Langsung ke konten utama

Pencinta Alam atau Bukan Kamu Wajib Memiliki Perlengkapan Ini

Musibah banjir melanda hampir sebagian besar wilayah Indonesia diawal tahun 2020. Sudah dua bulan berlalu. Rasanya saya masih belum bisa move on nih dari cerita tentang banjir. Maklum, baru pertama kali itu terkena banjir. 

Tetapi bukan cerita sedih atau pilu sebagai korban banjir ye? Saya dan keluarga Alhamdulillah baik-baik semua. Banjir yang saya alami sih belum seberapa dibandingkan dengan banjir yang dialami oleh orang lain.

Gambar by Phinemo

Namun, namanya juga kebanjiran. Sampai setinggi pinggang pula. Maka dengan terpaksa harus mengungsi ke tempat yang aman. Mengungsinya sih bukan di tenda-tenda pengungsian seperti yang terlihat di televisi. Melainkan di rumah ketua RT kampung sebelah.

Mengungsi, di mana saja tempatnya tetap saja tidak senyaman di rumah sendiri. Makanya ada ungkapan baiti jannati (rumahku surgaku). Karena memang enak-enaknya itu di rumah sendiri deh.

Saya bukannya tidak bersyukur. Ini hanya berpendapat. Saya nikmati suasana di tempat mengungsi sambil mengobrol dengan sesama warga yang terkena banjir juga. Menikmati suguhan teh panas dan sepiring pisang goreng di tengah hujan yang masih mengguyur dengan derasnya.

Sepagi-pagian dan sesore-sorean kondisi masih biasa saja. Ketika malam tiba barulah mulai merasakan ketidak nyamanan. Tempat untuk tidur dan merebahkan diri memang disediakan. Tetapi ala kadarnya. Bapak-bapak dan kaum lelaki bisa begadang dengan tenang selama ada kopi dan rokok. Lha, saya?

Bisa saja sih ikutan begadang. Tetapi ingat besok ada banyak pekerjaan menanti jika banjir mulai surut. Yaitu beres-beres rumah. Maka kondisi tubuh harus dijaga. Namun ingin rebahan tempatnya kurang memadai. Jika memaksakan diri bisa masuk angin.

Tiba-tiba saya teringat sleeping bag dan matras yang ada dalam tas ransel. Ahaiii... saya segera mengeluarkan barang-barang tersebut. Lalu menggelar matras di lantai dan masuk ke dalam sleeping bag. Lelah yang mendera, kantuk yang menyerang membuat saya terlelap dalam kehangatan sleeping bag.

Sleeping bag (dokpri)

Tengah malam adik saya terbangun karena batuk-batuk akibat cuaca dingin. Saya segera menyodorkan termos kecil berisi air hangat. Untungnya saya selalu membawa termos kecil kemana-mana. Jadi tidak bingung menghadapi situasi seperti ini. Apalagi sedang berada di rumah orang.

Termos kecil (dokpri)

Catatan yang bisa digaris bawahi dari peristiwa ini adalah pentingnya memiliki peralatan out door meski kita bukan petualang atau pencinta alam.

Setidaknya empat jenis benda out door ini wajib dimiliki.

1 . Matras
2 . Sleeping Bag
3 . Ransel Gunung
4 . Termos Kecil

Kalau ingin melengkapi semua lebih bagus lagi. Seperti tenda kecil, senter kepala, dan kompor gas table.

Matras (dokpri)

Manfaat matras, sleeping bag, dan termos kecil sudah saya jelaskan di atas. Sementara ransel gunung, ini berguna untuk menyimpan barang-barang tersebut. Termasuk berkas-berkas penting dan barang lain yang diperlukan dalam kondisi darurat.

Hal tersebut yang sudah saya persiapkan sejak lama. Sehingga pada saat mendapat musibah banjir secara tiba-tiba itu saya sudah siap untuk mengungsi. Tanpa ragu-ragu meninggalkan rumah. Karena barang-barang berharga sudah masuk ransel semua. Ransel tahan air tentunya.

Namanya musibah, apa pun itu. Siapa yang ingin mengalami? Tentu tidak satu pun. Tetapi kita tidak bisa menolak ketika musibah datang. Oleh karenanya harus siap setiap saat. Salah satunya dengan mempersiapkan segala sesuatu sedini mungkin. Agar tetap nyaman meski sedang mengungsi. (EP)



#outdoor
#pencintaalam
#siagabencana











Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Dari Dekat Para Pengisi Suara Animasi "Doraemon"

DORAEMON. Salah satu film animasi yang cukup populer di Indonesia. Merupakan judul sebuah manga dari Jepang karya Fujiko F. Fujio. Terbit pertama kali pada Desember 1969. Doraemon adalah sebuah robot musang yang datang dari abad ke-22. Doraemon dikirim untuk menolong Nobita. Seorang anak kelas 5 Sekolah Dasar yang sangat pemalas. Tujuannya agar keturunan Nobita dapat menikmati kesuksesan di masa depan, tidak menderita akibat sifat pemalas Nobita. Dalam cerita ini Nobita suka lalai dan tidak mau mendengarkan apa kata Doraemon. Sehingga benda-benda dari Doraemon yang gunanya untuk membantu dan mewujudkan keinginan Nobita, kerap jatuh ke tangan teman-temannya yang usil. Kekacauan pun terjadi karena ulah teman-temannya. Gian, Shizuka, dan Suneo adalah tokoh-tokoh sentral dalam cerita ini. Anime Doraemon dan kawan-kawan        Di Indonesia anime Doraemon dikenal sejak 13 November 1988 sampai sekarang. Disiarkan oleh stasiun tel...

Layar Tancap Dalam Kenangan

Pada suatu hari ketika saya melewati sebuah perkampungan yang sedang menggelar hajatan, ada sebuah pemandangan yang tiba-tiba menggelitik hati. Yaitu layar tancap (layar tancep). Sesuatu yang sudah jarang sekali ditemukan. Apalagi di zaman sekarang.  Dokumen pribadi Padahal beberapa tahun yang lalu layar tancap pernah menjadi primadona masyarakat. Terutama masyarakat kalangan menengah ke bawah. Dahulu dalam setiap acara hajatan terutama jika masyarakat Betawi yang menggelarnya, layar tancap menjadi sebuah hiburan yang ditunggu-tunggu. Semacam tren mark yang tak boleh dilewatkan. Bahkan bisa menaikkan gengsi si pemilik hajat, bila dilihat dari jenis layar tancap yang disewa. Mabak. Itu salah satu jenis layar tancap yang dianggap paling bagus. Dari tampilan di layar, kejernihan suara dan kualitas gambar yang baik, mabak memang berbeda. Oleh karena itu harga sewanya konon mahal. Tak heran bila si empunya hajatan lantas disebut sebagai orang yang mampu. Sekitar tahun 1990-an ke...

Misteri Pohon Besar di Kalibata City Apartement

Saat saya sedang berjalan-jalan di Kalibata City Apartment, Jakarta Selatan. Pandangan saya tertarik pada sebuah pohon besar di samping belakang apartement. Ukuran pohonnya memang besar sekali. Pikir saya. ”Kenapa tidak ditebang? Bisa bahaya kalau roboh.”  Dokumen pribadi Saya pun iseng menanyakan hal tersebut kepada kawan yang sudah lama tinggal di sana. Jawabannya sungguh membuat merinding bulu kuduk.  “Gak ada yang bisa menebang pohon tersebut. Karena banyak penunggunya. Setiap malam ada saja yang melihat penampakan-penampakan dibawah pohon itu.”  Hiiii...Seram juga ya, pikir saya. “Makanya ada semacam meja kecil diatas pohon itu. Untuk tempat sesajen. Biar penunggunya gak mengganggu orang-orang di sini,” papar kawan saya. Diam-diam ada rasa penasaran dalam hati saya. Seperti apa sih pohon itu jika dilihat dari dekat?  Maka saya pun mendekati pohon tersebut. Memang besar sekali. Terlihat dari batangnya yang besar dan tinggi. Nama pohonnya ternyata pohon mah...