Temanku Lima Benua. Sebuah nama yang terdengar tak biasa di kalangan masyarakat. Tetapi nyatanya ada. Ini adalah nama seorang remaja kelas XI SMAN asal Klaten. Remaja yang murah senyum dan ramah terhadap semua orang. Hal ini yang saya lihat saat pertama kali berjumpa dengannya pada Kongres Kebudayaan beberapa waktu yang lalu di Kemendikbud, Jakarta.
"Silakan! Boleh saya skets? Satu menit saja," sapanya kepada para peserta kongres yang melintas di depannya. Ada yang menanggapinya dengan senyum, ada yang berlalu begitu saja. Saya yang datang bersama founder Sahabat Budaya Indonesia, Romo Mudji dan Prof. Nunus memperhatikan gerak-geriknya yang tetap tersenyum ramah meski ada yang mengabaikan.
"Silakan! Boleh saya skets? Satu menit saja," sapanya kepada para peserta kongres yang melintas di depannya. Ada yang menanggapinya dengan senyum, ada yang berlalu begitu saja. Saya yang datang bersama founder Sahabat Budaya Indonesia, Romo Mudji dan Prof. Nunus memperhatikan gerak-geriknya yang tetap tersenyum ramah meski ada yang mengabaikan.
Ketika saya dan rombongan melintas didepannya ia ucapkan kata yang sama. Yaitu ingin meng-skets secara kilat. "Sebentar ya? Mau ada yang saya tanyakan dulu pada petugas di sana," kata saya. Ia tersenyum manis sambil mengikuti kami. Kebetulan kami memang sedang mengejar satu sesi acara yang sudah dimulai. Begitu saya tanyakan pada petugas penjaganya, ternyata sudah tidak bisa masuk. Ya, sudah. Akhirnya saya dan rombongan pun tak jadi masuk ruangan. Dan Liben, nama panggilan remaja bernama lengkap Temanku Lima Benua kembali menawarkan diri untuk mengsket kami. Dan kami pun mengiyakan. Maka satu per satu dari kami siap di skets olehnya.
Tanda pengenal Liben
Sambil menunggunya meng-skets saya perhatikan namanya yang unik. Awalnya dikira nama sebuah komunitas, ternyata nama pribadi. Dari situ terjadi obrolan-obrolan ringan tapi seru dan berarti. "Ini nama pemberian Om WS Rendra," ujarnya. "Kok bisa? Apakah kamu anaknya?" tanya Romo Mudji. "Oh, bukan. Ayah saya dan WS Rendra kawan baik. Jadi saat saya dalam kandungan ibu, Om WS Rendra sudah mempersiapkan sebuah nama untuk saya."
"Pantaslah namamu unik. Rupanya pemberian WS Rendra," ujar Romo Mudji. WS Rendra adalah sastrawan besar yang memiliki julukan Si Burung Merak. Siapa yang tak mengenal namanya? Jika Liben, nama panggilan Temanku Lima Benua adalah pemberian WS Rendra, tentu ayah Liben seorang seniman juga. Dan memang benar. Ayahnya adalah seorang pantomim terkenal di daerahnya, Klaten.
Saya pun segera goegling tentang dirinya sebelum tiba giliran di sketsa. Ternyata remaja 16 tahun ini kiprahnya sebagai pelukis wajah sudah tak diragukan lagi kiprahnya. Meski belajar melukis secara otodidak melalui YouTube, tetapi Hasilnya luar biasa. Sudah ratusan wajah ia sketsa. Yang tergres adalah saat ia dengan suka rela meng-skets ratusan atlet dan official dalam ajang Asian Games dan Asian Para Games.
Saya merasa beruntung di skets olehnya. Remaja kelahiran 15 April 2002 yang begitu energik dan peduli terhadap kemajuan bangsanya. Terutama dalam hal seni, budaya dan literasi. Terbukti dari kiprahnya dalam Klaten Biennale 2017. Libenlah yang mendorong dan menggerakkan kegiatan tersebut sehingga bisa terwujud dan sukses.
Lagi-lagi saya merasa beruntung bisa bertemu dengannya. Dilukis olehnya. Kelak ketika nama uniknya telah mendunia, peristiwa ini akan menjadi kenangan termanis dan tak terlupakan dalam hidup saya. (EP)
Lagi-lagi saya merasa beruntung bisa bertemu dengannya. Dilukis olehnya. Kelak ketika nama uniknya telah mendunia, peristiwa ini akan menjadi kenangan termanis dan tak terlupakan dalam hidup saya. (EP)
Wah iya, namamya unik...dan ternyata pemberian seniman besar ya.
BalasHapusBetul Mba. Unik. Seperti judul tulisan. Ternyata nama orang..hihihi
Hapussaya orang klaten malah ga kenal duh, hebat mba denik.
BalasHapusHayuuuk...di hunting...hihihi
HapusMauu diskets sama Liben. Namanya sampek berulang kali kueja. Uniiiik
BalasHapusHihihi...iya. Awalnya bingung mau manggil apa. Ternyata ada panggilan khusus.
HapusNamanya unik banget seunik bakatnya
BalasHapusSemoga Liben makin sukses dan berkembang potensinya. Salut seusia segini belajar otodidak sudah sepiawai ini. Keren!
Betul Mba. Unik. Salut saya dengan bakat dan keberaniannya.
HapusTak terbayangkan ada yang bernama Lima Benua, namun nama itu doa. Harapan di masa mendatang, rangkuman pengalaman dan pengetahuan. Barangkali juga hasrat agar bisa keliling dinia.
BalasHapusAh, Mbak Denik beruntung bisa dilukis sketsa oleh Liben. Tulisan ini pengantar kenangan manis ke depannya kelak. Semoga kalian bisa bersual lagi di lain kesempatan. aamiin.
Aamiiin...iya, Mba. Saat bertemu kelak mungkin namanya sudah benar-benar mendunia.
HapusLiben alias Lima Benua ?.
BalasHapusWaah unik dan langka banget nama itu ..., keren.
Aku baru kali ini ada nama seseorang seperti itu.
Keren pemberian namanya dari sastrawan terkenal.
Sketsanya bagus, kak.
Iya, unik. Kelebihan dari seorang sastrawan. Tak pernah diduga.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus