Langsung ke konten utama

Kebaya Untuk Hari Raya

Mendekati hari raya pusat perbelanjaan semakin dipadati oleh pengunjung. Kebanyakan dari mereka berbelanja baju lebaran untuk keluarganya.  Mulai dari ujung rambut sampai kaki kalau bisa serba baru. Oleh karenanya tak hanya toko baju yang dipadati pengunjung. Toko sepatu dan aksesori pun ikutan ramai.

Para orang tua sibuk mencarikan baju untuk anak-anak mereka. Meski si anak terkadang tak paham kenapa mereka diharuskan memakai baju baru saat lebaran. Hal tersebut yang juga saya alami saat kecil.

"Baju yang ini dipakai untuk salat Idul Fitri. Baju satunya untuk besok saat kita berkunjung ke rumah saudara."

Kata-kata ibu masih terngiang jelas di telinga. Bagaimana sibuknya beliau memadupadankan baju yang akan kami  (saya dan adik-adik) kenakan pada hari lebaran nanti.

Padahal saya perhatikan, baju yang dikenakan oleh ibu bapak tidak baru. Baju lama yang jarang dikenakan. 

"Orang tua sih enggak pakai baju baru enggak apa-apa. Yang penting anak-anak. Biar pantas dilihat. Dan enggak itu-itu saja bajunya."

Penjelasan ibu ketika saya sudah mulai besar dan diberikan kebebasan untuk membeli baju sendiri.

"Saya beli kaos saja ya Bu sama celana jeans? Sisa uangnya untuk ditabung."

Begitu permintaan saya ketika ABG dan mulai diberi kebebasan untuk memilih.

"Jangan kaos. Enggak pantas lebaran pakai kaos. Kemeja gitu?" Ujar ibu.

Jadi sebenarnya untuk kesopanan dan kepantasan ketika dulu dibelikan baju lebaran. Sebab anak kecil masih belum tahu bagaimana cara memilih baju yang pas dengan momennya.

Setelah mulai menghasilkan uang sendiri. Saya justru jarang membeli baju. Kecuali jika adik-adik mengajak untuk seragaman. Maka jauh-jauh hari kami membeli bahan untuk membuat baju yang senada. Ibu bapak menuruti apa kata anak-anaknya saja. Gantian. Tentu saja kami meminta pertimbangan warna terlebih dulu kepada ibu.

Seiring berjalannya waktu. Orang tua telah tiada dan kami telah memiliki kehidupan sendiri. Baju lebarannya sesuai dengan keinginan keluarga masing-masing.

Saya sendiri beberapa tahun belakangan lebih memilih mengenakan kain dan kebaya untuk keseharian. Ternyata bisa digunakan untuk segala momen. Makanya saya tak bingung lagi mencari baju untuk lebaran. Berkain dan kebaya saja. Itu sudah masuk dalam ukuran sopan dan pantas.

Dokpri

Tinggal dipadupadankan saja antara motif kain dan atasannya agar terlihat pas. Juga jenis kainnya. Tak harus yang glamor bak mengenakan kain dan kebaya untuk ke pesta pernikahan. Justru aneh jika seperti itu.

Kain dan kebaya bisa juga terlihat sederhana tapi rapi. Asal pandai memilih motifnya saja. Biasanya saya memilih bahan katun polos untuk atasan. Bawahannya kain atau sarung sesuai selera. Intinya lebaran tak harus mengenakan baju baru. Asal sopan dan rapi sudah pantas kok. Apapun pilihannya. Gamis, kebaya, blus atau kemeja. Jadi apa baju pilihanmu untuk lebaran kali ini?


#BloggerPerempuan
#30harikebaikanBPN
#BPNramadhanchallenge
#BPN

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Misteri Pohon Besar di Kalibata City Apartement

Saat saya sedang berjalan-jalan di Kalibata City Apartment, Jakarta Selatan. Pandangan saya tertarik pada sebuah pohon besar di samping belakang apartement. Ukuran pohonnya memang besar sekali. Pikir saya. ”Kenapa tidak ditebang? Bisa bahaya kalau roboh.”  Dokumen pribadi Saya pun iseng menanyakan hal tersebut kepada kawan yang sudah lama tinggal di sana. Jawabannya sungguh membuat merinding bulu kuduk.  “Gak ada yang bisa menebang pohon tersebut. Karena banyak penunggunya. Setiap malam ada saja yang melihat penampakan-penampakan dibawah pohon itu.”  Hiiii...Seram juga ya, pikir saya. “Makanya ada semacam meja kecil diatas pohon itu. Untuk tempat sesajen. Biar penunggunya gak mengganggu orang-orang di sini,” papar kawan saya. Diam-diam ada rasa penasaran dalam hati saya. Seperti apa sih pohon itu jika dilihat dari dekat?  Maka saya pun mendekati pohon tersebut. Memang besar sekali. Terlihat dari batangnya yang besar dan tinggi. Nama pohonnya ternyata pohon mahoni. Usianya lebih

Alhamdulillah Bisa Kentut

Uuupppss!!! Ini bukan bicara jorok atau kotor. Tapi hanya untuk mengingatkan. Bahwa maaf, kentut itu termasuk anugerah terindah yang patut disyukuri. Loh! Kok? Eits, jangan bengong begitu ah. Coba saja rasakan ketika kita beberapa hari ternyata enggak bisa kentut. Rasanya ini perut kembung dan enggak enak. Tapi begitu bisa kentut. Rasanya legaaaa...sekali. Bisa terbayang toh bagaimana mereka yang tidak bisa kentut atau BAB (Buang air besar) akhirnya harus ke rumah sakit untuk diambil tindakan. Maka bersyukurlah kita yang bisa kentut setiap saat. Selama ini kita mengucapkan syukur itu jika berhubungan dengan rezeki dan sesuatu yang menyenangkan.  "Alhamdulillah dagangan hari ini ludes."  Atau  "Alhamdulillah si kakak juara kelas." Sangat jarang jika mengeluarkan kentut langsung mengucap Alhamdulillah. Padahal kentut salah satu nikmat yang luar biasa.  Jadi mulai sekarang biasakan mengucap syukurnya bukan saja ketika berhubungan dengan rezeki dan gengsi.

Gaya Rambut Muslimah yang Dianjurkan

Gaya rambut seseorang biasanya mengikuti karakter diri orang tersebut. Jika ia seorang yang aktif dan energik. Maka gaya rambut yang dipilih biasanya model Demi Moore. Itu loh si cantik di film Ghost. Gaya rambut ala Demi Moore Image foto by Lifestyle Okezone Gaya rambut ala Demi Moore sempat nge-hits di jamannya. Atau gaya rambut ala Putri Diana. Mendiang istri Pangeran Charles dari Inggris ini tetap cantik dan anggun meski berambut pendek. Gaya rambut ala Putri Diana Image foto by pinteres Bagi orang yang memiliki rambut panjang disebut sebagai orang yang sabar. Karena memiliki rambut panjang memang butuh kesabaran. Terutama dalam hal perawatan. Image foto by tagged.com Sementara orang yang menyukai gaya rambut pendek disebut sebagai orang yang tidak sabaran. Ingin serba cepat dalam bertindak. Tentu orang yang seperti ini tidak akan sabar kalau harus merawat rambut. Itu semua pendapat yang saya yakini ketika belum berhijab. Setelah berhijab dan mengetahui