darah.

3 . Menghambat Penyumbatan Aliran Darah

4 . Mencegah Risiko Kanker Usus

5 . Meningkatkan Kepadatan Tulang

6 . Mencegah Kembung

7 . Baik Untuk Diet Sehat
Sagu lebih aman dibandingkan dengan nasi putih. Jadi bagi yang ingin diet sehat sangat bagus bila mengkonsumsi sagu.

Mengkonsumsi sagu? Duh, enggak kebayang deh. Sagu itu kan lengket ya? Eh, jangan salah. Sagu jika sudah diolah rasanya nikmat sekali. Seperti kue rangi favorit saya ini. Tidak menyangka kan kalau terbuat dari sagu?

Inilah Beberapa Olahan Sagu yang Bisa Dinikmati

1 . Laupek Sagu, makanan khas daerah Aceh
2  . Bagea, makanan khas daerah Maluku dan Sulawesi Selatan
3 . Bubur Sagu Ambon dari Maluku
4 . Kue Rangi, jajanan khas Betawi
5 . Papeda dari Maluku
6 . Sagon dari Yogyakarta dan Jawa Tengah
7 . Kapurung dari daerah Makassar
8 . Ongol-ongol Sagu dari Jawa Barat

Nah, banyak kan olahan sagu yang bisa kita nikmati. Jadi jangan ragu untuk mengkonsumsi sagu.

Selain itu, dengan mengkonsumsi sagu sama artinya kita turut serta dalam penyelamatan hutan.

Penyelamatan hutan? Apa hubungannya kue rangi, sagu dan hutan kita?

Sagu dan Hutan Kita

Jadi begini ya teman, sagu itu atau disebut juga dengan Sago Palm merupakan tumbuhan asli Indonesia. Sagu sangat jarang loh ditemui di luar negeri.

Sebab Indonesia memiliki lebih dari 90% luas sagu di dunia. Dengan 85% terdapat di Papua. Hal ini berdasarkan penelitian Pusat Teknologi Agroindustri Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Ada sekitar 1,20  juta hektar sagu di Papua. Selebihnya tersebar di Maluku, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, Kepulauan Riau dan Kepulauan Mentawai.

Pohon sagu ada yang tumbuh alami di hutan. Ada juga yang merupakan hasil semibudidaya (sengaja ditanam/ semicultivation).

Jika selama ini kita berpikir bahwa hasil hutan itu hanya kayu, damar dan rotan. Maka pemikiran itu salah. Hutan sumber pangan terbesar. Pohon sagu itu salah satunya.

Pohon sagu, by Lintas Papua

Tepung sagu diperoleh dari olahan batang rumbia. Daging batang ini yang diolah petani dengan cara digiling sampai menjadi tepung. Setelah itu tepung disaring dan diendapkan selama 24 jam. Kemudian disaring lagi beberapa kali, setelah itu barulah tepung sagu bisa diolah.

Sagu yang kaya karbohidrat ini dijadikan sebagai makanan pokok di beberapa daerah. Dijadikan bahan dasar kue. Daun pohon sagu bisa dijadikan atap rumah tradisional. Sagu juga termasuk komoditi ekspor yang mahal.

Mengolah batang sagu (by steemkr.com)

Sungguh sangat banyak manfaat sagu bagi kehidupan manusia. Oleh karenanya perbanyak pengolahan tepung sagu agar produksinya meningkat. Dengan meningkatnya produksi tepung sagu, secara tidak langsung kita turut menyelamatkan hutan. Ikut melestarikan hutan. Sebab pohon-pohon sagu akan terus terjaga kelestariannya.

Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) 2017, luas hutan di Indonesia mencapai 120.601.155 hektare. Namun akibat kebakaran hutan, pembangunan dan pembalakan liar, luasnya menyusut.

Hutan kita (by keepstudy.org)

Padahal masih ada kelompok masyarakat dan komunitas lokal yang hidup di hutan. Bahkan sejarah nenek moyang dan keberadaan mereka berpusat di hutan. Maka menjadi tanggung jawab kita semua dalam menjaga kelestarian hutan.

Sekecil apapun tindakan yang kita lakukan pasti akan berdampak dikemudian hari. Jadi lakukan tindakan yang mengarah untuk kebaikan. Apa saja tindakan itu?

Banyak. Banyak sekali. Mulai dari aktif berkegiatan yang terkait dengan lingkungan hidup sampai melakukan tindakan sehari-hari yang mendukung upaya pelestarian lingkungan.

Makan makanan yang berasal dari alam contohnya. Seperti saya yang gemar makan kue rangi. Selain kaya manfaat seperti yang sudah saya jelaskan di atas. Juga sebagai upaya menghidupkan ekonomi masyarakat.

Kue rangi yang nikmat (dokpri)

Kue rangi termasuk jajanan tradisional yang mulai langka. Kalau tak ada lagi yang membeli dan mengkonsumsi makanan tradisional semacam ini, bagaimana nasib mereka? Para pedagang dan petani sagu.

Mari hidupkan kembali tradisi makan makanan tradisional Indonesia. Sebagai bentuk kepedulian kita terhadap alam dan hutan sebagai sumber pangan. (EP)


Sumber:
Ramesia.com
IDN.Times
Liputan6.com
WALHI Nasional
https://walhi.or.id


#PulihkanIndonesia
#RimbaTerakhir
#WALHIXBPN
#HutanSumberPangan
#BlogCompetitionSeries






































Komentar

  1. Dulu pas masih di Jakarta sering beli kue rangi juga. Orang-orang nyebutinnya kue pancong. Enak pokonya. Btw bukan dr kelapa ya, dari Sagu.

    Kangamir dot com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beda atuh sama kue pancong Kang. Kue pancong dari tepung terigu/ beras yang dicampur kelapa. Kue rangi dari sagu yang dicampur kelapa juga. Cetakannya yang mirip. Btw terima kasih atas kunjungannya.

      Hapus
  2. wah kayaknya enak ya mbak dan ternyata sagu juga kaya manfaat

    BalasHapus
  3. Unik idenya mbak. Sederhana tapi mengena �� dari makanan favorit sehari-hari, bisa jadi bahasan panjang buat melestarikan hutan. Semoga menang ya Mbak ��

    BalasHapus
  4. Widiih ... Berasa kecium wanginya sampe sini. Dl waktu stay di jkt suka nyobain juga ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi...bisa aja Mba. Tapi memang enak dan khas baunya pas hangat.

      Hapus
  5. Aku big fans of kue rangi mbak hahaha emang udah susah nyarinya sekarang di seputaran komplek rumah. Tapi aku nemu banyak penjual kue rangi di sepanjang stasiun depok-UI hehehe enak banget kue rangi itu

    BalasHapus
  6. Di tempatku juga sudah tidak ada yang jual kue rangi, padahal 3 atau 4 tahun lalu masih suka lewat. Kalau ketemu aku selalu beli, karena rasanya yang uenaak banget. Betul sekali, hutan itu sumber pangan terbesar.

    BalasHapus
  7. Belum pernah makan kue rangi ini mbak, yang pernah bagea sama sagon.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, harus coba nih. Enak loh Mba. Apalagi pas masih hangat.

      Hapus
  8. Wah iya, tadi pas lihat gambarnya mau bilang mirip sagon. Ini juga favorit saya klo pulkam mbak. Sagon. Langka dan lazis.

    BalasHapus
  9. Kue tango itu ternyata dari sagu, ya, Mbak. Saya belum pernah coba tapi mirip makanan khas Sunda juga. Lihat fotonya tampak enak. Jadi pengen cobain

    BalasHapus
  10. Aduh mbak, jadi kepingin makannya. Sepertinya saya pernah makan kue ini, cuma nggak tahu apa namanya. Ternyata kue rangi toh.

    BalasHapus
  11. Duuuj galfok sama kue ranginnya. Itu kalau di Jabar namanya Bandros, kalau di jatim rangin. Jadi ngiler😍

    BalasHapus
  12. Kue kesukaan kami. Tiap abangnya lewat anak-anak selalu minta. Biasanya aku lebih suka tanpa gula. Kalaupun pakek ya sedikit aja, lebih suka rasa asli kuenya dengan sensai rasa sagunya. Kue jadul yang masih jadi favorit nih. Masih banyak yg suka.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mba. Kue jadul tapi tetap enak dan tetap dicari.

      Hapus
  13. Duh, ngomongin kue rangi emang sedap ya Mba. Informasi sagunya bermanfaat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehehe..iya, Mba. Ngomong makanan mah bikin ngiler ya?

      Hapus
  14. Ah jadi pengen deh. Hiks.. Lengkap ceritanya. Makasiy mbaa

    BalasHapus
  15. Ternyata ada banyak olahan makanan yang bisa dibuat dengan sagu ya. Selama ini tahunya cuma papeda, kapurung dan ongol2 saja. Eh termasuk kue Rangi ini, saya juga suka.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Awalnya saya juga tahunya itu saja. Ternyata banyak. Salah satunya jajanan favorit... hehehe

      Hapus
  16. Penjual Kue Rangi yang suka lewat komplek dah ganti jual cilok..hiks. Aku protes pas ketemu. Kata dia sepi kalau kue Rangi. Banyakan yang beli cilok. Padahal kan aku lebih suka kue rangi. duh jadi kangen makan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga lebih suka kue rangi Mba dibanding cilok.

      Hapus
  17. Kue rangi ini juga favorit sayaaa mbk, apalagi kalo agak-agak gosong, malah saya makin suka, hehe

    BalasHapus
  18. kue rangi itu jajan favorit aku banget, dan sekarang-sekarang ini speertinya udah jarang yang jualan. Nah enaknya itu selagi panas enak tapi pas udah dingin juga masih tetep enak, apalagi kalo gula jawa nya itu asli, manteppp

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hiks, iya Mba. Udah jarang sekarang ini. Repot kalo lagi kepingin.

      Hapus
  19. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Misteri Pohon Besar di Kalibata City Apartement

Saat saya sedang berjalan-jalan di Kalibata City Apartment, Jakarta Selatan. Pandangan saya tertarik pada sebuah pohon besar di samping belakang apartement. Ukuran pohonnya memang besar sekali. Pikir saya. ”Kenapa tidak ditebang? Bisa bahaya kalau roboh.”  Dokumen pribadi Saya pun iseng menanyakan hal tersebut kepada kawan yang sudah lama tinggal di sana. Jawabannya sungguh membuat merinding bulu kuduk.  “Gak ada yang bisa menebang pohon tersebut. Karena banyak penunggunya. Setiap malam ada saja yang melihat penampakan-penampakan dibawah pohon itu.”  Hiiii...Seram juga ya, pikir saya. “Makanya ada semacam meja kecil diatas pohon itu. Untuk tempat sesajen. Biar penunggunya gak mengganggu orang-orang di sini,” papar kawan saya. Diam-diam ada rasa penasaran dalam hati saya. Seperti apa sih pohon itu jika dilihat dari dekat?  Maka saya pun mendekati pohon tersebut. Memang besar sekali. Terlihat dari batangnya yang besar dan tinggi. Nama pohonnya ternyata pohon mahoni. Usianya lebih

Alhamdulillah Bisa Kentut

Uuupppss!!! Ini bukan bicara jorok atau kotor. Tapi hanya untuk mengingatkan. Bahwa maaf, kentut itu termasuk anugerah terindah yang patut disyukuri. Loh! Kok? Eits, jangan bengong begitu ah. Coba saja rasakan ketika kita beberapa hari ternyata enggak bisa kentut. Rasanya ini perut kembung dan enggak enak. Tapi begitu bisa kentut. Rasanya legaaaa...sekali. Bisa terbayang toh bagaimana mereka yang tidak bisa kentut atau BAB (Buang air besar) akhirnya harus ke rumah sakit untuk diambil tindakan. Maka bersyukurlah kita yang bisa kentut setiap saat. Selama ini kita mengucapkan syukur itu jika berhubungan dengan rezeki dan sesuatu yang menyenangkan.  "Alhamdulillah dagangan hari ini ludes."  Atau  "Alhamdulillah si kakak juara kelas." Sangat jarang jika mengeluarkan kentut langsung mengucap Alhamdulillah. Padahal kentut salah satu nikmat yang luar biasa.  Jadi mulai sekarang biasakan mengucap syukurnya bukan saja ketika berhubungan dengan rezeki dan gengsi.

Gaya Rambut Muslimah yang Dianjurkan

Gaya rambut seseorang biasanya mengikuti karakter diri orang tersebut. Jika ia seorang yang aktif dan energik. Maka gaya rambut yang dipilih biasanya model Demi Moore. Itu loh si cantik di film Ghost. Gaya rambut ala Demi Moore Image foto by Lifestyle Okezone Gaya rambut ala Demi Moore sempat nge-hits di jamannya. Atau gaya rambut ala Putri Diana. Mendiang istri Pangeran Charles dari Inggris ini tetap cantik dan anggun meski berambut pendek. Gaya rambut ala Putri Diana Image foto by pinteres Bagi orang yang memiliki rambut panjang disebut sebagai orang yang sabar. Karena memiliki rambut panjang memang butuh kesabaran. Terutama dalam hal perawatan. Image foto by tagged.com Sementara orang yang menyukai gaya rambut pendek disebut sebagai orang yang tidak sabaran. Ingin serba cepat dalam bertindak. Tentu orang yang seperti ini tidak akan sabar kalau harus merawat rambut. Itu semua pendapat yang saya yakini ketika belum berhijab. Setelah berhijab dan mengetahui