Beberapa waktu yang lalu atas ajakan seorang teman, saya mengikuti "Aksi Sedulur" ke Pasar Baru. Ini bukan aksi demo atau atau semacam itu. Melainkan sebuah aksi jalan-jalan dengan membawa beberapa anak asuh.
Dokumen pribadi
Gunanya untuk menyenang-nyenangkan dan memberi kebahagian kepada mereka. Adik-adik yang sejak kecil tak memiliki orang tua. Anak-anak yatim atau yatim piatu orang menyebutnya.
Aksi Sedulur sendiri merupakan gerakan penggalangan dana yang dilakukan oleh beberapa orang. Kemudian dana yang terkumpul disumbangkan kepada mereka yang berhak menerimanya.
Namun dalam bentuk yang berbeda. Tidak seperti biasanya. Untuk Aksi Sedulur kali ini yang saya kebetulan bisa ikut langsung adalah melangkah bersama ke Pasar Baru.
Kakak panitia saat memberi pengarahan (dokpri)
Bekerjasama dengan Jakarta Food Lover dan Love Out Heritage, adik-adik asuh dan kami para pendamping dipandu menjelajahi Pasar Baru melalui kuliner dan melihat tempat-tempat bersejarah di sana.
Bersama Jakarta Food Lover kami diajak mengunjungi seorang bibi keturunan India yang tinggal dan membuka usaha disekitar pasar baru. Di sana kami disuguhi teh khas India, yakni Teh Masalah.
Dokumen pribadi
Dari sana kami dipandu untuk melihat-lihat tempat bersejarah yang ada di pasar baru. Salah satunya Toko Kompak. Bangunan tua yang sudah berumur ratusan tahun. Dan masih banyak lagi tempat-tempat bersejarah dan kuliner yang kami kunjungi.
Usai berkeliling kami berkumpul di salah satu tempat makan untuk melepas lelah dan dahaga. Selepas beristirahat, kami sebagai pendamping adik-adik asuh kembali berkeliling pasar baru.
Kali ini mendampingi adik asuh untuk berbelanja sepatu. Saya kebetulan menjadi pendamping adik asuh yang sudah duduk di bangku SLTA. Bersamanya kami melihat-lihat sepatu yang cocok di hati.
Adik asuh yang saya dampingi (dokpri)
Selama mendampingi adik asuh tersebut, banyak hal yang kami perbincangkan.
“Aku baru pertama kali ini ke Pasar Baru loh, Kak!” ujar si adik asuh.
Celotehan biasa tetapi cukup membuat saya tercenung. Sebagian kami ada yang keluar masuk mall, jalan-jalan seperti ini sudah menjadi bagian hidup. Sementara bagi sebagian yang lain untuk bisa menikmati acara jalan-jalan seperti ini mesti menunggu keberuntungan.
Hal ini semakin menyadarkan diri betapa pentingnya berbagi. Setelah merasa puas dan mendapatkan apa yang diinginkan. Saya dan adik asuh kembali ke titik kumpul. Begitu semua kumpul kami pun saling berjabat tangan dan berpelukan karena harus berpisah.
Tugas sebagai pendamping adik asuh untuk kali ini sudah selesai. Tinggal menunggu Aksi Sedulur berikutnya. Yang semoga bisa berpartisipasi lagi. Karena bahagia itu bisa membuat orang lain tersenyum atas apa-apa yang sudah kita lakukan. Bukan sebaliknya.
Larindah, 3 Juni 2017
Komentar
Posting Komentar