Langsung ke konten utama

Meet Up Pertama di Tahun 2020

"Butuh apa Mba? "
"Minta alamatnya ya?"


Pesan yang masuk di WhatsApp sesaat usai posting kondisi terkini saat kebanjiran.

"Butuh rumah yang gak kebanjiran."
"Butuh ke salon. Ingin perawatan tubuh."

Jawaban yang saya berikan sambil bersenda-gurau di WhatsApp.

"Beneran gak perlu apa-apa, Mba?"
"Gue bantuin beres-beres ya?"

Sejujurnya bingung juga ketika ditanya butuh apa? Karena saya sudah mengikhlaskan yang rusak. Pokoknya buku-buku aman, kain-kain juga aman dan surat-surat penting aman. Sudah lega rasanya.

My friends

Jadi tak merasa perlu apa-apa selain doa dan support ketika musibah banjir menimpa. Mau dibantuin bingung juga. Sebab tak akan selesai juga dalam sehari. Akhirnya setelah kondisi rumah sudah layak dikunjungi barulah saya persilakan teman-teman untuk berkunjung.

Teman Main

Tanpa pemberitahuan pasti bahwa akan datang hari itu. Saya dikejutkan dengan kedatangan seorang teman yang cukup lama tak bertemu. Teman main.

Teman main

Ya, dia adalah teman bermain sejak remaja. Partner kerja. Pernah ber-riweh-riweh ria melamar pekerjaan. Mengukur jalan tanpa tujuan. Melarikan diri dari masalah dengan riding ke Parung.

Saat ia mengatakan ingin berkunjung ke rumah, saya sempat mengabaikan. "Ah, paling ngomong doang," Karena beberapa kali bilang mau main tetapi selalu batal. Riweh dengan keluarga. Suami dan anak-anak.

Saya sih maklum. Kondisinya sudah berbeda. Tidak sebebas dulu. Ditambah jarak rumahnya dengan rumah saya lumayan jauh. Jadi tak menyangka kalau ia benar-benar datang memberi support secara langsung.

Teman Blogger

Teman lain yang tak kalah sibuknya bertanya kabar dan kondisi saya adalah teman blogger. Ini pun benar-benar di luar dugaan. Mengingat kami baru beberapa kali jumpa darat.

Teman blogger

Selama ini kami lebih banyak bertegur sapa melalui dunia maya. Atau bertemu dalam sebuah event. Ketika ia mengatakan ingin ke rumah tentu saja saya sambut dengan gembira. Meski seperti yang lain, baru beberapa hari pasca banjir.

Sebab kalau benar-benar satu hari usai banjir datangnya, mau duduk di mana? Saya pun sedang sibuk-sibuknya bebenah. Setelah agak nyaman barulah saya kabari. Ia pun datang berkunjung.

Kami ngobrol dan bercerita tentang banyak hal. Kebetulan sama-sama berasal dari Jawa Timur. Jadi kloplah obrolan kita. Ternyata ia pernah mengalami kebanjiran juga beberapa tahun yang lalu. Jadi bisa merasakan yang saya alami.

Sejatinya kehadiran teman itu untuk menguatkan satu sama lain. Dari obrolan dan cerita masing-masing. Kita jadi sadar bahwa ternyata apa yang dialami saat ini bukan apa-apa. Ada yang lebih parah dan menderita dari kita.

Teman Kerja

Beberapa tahun yang lalu saya pernah bekerja sebagai SPG di salah satu store. Nah, di sini saya berkenalan dengan salah satu SPG juga dari company yang berbeda.

Teman kerja

Bekerja di store yang sama, di posisi yang sama membuat kami lama kelamaan me jadi dekat. Setelah saya berhenti bekerja dan ia pindah di company lain, hubungan kami tak serta merta berakhir.

Kami tetap berkomunikasi dan saling berkabar-kabar. Bahkan sesekali janjian untuk bertemu. Ketika saya mengalami musibah banjir, sebenarnya kami sudah membuat janji untuk ketemu. Akibat banjir maka batal acara ketemuan kita.

Ia tak henti-hentinya bertanya tentang kondisi saya. Selanjutnya ketika kondisi sudah kondusif kami pun bertemu. Tentu saja saling bercerita tentang keadaan masing-masing ketika kejadian banjir tersebut.

Intinya saling memberi support dan menguatkan satu sama lain. Sedikit banyak kehadiran teman bisa menambah semangat dan optimisme kita dalam menjalani kehidupan.

Teman ODOP

ODOP adalah grup kepenulisan secara online yang saya ikuti beberapa tahun yang lalu. Pesertanya dari seluruh Indonesia. Dari sekian banyak peserta ada satu teman yang kami merasa cocok dan dekat satu sama lain.

Teman ODOP


Ia pula yang care atas apa yang saya alami. Tak henti bertanya dan memberi doa serta support. Tempat tinggalnya cukup jauh dari Jakarta. Ditambah kesibukannya sebagai istri dan ibu bekerja, maka waktu untuk meet up bersamanya cukup sulit.

Ada hal-hal yang lebih enak dibicarakan secara langsung. Maka ketika ia ada acara di Jakarta yang kebetulan lokasinya terjangkau dari rumah. Maka kami pun sepakat untuk meet up.

Seperti biasa, saat bertemu kami saling berkangen-kangen ria. Kemudian saling bertukar cerita tentang kondisi banjir saat itu. Selanjutnya tentu saja bercerita tentang dunia kepenulisan.

Cukup seru obrolan kami. Sampai lupa waktu dan berat untuk berpisah. Jika tak ingat perjalanan pulangnya masih jauh, pasti obrolan ini bisa berlanjut sampai malam hari.

Meski hanya beberapa jam, pertemuan dengan teman-teman sehati itu bisa menentramkan jiwa.

Teman SMP

Selanjutnya kunjungan yang tak terduga lainnya adalah dari teman-teman SMP. Memang ada beberapa yang bertanya secara japri. Tetapi sungguh tak menyangka bahwa mereka akan berkunjung secara rombongan.

Kebetulan saya sedang tidak di rumah. Mereka tak berkabar pula kalau akan datang berkunjung. Jadilah kami tak bertemu. Hanya adik di rumah yang menjumpai.

Ternyata memang hari itu sedang diadakan kunjungan ke beberapa teman korban banjir. Rupanya banyak juga dari grup SMP yang mengalami hal sama, kebanjiran. Semoga semua yang mengalami musibah ini bisa terus semangat.

Teman SMP beserta salah satu guru

Tanpa mengurangi rasa terima kasih terhadap support dari teman-teman di media sosial. Saya haturkan terima kasih kepada teman-teman yang sudah meluangkan waktunya untuk berkunjung. (EP)


#Odoper
#MeetUp
#BloggerMuslimah
#BloggerPerempuan
#Ceritabanjirjabodetabek











Komentar

  1. MashaAllah mba, senengnya dikelilingi orang2 baik di awal tahun :))
    Itu mba Dian Restu Agustina ya mba, ternyata mba Denik dari Jawa Timur juga toh. Salam dari Surabaya ya mba :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo Mba. Iyo...podo Jawa Timuran kita... hehehe

      Hapus
  2. Halo Mba Denik, tosss dulu sesama ODOPers. Saya dari batch 6 mba

    Btw, teman itu memang salah satu rejeki y mbaaaa, seneng bisa gabung komunitas yang positif dan saling support

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo Mba...tosss... hehehehe. Saya ODOP batch 2.

      Hapus
  3. Senangnya banyak teman ya Mbak. Bisa saling berbagi dan mengingatkan.

    Salam kebersamaan Mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam. Iya, Mba. Teman itu suntikan energi tak terduga.

      Hapus
  4. Alhamdulillah senangnya memiliki banyak teman baik, semoga saya juga bertambah banyak temannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehehe...iya, Mba. Teman yang baik itu rezeki tak ternilai.

      Hapus
  5. Ya Allah
    Sahabat yg baik akan terlihat ketika kita tertimpa sesuatu yg kurang menyenangkan
    Terharu mb rasany bacany
    Itu ada mb dian juga aku kenalll hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, benar. Mba Dian Restu. Nanti aku sampaikan salamnya... hehehe

      Hapus
  6. Alhamdulillah senang punya teman-teman baik. Memang kalo bertatap muka itu transfer energinya lebih terasa, ya, Mbak. Turut sedih atas musibah banjir kemarin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar Mba. Teman itu energi yang tak ternilai kekuatannya..

      Hapus
  7. Alhamdulillah dikelilingi teman tersayang ya mba Denik. Sehat selalu ya mba

    BalasHapus
  8. Masya Allah, seneng ya mbak dikelilingi temen-temen yang banyak. Jadi pelipur lara pasca kena banjir.

    BalasHapus
  9. Wahh, senangnya mba bisa menjalin banyak silaturahim dengan teman-teman lama di awal tahun. Dan, itu salah satu rejeki lho mba bisa saling bersua lagi dengan mereka pasca banjir. Sungguh, baca ini aku jadi terharu mbaa. So sweet...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mba. Teman itu rezeki yang tak terkira juga.

      Hapus
  10. Seru banget mbaaa awal tahun udah banyak list meet up karena ini menjalin silahturahmi banget, jujur aku masih kesulitan nih buat ngadain maupun menghadiri meet uo

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini memang tak terduga Mba. Biasanya kalo direncanakan malah gak jadi... hehehehe

      Hapus
  11. Alhamdulillah banjir mempertemukan sahabat yang terpisah tempat dan waktu. Banyak silaturrahmmi, memperbanyak rezeki...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mba. Terima kasih atas kunjungannya. Salam hangat.

      Hapus
  12. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Misteri Pohon Besar di Kalibata City Apartement

Saat saya sedang berjalan-jalan di Kalibata City Apartment, Jakarta Selatan. Pandangan saya tertarik pada sebuah pohon besar di samping belakang apartement. Ukuran pohonnya memang besar sekali. Pikir saya. ”Kenapa tidak ditebang? Bisa bahaya kalau roboh.”  Dokumen pribadi Saya pun iseng menanyakan hal tersebut kepada kawan yang sudah lama tinggal di sana. Jawabannya sungguh membuat merinding bulu kuduk.  “Gak ada yang bisa menebang pohon tersebut. Karena banyak penunggunya. Setiap malam ada saja yang melihat penampakan-penampakan dibawah pohon itu.”  Hiiii...Seram juga ya, pikir saya. “Makanya ada semacam meja kecil diatas pohon itu. Untuk tempat sesajen. Biar penunggunya gak mengganggu orang-orang di sini,” papar kawan saya. Diam-diam ada rasa penasaran dalam hati saya. Seperti apa sih pohon itu jika dilihat dari dekat?  Maka saya pun mendekati pohon tersebut. Memang besar sekali. Terlihat dari batangnya yang besar dan tinggi. Nama pohonnya ternyata pohon mahoni. Usianya lebih

Alhamdulillah Bisa Kentut

Uuupppss!!! Ini bukan bicara jorok atau kotor. Tapi hanya untuk mengingatkan. Bahwa maaf, kentut itu termasuk anugerah terindah yang patut disyukuri. Loh! Kok? Eits, jangan bengong begitu ah. Coba saja rasakan ketika kita beberapa hari ternyata enggak bisa kentut. Rasanya ini perut kembung dan enggak enak. Tapi begitu bisa kentut. Rasanya legaaaa...sekali. Bisa terbayang toh bagaimana mereka yang tidak bisa kentut atau BAB (Buang air besar) akhirnya harus ke rumah sakit untuk diambil tindakan. Maka bersyukurlah kita yang bisa kentut setiap saat. Selama ini kita mengucapkan syukur itu jika berhubungan dengan rezeki dan sesuatu yang menyenangkan.  "Alhamdulillah dagangan hari ini ludes."  Atau  "Alhamdulillah si kakak juara kelas." Sangat jarang jika mengeluarkan kentut langsung mengucap Alhamdulillah. Padahal kentut salah satu nikmat yang luar biasa.  Jadi mulai sekarang biasakan mengucap syukurnya bukan saja ketika berhubungan dengan rezeki dan gengsi.

Gaya Rambut Muslimah yang Dianjurkan

Gaya rambut seseorang biasanya mengikuti karakter diri orang tersebut. Jika ia seorang yang aktif dan energik. Maka gaya rambut yang dipilih biasanya model Demi Moore. Itu loh si cantik di film Ghost. Gaya rambut ala Demi Moore Image foto by Lifestyle Okezone Gaya rambut ala Demi Moore sempat nge-hits di jamannya. Atau gaya rambut ala Putri Diana. Mendiang istri Pangeran Charles dari Inggris ini tetap cantik dan anggun meski berambut pendek. Gaya rambut ala Putri Diana Image foto by pinteres Bagi orang yang memiliki rambut panjang disebut sebagai orang yang sabar. Karena memiliki rambut panjang memang butuh kesabaran. Terutama dalam hal perawatan. Image foto by tagged.com Sementara orang yang menyukai gaya rambut pendek disebut sebagai orang yang tidak sabaran. Ingin serba cepat dalam bertindak. Tentu orang yang seperti ini tidak akan sabar kalau harus merawat rambut. Itu semua pendapat yang saya yakini ketika belum berhijab. Setelah berhijab dan mengetahui