Kok bisa? Bagaimana ceritanya sapu tangan bisa menjadi penguat ketaqwaan. Begini kisahnya.
Dokumen pribadi
Setiap orang tentu pernah mengalami namanya kehilangan. Entah itu kehilangan seseorang yang disayangi, pekerjaan, tempat tinggal, hewan peliharaan atau benda yang disenangi. Kesemuanya itu tentu menghadirkan perasaan sedih yang sangat mendalam di hati.
Saya salah satu yang pernah mengalami hal itu. Merasakan kesedihan yang sangat mendalam. Dan itu hanya disebabkan oleh sehelai sapu tangan, yang mungkin bagi orang lain tak ada artinya. Tetapi bagi saya sangat luar biasa berarti. Dan tidak bisa diganti oleh apapun.
Sapu tangan mungil berwarna gading milik saya itu adalah pemberian ibu. Dibuat sendiri oleh ibu dengan tangannya yang mulai terlihat keriput. Dan diberi nama pada sudut sapu tangan itu dengan penuh kehati-hatian. Agar terlihat rapih dan manis. Beberapa hari setelah membuat sapu tangan itu, ibu berpulang ke Rahmatullah.
Betapa sedih hati ini. Rupanya itu adalah kenang-kenangan yang ibu berikan untuk saya. Maka kemana pun saya pergi tak lupa membawa serta sapu tangan itu. Sampai pada suatu hari saya tanpa sengaja menghilangkan sapu tangan itu. Ya, Allah! Saya merasa bersalah sekali. Dan menyesal sebenar-benarnya menyesal.
Semua berawal dari ketergesa-gesaan saya saat mengambil uang di ATM. Sapu tangan itu saya letakkan di atas mesin ATM ketika saya akan membuka dompet dan mengambil kartu ATM. Setelah selesai bertransaksi saya lupa untuk meraih sapu tangan itu lagi. Baru teringat ketika tiba-tiba di rumah.
"Ya, Allah! Sapu tanganku tertinggal di ATM!"
Dengan langkah seribu saya keluar dan langsung melarikan motor bak kesetanan kembali menuju ATM itu. Sialnya saya karena sapu tangan itu sudah raih entah kemana. Tanpa sadar air mata ini menitik. Ya, saya menangis. Menyesali semua yang terjadi.
Dalam perjalanan pulang tak henti-hentinya saya melafazkan kalimat "Innalilahi wa Innalilahi rojiiuuun" sesungguhnya semua berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Meskipun sedih tapi saya harus ikhlas, karena sekecil apapun kejadian yang menimpa kita. Semua itu sudah menjadi ketentuan Allah. Yang harus kita terima dengan ikhlas.
Kejadian itu benar-benar menyentil perasaan saya. Bahwa kita tidak boleh mencintai apapun sedemikian rupa melebihi kecintaan kita kepada Allah. Ketika Allah merasa diabaikan, dengan cara-Nya Allah bisa mengambil yang kita cintai itu kapan pun. Tak henti-hentinya saya beristighfar memohon ampunan Allah.
Atas nasihat seorang kawan, saya diberi amalan andalan berupa doa. Yakni doa nabi Yusuf. Kefadolannya, jika mengamalkan doa ini dengan penuh keyakinan. Maka Allah akan menolong kita dan memberikan apa yang kita mau, yang menurut Allah terbaik. Saya pun melafazkan doa itu di setiap kesempatan.
Benar saja! Satu bulan berikutnya saat saya kembali ke ATM, saya mendapatkan kembali sapu tangan itu. Dengan tidak disangka-sangka. Waktu itu mesin ATM-nya macet. Saya pun memanggil petugasnya. Karena kebetulan ATM itu berada di depan Bank bersangkutan. Petugas pun datang dan membuka lemari di atas mesin ATM untuk mengambil alat-alat.
Saat itulah terlihat sapu tangan saya menyembul. Spontan saya berteriak.
"Mas! Itu sapu tangan saya yang dulu ketinggalan. Boleh saya ambil!"
Dengan tenangnya petugas itu meraih sapu tangan saya dan sambil tersenyum memberikannya kepada saya.
"Ini Mba silakan! Kalau masih milik kita tentu tidak kemana. Akan kembali lagi."
Subhaballoh! Memang benar ya. Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan.
Sebuah kisah nyata dan hebat yang pernah saya alami. Kejadian sapu tangan itu pun menjadikan ketaqwaan saya kepada Allah semakin meningkat. (EP)
Masya Allah.... memang kuasa Allah ya, Mba, itu sapu tangan bisa balik lagi.
BalasHapusNice share mba.
Betul Mba Cici.
HapusBetul Mba Cici.
HapusMerinding Mbak menbacanya
BalasHapusIyo Mba? Terima kasih atas kunjungannya.
HapusIyo Mba? Terima kasih atas kunjungannya.
HapusMenginspirasi banget mbak ceritanya. Terharu deh dibikinin dapu tangan sama ibu... terasa betapa berartinya sapu tangan itu..
BalasHapusIya mba. Terima kasih atas kunjungannya.
HapusApa yang kita cintai, tidak akan hilang begitu saja...
BalasHapusIya...benar sekali. Apapun itu. Terima kasih sudah berkunjung.
Hapus