Langsung ke konten utama

Tampil Percaya Diri Berkat "Menulis dan Nge-Blog"


Kamu pemalu? Minderan? Mau apa-apa takut salah. Takut ditertawakan. Tetapi kamu memiliki banyak ide, gagasan dan uneg-uneg yang ingin disampaikan? Jangan dipendam. Nanti bisa bikin stress dan bisa jerawatan loh! Weh, apa hubungannya? Iya, kan hasrat untuk mengungkapkan gagasan terpendam. Tidak terlampiaskan. Makanya jadi jerawat. Solusinya mudah saja. Menulislah! Dijamin semua perasaan tadi akan hilang. Yang tinggal hanya rasa percaya diri.

Kalimat di atas bukan slogan semata atau sekedar kata-kata pembangkit semangat. Tetapi ungkapan tulus dari hati paling dalam, milik seorang blogger dan penulis pemula yang mewarnai dunia kepenulisan serta dunia perbloggeran di tanah air. Dan orang itu adalah saya.

Blogger. Kata yang sejujurnya tidak terlalu familiar di telinga saya. Berbeda dengan kata penulis. Nama-nama penulis terkenal dengan karya-karyanya bisa luar kepala saya mengingatnya. Mungkin karena salah satu kegemaran saya adalah membaca. Sementara blogger dengan blognya, tak satu pun saya ketahui sebelum saya tercebur menjadi seorang blogger.

My passion

Awal Mengenal Blog

Pertama kali mengenal blog itu sekitar tahun 2015 awal. Itu juga karena "insiden." Yah, insiden tertinggalnya buku coret-coretan di rumah. Ceritanya waktu itu saya mau mengisi liburan dengan menginap di rumah kawan yang sudah lama tak bertemu. Begitu tiba di rumahnya dan menyadari bahwa saya tak membawa buku coret-coretan, rasanya ada yang hilang. Saya ceritakan hal ini pada si kawan. Dia tahu bagaimana perasaan saya. Karena kemana-mana saya tak lepas dari buku tersebut. Kawan saya sampai menyebut buku itu kitab suci kedua saya.

Melihat saya yang sudah hilang mood, akhirnya si kawan ini berujar, "Bikin blog aja sih. Lo bisa tetep menulis meski enggak bawa kitab suci kedua Lo itu. Enggak bakalan hilang tuh tulisan selama Lo ingat passwordnya. Cuma ya gitu? Begitu Lo publish tuh tulisan. Orang sejagad raya ini bisa baca."

Wuduh, enggak bisa sembarang menulis nih pikir saya. Tetapi daripada enggak menulis, boleh juga tuh saran si kawan. Akhirnya saya pun membuat sebuah blog. Itulah pertama kalinya saya ngeblog. Tulus, lurus ingin berbagi pengalaman dan kisah serta motivasi melalui tulisan.

Tetapi blog itu hanya sekali saya isi dengan sebuah artikel. Selebihnya kembali ke buku coret-coretan dan sesekali mengirimkannya ke majalah atau media cetak lain. Saat itu lebih seringnya berupa puisi atau cerpen.

Alasan Tertarik Menulis di Media Cetak
Saya senang menulis sejak sekolah dasar. Tetapi tidak terlintas untuk menjadi seorang penulis suatu saat nanti. Menulis ya menulis saja. Pelampiasan saya ketika kesal dengan seorang kawan, tidak suka dengan cara guru mengajar dan protes terhadap keadaan sekitar yang tidak sesuai dengan kata hati ini. Berhubung saya tidak suka protes langsung. Atau tampil di depan kelas menyampaikan gagasan yang ada. Akhirnya menulis itu cara saya mengungkapkan semua.

Pada saat duduk di bangku sekolah menengah pertama saya mulai memberanikan diri mengirim tulisan ke majalah remaja. Pertama ingin berkontribusi terhadap tema yang diajukan. Kedua ingin orang lain tahu bagaimana pendapat dan gagasan yang saya ungkapkan, tanpa perlu saya tampil ke depan memperlihatkan diri. Bahasa lainnya "ogah dikenal. Senang dibalik layar."

Maka begitulah, beberapa majalah remaja dan koran ibu kota menjadi pelampiasan saya dengan opini atau puisi. Dan saya menikmati itu tanpa perlu orang tahu siapa saya.

Kawan Difable Membawa Saya Terjun ke Dunia Blogging

Media sosial terutama Facebook membuat saya mengenal banyak kawan di dunia maya. Salah satunya seorang kawan penyandang disabilitas. Kami berkawan cukup erat meski berbeda provinsi. Saya sempatkan diri mengunjunginya jika kebetulan bertandang ke daerah sana. Sehingga saya tahu persis bagaimana kehidupannya.

Satu ketika saya mendapatkan info mengenai lomba blog yang bertema "Ramah Difable." Karena merasa tidak aktif menulis di blog dan jujur buta tentang gini gitunya blog, maka saya abaikan info tersebut. Tetapi temanya kok menggelitik hati untuk menuangkan semua mengenai semangat yang dimiliki oleh kawan saya yang disabilitas itu. Menurut saya sangat perlu diketahui oleh masyarakat tentang kehidupan seorang disabilitas. Maka atas persetujuan si kawan, saya pun mantap mengikuti lomba tersebut dengan latar kehidupan si kawan ini.

Setelah mengirimkan tulisan di blog tersebut, saya beraktifitas seperti biasa. Bekerja, jalan-jalan dan menulis diary. Beberapa bulan kemudian saya dikejutkan dengan masuknya sebuah email yang mengabarkan bahwa saya menjadi salah satu pemenang lomba blog "Ramah Difable." Wow...ini sungguh kejutan luar biasa bagi saya. Bukan semata karena kemenangan yang saya peroleh. Tetapi senang karena tulisan saya mendapat apresiasi. Ini artinya tulisan saya bisa menginspirasi orang banyak.

Sejak itu saya mulai rajin menulis di blog meski tak ada kompetisi. Menulis untuk kebaikan. Segala hal saya tulis di blog. Tentu saja yang dirasa bermanfaat untuk orang yang membaca nya. Jadi bukan berupa curhatan atau puisi yang biasa saya tulis.

Suatu hari tertantang untuk mengikuti lomba blog yang diadakan oleh penerbit besar. Selain tertarik dengan temanya, juga sebagai uji nyali bagi diri sendiri. Mengingat itu tuh penerbit besar yang pastinya diikuti oleh para penulis dan blogger hebat. Karena ada kebanggaan jika bisa lolos kompetisi di sana. Sementara saya mah siapa atuh?

Tak disangka-sangka, ternyata saya lolos menjadi salah satu pemenang. Ini pencapaian luar biasa bagi saya. Sejak itu meski gaptek dalam urusan blog, saya dengan percaya diri bisa menyebut diri sebagai seorang blogger. Yes, I am a blogger, now.

Momen Spesial Menjadi Seorang Blogger

Periode tahun 2016 - 2017 tahun-tahun dimana saya aktif menulis di blog. Mulai bergabung dengan komunitas blog. Mendatangi setiap event-event yang menarik hati, dengan atau tanpa undangan. Tujuannya untuk menuliskannya di blog. Dalam beberapa event, saya sering berbarengan dengan wartawan dari media cetak dan online meliput suatu kegiatan. Ketika ditanyakan dari media mana, dengan mantap saya jawab kalau saya blogger. Tanpa menyebut komunitas yang saya ikuti. Karena saya hadir memang bukan atas nama komunitas melainkan individu yang mencari berita untuk mengisi blognya.

Alhasil saya sempat bertemu dan berbincang-bincang dengan beberapa penulis terkenal. Tokoh masyarakat. Momen yang spesial adalah bisa bertemu dengan walikota Tangerang tempat saya tinggal. Dan eyang Sapardi Djoko Damono. Tahu dong siapa beliau? Semua itu hanya dengan satu sapaan, "Saya blogger. Bolehkah berbincang sebentar untuk bahan tulisan saya di blog?"

Jika dulu saya hanya bisa melihat orang-orang hebat tersebut melalui layar kaca. Kini bisa berdampingan langsung dengan mereka. Saya yang awalnya malas dan malu menghadapi orang banyak, karena ngeblog menjadi percaya diri menemui orang-orang hebat tersebut. 

Bersama walikota Tangerang

Bersama Eyang Sapardi Djoko Damono

Keluar Negeri Berkat Nge-Blog

Bisa jalan-jalan keluar negeri harapan hampir semua orang. Termasuk saya. Meski tak terbayang bagaimana caranya. Bisa mengunjungi batu caves di Malaysia adalah salah satu impian saya. Dan ternyata impian itu terwujud ketika saya bergabung dalam komunitas Blogger Muslimah. Sungguh tak percaya hal ini bisa terwujud begitu cepat. Tahun 2018 merupakan tahun yang luar biasa dalam hidup saya sebagai seorang blogger.

Memang sih saya bukan seorang blogger cetar macam. Nodi Harahap yang kiprahnya bisa kalian intip di sini www.nodiharahap.com

Duh, jauhlah. Apalah saya dibandingkan dengan mereka. Saya masih harus belajar banyak. Secara pribadi pencapaian ini luar biasa sekali. Sebagai cambuk untuk terus menulis dengan lebih baik lagi.

Trip to Malaysia

Berkat Nge-Blog Bisa Tampil Percaya Diri

Dari seringnya bertemu wartawan dari berbagai media ketika meliput acara, saya pun mengenal salah satu wartawan online di Tangerang. Kami pun bertukar nomor kontak dan saling sharing informasi. Saya pun berbagi informasi mengenai tulisan saya di blog. Ketika mengetahui kalau saya menerbitkan buku solo, ia yang juga tergabung dalam Dewan Kesenian Tangerang memutuskan untuk membedah buku saya.

Sebagai penulis pemula, ini merupakan apresiasi luar biasa bagi saya. Menjadi pembicara di antara seniman-seniman hebat Kota Tangerang. Saya yang awalnya tidak suka tampil di depan umum semacam ini, mau tidak mau. Suka tidak suka ya harus maju dan tampil percaya diri.

Flyer


Suasana di Dewan Kesenian Tangerang sebelum sesi beda buku

Tak hanya itu, dalam beberapa kesempatan saya didaulat untuk membaca puisi dan memberi motivasi kepada adik-adik. Jika dikilas balik, tampil di depan umum itu bukan "gue banget." Tetapi alur kehidupan membawa saya pada tahap ini. Saya pun jadi meyakini bahwa "Setiap tulisan akan menemukan jalannya." Seperti inilah contohnya.

Harapan di Tahun 2019

Di tahun yang baru ini harapan saya sebagai seorang penulis pemula dan seorang blogger inginnya bisa terus konsisten dalam menulis. Lebih meningkat kemampuan menulisnya. Dan lebih bermanfaat lagi apa-apa yang saya tulis.

Khusus untuk urusan blog, sepertinya saya harus mencari guru atau partner yang bisa mengajari Nge-Blog dengan oke. Tentu saja seorang guru yang sabar sekali. Mengingat sudah tidak muda lagi. Banyak yang harus diurus dan dipikirkan (alasan). Pastinya tak secepat anak-anak muda nih daya tangkapnya.

Eits, meski begitu semangat juangnya tinggi kok. Jadi tak malulah menambah ilmu ke sana-sini. Apalagi mencari ilmu itu tak mengenal usia. 

                                   
I am a blogger muslimah

Dari semua peristiwa yang terjadi dan saya alami, terutama dalam bidang kepenulisan. Saya merasa bersyukur telah mengalami "insiden" ketinggalan buku. Jika tidak begitu mungkin sampai sekarang. Di era yang serba digital, saya tak mengenal apa itu blog. Masih asyik berkutat dengan "kitab suci kedua."

Meski sampai sekarang belum bisa lepas dari "kitab suci kedua," setidaknya dunia blogging menambah wawasan dan cakupan saya dalam menulis. Membuat saya tampil percaya diri tanpa harus keluar masuk salon. Banyak hal yang saya dapat melalui blog. Tanpa harus membandingkan diri dengan orang lain. Jadi diri sendiri saja. Sehingga dengan bangga bisa berseru, "I am a blogger muslimah." (Denik)


Tulisan ini diikutsertakan dalam Kompetisi Blog Nodi yang info lengkapnya bisa klik di sini www.nodiharahap.com

#KompetisiBlogNodi
#NaraBlogEraDigital

Komentar

  1. Balasan
    1. Haiii Aa Gilang. Terima kasih atas kunjungannya. Duh, masih apalah-apalah nih..hihihi

      Hapus
  2. Balasan
    1. Terima kasih Mba. Masih harus banyak belajar lagi nih. Biar seperti teman-teman ODOP yang lain.

      Hapus
  3. Mantap sudah bertekad jd blogger full nih mba Denik

    BalasHapus
  4. wah barokah bisa berkenalan dengan srikandi blogger... semoga selalu memotivasi para pejuang literasi Indonesia...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas kunjungannya. Aamiin... harapan yang sama juga untuk sampean ngeh.

      Hapus
  5. Hebat mbak denik. Salam kenal. Ingin jadi blogger juga nih saya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo Mba! Salam kenal kembali.wah, ayo menulis Mba. Pasti ada manfaatnya. Semangat ya Mba.

      Hapus
  6. +Pencapaian Mbak denik ternyata luar biasa, kita ini telat kenal, Mbak. Kenalnya berkat Balada Si Roy karya Kang Gol A Gong, he he. Senang banget bisa kenal Mbak Denik yang penuh semangat dan gigih berkarya.
    Menang lomba itu juga berkat upaya yang dibarengi doa baik, Mbak. Semoga saja pencapaian kita pada tahun ini dan tahun mendatang bisa lebih baik lagi.Soal usia, yah, saya juga sadar ada yang berubah. Pada tahun 2014 daya tangkap saya mengenai teknis blog masih baik, sekarang menurun.
    Saya bahklan lupa pasang widget pagerank di blog baru gimana, padahal yang di blog lama bisa.
    Meskipun demikian, yang penting kita tetap mau belajar. Semangat, Mbak. Salam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betuuuulll Mba. Yang penting semangaaaattt. Dan terus menulis untuk kebaikan. Meskipun kita tidak secanggih mereka. Tak muda lagi. Selama meliki semangat dan niat baik dalam berkarya, insya Allah hasilnya juga baik. Terima kasih atas kunjungannya ya Mba.

      Hapus
  7. Keren banget mba pencapaian ngeblognya.
    Setuju banget mba, ngeblog membuat kita lebih pede ya.
    Gak harus sibuk perawatan di salon demi tampil pede, menulis, membagikan hal-hal manfaat di blog juga bikin kita lebih baik lagi.

    Semoga 2019, lebih lancar lagi ya mba :)

    BalasHapus
  8. Waaahhh sama kak, aku juga ke LN berkat ngeblog hehhe, smg suatu saat kita bs ke LN bareng yah kak atas nama blogger amin :)

    BalasHapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  10. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  11. Aku merasa bersyukur bertemu dengan tulisan ini. Menyemangati untuk nulis blog lagi. Thanks buat inspirasinya, Mbak. :)

    BalasHapus
  12. ne aku mulai tobat.. mulai ngblog lagi karena terinspirasi mbak deni yang konsisten banget ngeblognya... semoga saya juga bisa selalu konsisten kek mbak denik...dan bertemu dengan orang-orang hebat lainnya.. aamiin...

    BalasHapus
  13. Saya paling telat mengenal blog bu Denik,saya meski makin senja juga masih ingin belajar sepanjang waktuTerima kasih mdh2an ada saat untuk bisa bertemu dlm rangka sinau nulis ya .Salam kenal salam bahagia

    BalasHapus
  14. Mantab,ketrampilan menulis yang hebat smg nulari

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Misteri Pohon Besar di Kalibata City Apartement

Saat saya sedang berjalan-jalan di Kalibata City Apartment, Jakarta Selatan. Pandangan saya tertarik pada sebuah pohon besar di samping belakang apartement. Ukuran pohonnya memang besar sekali. Pikir saya. ”Kenapa tidak ditebang? Bisa bahaya kalau roboh.”  Dokumen pribadi Saya pun iseng menanyakan hal tersebut kepada kawan yang sudah lama tinggal di sana. Jawabannya sungguh membuat merinding bulu kuduk.  “Gak ada yang bisa menebang pohon tersebut. Karena banyak penunggunya. Setiap malam ada saja yang melihat penampakan-penampakan dibawah pohon itu.”  Hiiii...Seram juga ya, pikir saya. “Makanya ada semacam meja kecil diatas pohon itu. Untuk tempat sesajen. Biar penunggunya gak mengganggu orang-orang di sini,” papar kawan saya. Diam-diam ada rasa penasaran dalam hati saya. Seperti apa sih pohon itu jika dilihat dari dekat?  Maka saya pun mendekati pohon tersebut. Memang besar sekali. Terlihat dari batangnya yang besar dan tinggi. Nama pohonnya ternyata pohon mahoni. Usianya lebih

Alhamdulillah Bisa Kentut

Uuupppss!!! Ini bukan bicara jorok atau kotor. Tapi hanya untuk mengingatkan. Bahwa maaf, kentut itu termasuk anugerah terindah yang patut disyukuri. Loh! Kok? Eits, jangan bengong begitu ah. Coba saja rasakan ketika kita beberapa hari ternyata enggak bisa kentut. Rasanya ini perut kembung dan enggak enak. Tapi begitu bisa kentut. Rasanya legaaaa...sekali. Bisa terbayang toh bagaimana mereka yang tidak bisa kentut atau BAB (Buang air besar) akhirnya harus ke rumah sakit untuk diambil tindakan. Maka bersyukurlah kita yang bisa kentut setiap saat. Selama ini kita mengucapkan syukur itu jika berhubungan dengan rezeki dan sesuatu yang menyenangkan.  "Alhamdulillah dagangan hari ini ludes."  Atau  "Alhamdulillah si kakak juara kelas." Sangat jarang jika mengeluarkan kentut langsung mengucap Alhamdulillah. Padahal kentut salah satu nikmat yang luar biasa.  Jadi mulai sekarang biasakan mengucap syukurnya bukan saja ketika berhubungan dengan rezeki dan gengsi.

Gaya Rambut Muslimah yang Dianjurkan

Gaya rambut seseorang biasanya mengikuti karakter diri orang tersebut. Jika ia seorang yang aktif dan energik. Maka gaya rambut yang dipilih biasanya model Demi Moore. Itu loh si cantik di film Ghost. Gaya rambut ala Demi Moore Image foto by Lifestyle Okezone Gaya rambut ala Demi Moore sempat nge-hits di jamannya. Atau gaya rambut ala Putri Diana. Mendiang istri Pangeran Charles dari Inggris ini tetap cantik dan anggun meski berambut pendek. Gaya rambut ala Putri Diana Image foto by pinteres Bagi orang yang memiliki rambut panjang disebut sebagai orang yang sabar. Karena memiliki rambut panjang memang butuh kesabaran. Terutama dalam hal perawatan. Image foto by tagged.com Sementara orang yang menyukai gaya rambut pendek disebut sebagai orang yang tidak sabaran. Ingin serba cepat dalam bertindak. Tentu orang yang seperti ini tidak akan sabar kalau harus merawat rambut. Itu semua pendapat yang saya yakini ketika belum berhijab. Setelah berhijab dan mengetahui