"Butuh apa Mba? "
"Minta alamatnya ya?"
"Minta alamatnya ya?"
Pesan yang masuk di WhatsApp sesaat usai posting kondisi terkini saat kebanjiran.
"Butuh rumah yang gak kebanjiran."
"Butuh ke salon. Ingin perawatan tubuh."
Jawaban yang saya berikan sambil bersenda-gurau di WhatsApp.
"Beneran gak perlu apa-apa, Mba?"
"Gue bantuin beres-beres ya?"
Jawaban yang saya berikan sambil bersenda-gurau di WhatsApp.
"Beneran gak perlu apa-apa, Mba?"
"Gue bantuin beres-beres ya?"
Sejujurnya bingung juga ketika ditanya butuh apa? Karena saya sudah mengikhlaskan yang rusak. Pokoknya buku-buku aman, kain-kain juga aman dan surat-surat penting aman. Sudah lega rasanya.
Jadi tak merasa perlu apa-apa selain doa dan support ketika musibah banjir menimpa. Mau dibantuin bingung juga. Sebab tak akan selesai juga dalam sehari. Akhirnya setelah kondisi rumah sudah layak dikunjungi barulah saya persilakan teman-teman untuk berkunjung.
Teman Main
Tanpa pemberitahuan pasti bahwa akan datang hari itu. Saya dikejutkan dengan kedatangan seorang teman yang cukup lama tak bertemu. Teman main.
Ya, dia adalah teman bermain sejak remaja. Partner kerja. Pernah ber-riweh-riweh ria melamar pekerjaan. Mengukur jalan tanpa tujuan. Melarikan diri dari masalah dengan riding ke Parung.
Saat ia mengatakan ingin berkunjung ke rumah, saya sempat mengabaikan. "Ah, paling ngomong doang," Karena beberapa kali bilang mau main tetapi selalu batal. Riweh dengan keluarga. Suami dan anak-anak.
Saya sih maklum. Kondisinya sudah berbeda. Tidak sebebas dulu. Ditambah jarak rumahnya dengan rumah saya lumayan jauh. Jadi tak menyangka kalau ia benar-benar datang memberi support secara langsung.
Teman Blogger
Teman lain yang tak kalah sibuknya bertanya kabar dan kondisi saya adalah teman blogger. Ini pun benar-benar di luar dugaan. Mengingat kami baru beberapa kali jumpa darat.
Selama ini kami lebih banyak bertegur sapa melalui dunia maya. Atau bertemu dalam sebuah event. Ketika ia mengatakan ingin ke rumah tentu saja saya sambut dengan gembira. Meski seperti yang lain, baru beberapa hari pasca banjir.
Sebab kalau benar-benar satu hari usai banjir datangnya, mau duduk di mana? Saya pun sedang sibuk-sibuknya bebenah. Setelah agak nyaman barulah saya kabari. Ia pun datang berkunjung.
Kami ngobrol dan bercerita tentang banyak hal. Kebetulan sama-sama berasal dari Jawa Timur. Jadi kloplah obrolan kita. Ternyata ia pernah mengalami kebanjiran juga beberapa tahun yang lalu. Jadi bisa merasakan yang saya alami.
Sejatinya kehadiran teman itu untuk menguatkan satu sama lain. Dari obrolan dan cerita masing-masing. Kita jadi sadar bahwa ternyata apa yang dialami saat ini bukan apa-apa. Ada yang lebih parah dan menderita dari kita.
Teman Kerja
Beberapa tahun yang lalu saya pernah bekerja sebagai SPG di salah satu store. Nah, di sini saya berkenalan dengan salah satu SPG juga dari company yang berbeda.
Bekerja di store yang sama, di posisi yang sama membuat kami lama kelamaan me jadi dekat. Setelah saya berhenti bekerja dan ia pindah di company lain, hubungan kami tak serta merta berakhir.
Kami tetap berkomunikasi dan saling berkabar-kabar. Bahkan sesekali janjian untuk bertemu. Ketika saya mengalami musibah banjir, sebenarnya kami sudah membuat janji untuk ketemu. Akibat banjir maka batal acara ketemuan kita.
Ia tak henti-hentinya bertanya tentang kondisi saya. Selanjutnya ketika kondisi sudah kondusif kami pun bertemu. Tentu saja saling bercerita tentang keadaan masing-masing ketika kejadian banjir tersebut.
Intinya saling memberi support dan menguatkan satu sama lain. Sedikit banyak kehadiran teman bisa menambah semangat dan optimisme kita dalam menjalani kehidupan.
Teman ODOP
ODOP adalah grup kepenulisan secara online yang saya ikuti beberapa tahun yang lalu. Pesertanya dari seluruh Indonesia. Dari sekian banyak peserta ada satu teman yang kami merasa cocok dan dekat satu sama lain.
Ia pula yang care atas apa yang saya alami. Tak henti bertanya dan memberi doa serta support. Tempat tinggalnya cukup jauh dari Jakarta. Ditambah kesibukannya sebagai istri dan ibu bekerja, maka waktu untuk meet up bersamanya cukup sulit.
Ada hal-hal yang lebih enak dibicarakan secara langsung. Maka ketika ia ada acara di Jakarta yang kebetulan lokasinya terjangkau dari rumah. Maka kami pun sepakat untuk meet up.
Seperti biasa, saat bertemu kami saling berkangen-kangen ria. Kemudian saling bertukar cerita tentang kondisi banjir saat itu. Selanjutnya tentu saja bercerita tentang dunia kepenulisan.
Cukup seru obrolan kami. Sampai lupa waktu dan berat untuk berpisah. Jika tak ingat perjalanan pulangnya masih jauh, pasti obrolan ini bisa berlanjut sampai malam hari.
Meski hanya beberapa jam, pertemuan dengan teman-teman sehati itu bisa menentramkan jiwa.
Teman SMP
Selanjutnya kunjungan yang tak terduga lainnya adalah dari teman-teman SMP. Memang ada beberapa yang bertanya secara japri. Tetapi sungguh tak menyangka bahwa mereka akan berkunjung secara rombongan.
Kebetulan saya sedang tidak di rumah. Mereka tak berkabar pula kalau akan datang berkunjung. Jadilah kami tak bertemu. Hanya adik di rumah yang menjumpai.
Ternyata memang hari itu sedang diadakan kunjungan ke beberapa teman korban banjir. Rupanya banyak juga dari grup SMP yang mengalami hal sama, kebanjiran. Semoga semua yang mengalami musibah ini bisa terus semangat.
Tanpa mengurangi rasa terima kasih terhadap support dari teman-teman di media sosial. Saya haturkan terima kasih kepada teman-teman yang sudah meluangkan waktunya untuk berkunjung. (EP)
My friends
Jadi tak merasa perlu apa-apa selain doa dan support ketika musibah banjir menimpa. Mau dibantuin bingung juga. Sebab tak akan selesai juga dalam sehari. Akhirnya setelah kondisi rumah sudah layak dikunjungi barulah saya persilakan teman-teman untuk berkunjung.
Teman Main
Tanpa pemberitahuan pasti bahwa akan datang hari itu. Saya dikejutkan dengan kedatangan seorang teman yang cukup lama tak bertemu. Teman main.
Teman main
Ya, dia adalah teman bermain sejak remaja. Partner kerja. Pernah ber-riweh-riweh ria melamar pekerjaan. Mengukur jalan tanpa tujuan. Melarikan diri dari masalah dengan riding ke Parung.
Saat ia mengatakan ingin berkunjung ke rumah, saya sempat mengabaikan. "Ah, paling ngomong doang," Karena beberapa kali bilang mau main tetapi selalu batal. Riweh dengan keluarga. Suami dan anak-anak.
Saya sih maklum. Kondisinya sudah berbeda. Tidak sebebas dulu. Ditambah jarak rumahnya dengan rumah saya lumayan jauh. Jadi tak menyangka kalau ia benar-benar datang memberi support secara langsung.
Teman Blogger
Teman lain yang tak kalah sibuknya bertanya kabar dan kondisi saya adalah teman blogger. Ini pun benar-benar di luar dugaan. Mengingat kami baru beberapa kali jumpa darat.
Teman blogger
Sebab kalau benar-benar satu hari usai banjir datangnya, mau duduk di mana? Saya pun sedang sibuk-sibuknya bebenah. Setelah agak nyaman barulah saya kabari. Ia pun datang berkunjung.
Kami ngobrol dan bercerita tentang banyak hal. Kebetulan sama-sama berasal dari Jawa Timur. Jadi kloplah obrolan kita. Ternyata ia pernah mengalami kebanjiran juga beberapa tahun yang lalu. Jadi bisa merasakan yang saya alami.
Sejatinya kehadiran teman itu untuk menguatkan satu sama lain. Dari obrolan dan cerita masing-masing. Kita jadi sadar bahwa ternyata apa yang dialami saat ini bukan apa-apa. Ada yang lebih parah dan menderita dari kita.
Teman Kerja
Beberapa tahun yang lalu saya pernah bekerja sebagai SPG di salah satu store. Nah, di sini saya berkenalan dengan salah satu SPG juga dari company yang berbeda.
Teman kerja
Bekerja di store yang sama, di posisi yang sama membuat kami lama kelamaan me jadi dekat. Setelah saya berhenti bekerja dan ia pindah di company lain, hubungan kami tak serta merta berakhir.
Kami tetap berkomunikasi dan saling berkabar-kabar. Bahkan sesekali janjian untuk bertemu. Ketika saya mengalami musibah banjir, sebenarnya kami sudah membuat janji untuk ketemu. Akibat banjir maka batal acara ketemuan kita.
Ia tak henti-hentinya bertanya tentang kondisi saya. Selanjutnya ketika kondisi sudah kondusif kami pun bertemu. Tentu saja saling bercerita tentang keadaan masing-masing ketika kejadian banjir tersebut.
Intinya saling memberi support dan menguatkan satu sama lain. Sedikit banyak kehadiran teman bisa menambah semangat dan optimisme kita dalam menjalani kehidupan.
Teman ODOP
ODOP adalah grup kepenulisan secara online yang saya ikuti beberapa tahun yang lalu. Pesertanya dari seluruh Indonesia. Dari sekian banyak peserta ada satu teman yang kami merasa cocok dan dekat satu sama lain.
Teman ODOP
Ia pula yang care atas apa yang saya alami. Tak henti bertanya dan memberi doa serta support. Tempat tinggalnya cukup jauh dari Jakarta. Ditambah kesibukannya sebagai istri dan ibu bekerja, maka waktu untuk meet up bersamanya cukup sulit.
Ada hal-hal yang lebih enak dibicarakan secara langsung. Maka ketika ia ada acara di Jakarta yang kebetulan lokasinya terjangkau dari rumah. Maka kami pun sepakat untuk meet up.
Seperti biasa, saat bertemu kami saling berkangen-kangen ria. Kemudian saling bertukar cerita tentang kondisi banjir saat itu. Selanjutnya tentu saja bercerita tentang dunia kepenulisan.
Cukup seru obrolan kami. Sampai lupa waktu dan berat untuk berpisah. Jika tak ingat perjalanan pulangnya masih jauh, pasti obrolan ini bisa berlanjut sampai malam hari.
Meski hanya beberapa jam, pertemuan dengan teman-teman sehati itu bisa menentramkan jiwa.
Teman SMP
Selanjutnya kunjungan yang tak terduga lainnya adalah dari teman-teman SMP. Memang ada beberapa yang bertanya secara japri. Tetapi sungguh tak menyangka bahwa mereka akan berkunjung secara rombongan.
Kebetulan saya sedang tidak di rumah. Mereka tak berkabar pula kalau akan datang berkunjung. Jadilah kami tak bertemu. Hanya adik di rumah yang menjumpai.
Ternyata memang hari itu sedang diadakan kunjungan ke beberapa teman korban banjir. Rupanya banyak juga dari grup SMP yang mengalami hal sama, kebanjiran. Semoga semua yang mengalami musibah ini bisa terus semangat.
Teman SMP beserta salah satu guru
Tanpa mengurangi rasa terima kasih terhadap support dari teman-teman di media sosial. Saya haturkan terima kasih kepada teman-teman yang sudah meluangkan waktunya untuk berkunjung. (EP)
#Odoper
#MeetUp
#BloggerMuslimah
#BloggerPerempuan
#Ceritabanjirjabodetabek
MashaAllah mba, senengnya dikelilingi orang2 baik di awal tahun :))
BalasHapusItu mba Dian Restu Agustina ya mba, ternyata mba Denik dari Jawa Timur juga toh. Salam dari Surabaya ya mba :))
Hallo Mba. Iyo...podo Jawa Timuran kita... hehehe
HapusHalo Mba Denik, tosss dulu sesama ODOPers. Saya dari batch 6 mba
BalasHapusBtw, teman itu memang salah satu rejeki y mbaaaa, seneng bisa gabung komunitas yang positif dan saling support
Hallo Mba...tosss... hehehehe. Saya ODOP batch 2.
HapusSenangnya banyak teman ya Mbak. Bisa saling berbagi dan mengingatkan.
BalasHapusSalam kebersamaan Mbak.
Salam. Iya, Mba. Teman itu suntikan energi tak terduga.
HapusAlhamdulillah senangnya memiliki banyak teman baik, semoga saya juga bertambah banyak temannya
BalasHapusHehehehe...iya, Mba. Teman yang baik itu rezeki tak ternilai.
HapusYa Allah
BalasHapusSahabat yg baik akan terlihat ketika kita tertimpa sesuatu yg kurang menyenangkan
Terharu mb rasany bacany
Itu ada mb dian juga aku kenalll hehehe
Iya, benar. Mba Dian Restu. Nanti aku sampaikan salamnya... hehehe
HapusAlhamdulillah senang punya teman-teman baik. Memang kalo bertatap muka itu transfer energinya lebih terasa, ya, Mbak. Turut sedih atas musibah banjir kemarin.
BalasHapusBenar Mba. Teman itu energi yang tak ternilai kekuatannya..
HapusAlhamdulillah dikelilingi teman tersayang ya mba Denik. Sehat selalu ya mba
BalasHapusIya, Mba. Alhamdulillah.
HapusMasya Allah, seneng ya mbak dikelilingi temen-temen yang banyak. Jadi pelipur lara pasca kena banjir.
BalasHapusBenar Mba. Alhamdulillah.
HapusWahh, senangnya mba bisa menjalin banyak silaturahim dengan teman-teman lama di awal tahun. Dan, itu salah satu rejeki lho mba bisa saling bersua lagi dengan mereka pasca banjir. Sungguh, baca ini aku jadi terharu mbaa. So sweet...
BalasHapusIya, Mba. Teman itu rezeki yang tak terkira juga.
HapusSeru banget mbaaa awal tahun udah banyak list meet up karena ini menjalin silahturahmi banget, jujur aku masih kesulitan nih buat ngadain maupun menghadiri meet uo
BalasHapusIni memang tak terduga Mba. Biasanya kalo direncanakan malah gak jadi... hehehehe
HapusAlhamdulillah banjir mempertemukan sahabat yang terpisah tempat dan waktu. Banyak silaturrahmmi, memperbanyak rezeki...
BalasHapusBetul Mba. Terima kasih atas kunjungannya. Salam hangat.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus