Langsung ke konten utama

Gaya Rambut Muslimah yang Dianjurkan

Gaya rambut seseorang biasanya mengikuti karakter diri orang tersebut. Jika ia seorang yang aktif dan energik. Maka gaya rambut yang dipilih biasanya model Demi Moore. Itu loh si cantik di film Ghost.

Gaya rambut ala Demi Moore
Image foto by Lifestyle Okezone

Gaya rambut ala Demi Moore sempat nge-hits di jamannya. Atau gaya rambut ala Putri Diana. Mendiang istri Pangeran Charles dari Inggris ini tetap cantik dan anggun meski berambut pendek.

Gaya rambut ala Putri Diana
Image foto by pinteres

Bagi orang yang memiliki rambut panjang disebut sebagai orang yang sabar. Karena memiliki rambut panjang memang butuh kesabaran. Terutama dalam hal perawatan.

Image foto by tagged.com

Sementara orang yang menyukai gaya rambut pendek disebut sebagai orang yang tidak sabaran. Ingin serba cepat dalam bertindak. Tentu orang yang seperti ini tidak akan sabar kalau harus merawat rambut.

Itu semua pendapat yang saya yakini ketika belum berhijab. Setelah berhijab dan mengetahui ajaran-ajaran agama. Banyak hal yang baru saya ketahui. Termasuk urusan rambut.

Bagi seorang muslimah sebaiknya tidak memotong rambutnya melebihi atas bahu alias pendek. Itu nasihat yang saya dapatkan saat mengkaji ilmu agama. Apalagi meniru gaya rambut laki-laki.

Meski dengan alasan praktis namun tidak dianjurkan seorang perempuan muslimah memotong rambut seperti itu. Jadinya menyerupai laki-laki. Dan itu dilarang oleh agama.

Wah, padahal saya sukanya seperti itu. Praktis dan tidak ribet. Ternyata tidak dibolehkan dalam agama, seorang perempuan menyerupai seorang laki-laki. Begitu pula sebaliknya. Seorang laki-laki tidak boleh menyerupai seorang perempuan.

"Lalu gaya rambut seperti apa yang dianjurkan dalam agama?" tanya saya. Rambut seorang muslimah sebaiknya melebihi bahu. Artinya bisa sepanjang ketiak, sepunggung atau sepinggul. Tergantung selera. Begitu jawaban yang saya terima.

Image foto by bisikan.com

Kalau pun ingin potong pendek. Sebaiknya tidak di atas bahu. Jadi mentoknya sebatas bahu. Terkecuali bagi mereka yang memiliki penyakit. Atau justru karena sakit sehingga rambutnya rontok bahkan nyaris botak. Itu pengecualian.

"Halah, orang ketutupan kerudung ini. Mau pendek atau botak sekali pun tak ada yang tahu."

Memang benar tak ada yang tahu. Tetapi ada Allah yang mengetahui semua gerak-gerik kita. Tidak berdosa juga kalau tidak berambut panjang.

Semua dikembalikan kekepahaman kita masing-masing. Agama hanya mengajarkan yang baik-baik. Agama itu nasihat. Jadi isinya tentu nasihat yang baik-baik. Maka tinggal bagaimana kita menjalaninya. (EP)


#BloggerPerempuan
#30harikebaikanBPN
#BPNramadanchallenge
#BPNpostchallenge13



Komentar


  1. Aku udah punya hai style sejak kecil jadi aman hahaha.. Alias Ibu sendiri yg punya salon

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. Iya,betul. Saya pun suka gaya rambut seperti ini.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Misteri Pohon Besar di Kalibata City Apartement

Saat saya sedang berjalan-jalan di Kalibata City Apartment, Jakarta Selatan. Pandangan saya tertarik pada sebuah pohon besar di samping belakang apartement. Ukuran pohonnya memang besar sekali. Pikir saya. ”Kenapa tidak ditebang? Bisa bahaya kalau roboh.”  Dokumen pribadi Saya pun iseng menanyakan hal tersebut kepada kawan yang sudah lama tinggal di sana. Jawabannya sungguh membuat merinding bulu kuduk.  “Gak ada yang bisa menebang pohon tersebut. Karena banyak penunggunya. Setiap malam ada saja yang melihat penampakan-penampakan dibawah pohon itu.”  Hiiii...Seram juga ya, pikir saya. “Makanya ada semacam meja kecil diatas pohon itu. Untuk tempat sesajen. Biar penunggunya gak mengganggu orang-orang di sini,” papar kawan saya. Diam-diam ada rasa penasaran dalam hati saya. Seperti apa sih pohon itu jika dilihat dari dekat?  Maka saya pun mendekati pohon tersebut. Memang besar sekali. Terlihat dari batangnya yang besar dan tinggi. Nama pohonnya ternyata pohon mahoni. Usianya lebih

Alhamdulillah Bisa Kentut

Uuupppss!!! Ini bukan bicara jorok atau kotor. Tapi hanya untuk mengingatkan. Bahwa maaf, kentut itu termasuk anugerah terindah yang patut disyukuri. Loh! Kok? Eits, jangan bengong begitu ah. Coba saja rasakan ketika kita beberapa hari ternyata enggak bisa kentut. Rasanya ini perut kembung dan enggak enak. Tapi begitu bisa kentut. Rasanya legaaaa...sekali. Bisa terbayang toh bagaimana mereka yang tidak bisa kentut atau BAB (Buang air besar) akhirnya harus ke rumah sakit untuk diambil tindakan. Maka bersyukurlah kita yang bisa kentut setiap saat. Selama ini kita mengucapkan syukur itu jika berhubungan dengan rezeki dan sesuatu yang menyenangkan.  "Alhamdulillah dagangan hari ini ludes."  Atau  "Alhamdulillah si kakak juara kelas." Sangat jarang jika mengeluarkan kentut langsung mengucap Alhamdulillah. Padahal kentut salah satu nikmat yang luar biasa.  Jadi mulai sekarang biasakan mengucap syukurnya bukan saja ketika berhubungan dengan rezeki dan gengsi.