Tak terasa kini kita sudah memasuki tahun 2021. Meski tahun 2020 kami dikirimi hujan sedemikian rupa sampai setinggi dada. (Baca:banjir) Namun saya patut bersyukur atas apa-apa yang telah dilalui sepanjang tahun 2020.
Picture by pixabay
Kok? Kenapa begitu? Bukankah awal tahun kami mengalami musibah dan penderitaan yang cukup membuat trauma jika mendengar hujan yang terus menerus?
Memang benar. Namun setelahnya ada banyak pencapaian tak terduga yang membuat saya melambung. Sebab sebagian mimpi saya terwujud. My dreams comes true.
Pertama, saya berhasil meluncurkan buku solo kedua pada bulan Februari 2020. Buku yang berjudul "Bersepeda ke Hatinya" ini merupakan pencapaian pertama saya di tahun 2020. Bagaimana tidak senang? Karena perjuangan dalam mewujudkan buku tersebut tak main-main. Oleh karenanya patut diabadikan dalam sebuah buku. Alhamdulillah terwujud. Yeaaah....
Dokumen pribadi
Kedua, tulisan saya tentang piala Oscar mendapat apresiasi dari KOMiK Kompasiana. (Baca; menang)
Wah, ini sungguh membuat saya tak percaya. Sebab saya mengetahui seperti apa jam terbang kawan-kawan yang mengikuti kompetisi ini terkait film. Sudah tak diragukan lagi. Jagolah mereka itu.
Maka ketika nama saya yang muncul sebagai salah satu pemenang, rasanya tak percaya. Tapi senangkan? Tentu saja. Siapa yang tak senang kalau karyanya mendapat apresiasi? Apalagi salah satu hadiahnya adalah tiket nonton bareng film Little Woman.
Dokumen pribadi
Wow, Little Woman adalah film incaran saya nih. Sejak lama saya sudah merencanakan untuk nonton film ini. Eh, takdir membawa saya untuk menonton film tersebut dalam suasana berbeda. Pencapaian yang patut disyukuri bukan?
Ketiga, beberapa tulisan saya mendapatkan label Headline alias artikel utama. Wow, ini pencapaian luar biasa juga. Mengingat platform menulis yang saya ada di dalamnya bukanlah sembarang platform. Ada banyak penulis dan orang-orang hebat di sana. Jadi buat saya yang masih apalah-apalah dalam dunia tulis menulis, jelas ini prestasi yang patut disyukuri.
Dokumen pribadi
Keempat, dan ini juga sesuatu yang patut saya syukuri. Bagaimana tidak? Saya dipilih untuk mengikuti kegiatan opukasi bidang sejarah dari Kemendikbud Jakarta. Dalam kegiatan ini saya berkumpul dan bergabung dengan para ahli sejarah serta orang-orang hebat dari berbagai media.
Saya merasa bukan siapa-siapa. Belum ada apa-apanya. Jadi ketika mendapatkan undangan ini rasanya tak percaya. Saya sampai memastikan bahwa undangan tersebut benar adanya untuk saya. Bukan salah alamat.
"Benar Mba. Mba dipilih langsung dalam rapat. Mereka tahu Mba tapi tak punya nomor kontaknya. Saya yang diminta mencari tahu tentang Mba. Makanya saya hubungi Mba lewat Instagram. Hari gini enggak mungkin kalau tak punya medsos?"
Masya Allah. Saya jadi terharu. Sungguh tak menyangka bahwa demikian proses yang saya lalui hingga bisa duduk manis bersama orang-orang hebat bidang sejarah.
Dokumen pribadi
Ketika saya hubungi kawan-kawan di grup penulis sejarah, adakah yang mendapatkan undangan juga? Ternyata tak ada. Hanya saya. Subhanallah. Betapa saya harus sujud syukur atas semua ini.
Kelima, ada banyak permintaan endorse yang menghampiri. Mulai dari produk makanan sampai produk jasa. Sehingga setiap hari saya bak artis yang siap sedia di depan kamera untuk membuat video dan gambar. Pencapaian yang kata orang receh. Tapi bagi saya tidak bisa dianggap remeh. Ini prestasi juga yang patut disyukuri.
Puncak pencapaian saya dari menulis di tahun 2020 adalah terbangnya saya ke Kota Atambua. Salah satu kota di Pulau Timor yang merupakan perbatasan negara Republik Indonesia dengan Timor Leste.
Siapa yang menyangka bahwa saya akan mendapatkan tawaran ke sana di tengah pandemi seperti ini? Ini mimpi saya. Tapi kondisi seperti ini siapa yang berani pergi jauh-jauh?
Setelah mempertimbangkan segala sesuatunya. Dan cukup lama tak mengiyakan tawaran tersebut. Akhirnya saya terima tawaran tersebut. Kapan lagi? Ini impian saya sejak lama. Kalau sampai melayang. Entah kapan saya bisa ke sana lagi.
Kesempatan tidak datang dua kali. Yang terpenting dalam kondisi seperti ini saya harus benar-benar menjaga protokol kesehatan. Selalu menjaga jarak, jaga pola makan, jaga kesehatan dan selalu mengenakan masker. Hasilnya? Saya bisa berdiri gagah di Pos Lintas Batas Negara Republik Indonesia dan Timor Leste, Mota'ain Indonesia.
Dokumen pribadi
Ini sungguh-sungguh dreams come true. Hal menggembirakan lainnya. Hasil swap saya sebelum dan sesudah keberangkatan semuanya negatif. Alhamdulillah. Terima kasih Gusti Allah. Saya masih dilindungi dan dijaga dengan baik.
Tak ada yang bisa saya lakukan selain sujud syukur. Syukur dan syukur atas semua karunia yang telah Allah berikan hingga saat ini.
Dokumen pribadi
Rupanya benar adanya. Jika kita senantiasa bersyukur, maka Allah akan menambah kenikmatannya bagi kita. Saya sungguh tak menyangka bahwa akhir tahun 2020 ditutup dengan manis oleh kemenangan saya dalam sebuah event menulis.
Sebab saya memang tidak terlalu mengincar kemenangan tersebut. Sejak tahun 2017, saya memang selektif dalam mengikuti ajang lomba menulis. Tidak semua event menulis saya ikuti. Saya lebih memilih tema dan kebermanfaatan dari apa yang saya tulis. Jadi kalau temanya bagus dan manfaatnya bagi pembaca sangat baik. Artinya tulisan yang memang bisa menginspirasi pembacanya. Maka saya ikut serta di dalamnya.
"Pilih-pilih banget sih Lo? Terlalu idealis."
Terserah orang mau berpendapat seperti apa. Ini hanyalah masalah prinsip. Cukuplah di awal-awal menulis saya ikuti semua event dan lomba menulis. Karena saat itu saya ingin tahu, apakah tulisan saya bisa diterima oleh pembaca?
Untuk membuktikannya maka saya ikuti semua lomba dan harus menang. Pokoknya tak peduli juara berapa judulnya harus menang. Itu pembuktian kepada diri dan juga keluarga kalau "gue bisa."
Syukur Alhamdulillah semesta mendukung. Jadilah tahun-tahun pertama menulis keluarga sampai bosan mendengar kabar kemenangan yang saya raih. Lucu juga sih.
Setelah itu saya mulai mencari passion sesungguhnya dalam dunia tulis menulis. Jadi bukan lagi mengejar event dan mencari pembuktian diri. Tapi lebih nge-branding diri dan personality.
Kan enak tuh ketika menyebutkan saya.....tujuan saya adalah begini-begini. Lalu mereka mempersilakan dengan hormat.
"Jadi kakak yang namanya....saya sering melihat nama kakak muncul di....ya, ampun. Seneng banget akhirnya bisa ketemu kakak."
Kalau orang bilang "Sedikit bicara banyak bekerja." Maka slogan saya lain lagi. "Sedikit publikasi, banyak apresiasi."
Hahahaha...boleh toh punya slogan sendiri. Yang penting bisa memotivasi diri untuk terus berkarya. Untuk terus memberikan kebermanfaatan kepada orang lain melalui tulisan. Jadi terima kasih 2020. Selamat datang 2021. (EP)
Komentar
Posting Komentar