Perjalanan itu selain sebagai ujian juga tempat pembelajaran hidup yang nyata. Dari apa yang kita lihat, dengar dan rasakan. Banyak ilmu dan nasihat yang bisa kita dapatkan selama melakukan perjalanan.
Asal kita mau merenungkan dan meresapi apa yang terlihat serta terjadi di sekeliling. Lalu merealisasikan dalam bentuk tindakan. Kelak, itu semua menjadi sebuah ilmu kehidupan yang tidak diperoleh dari bangku sekolah.
Salah satu yang saya dapatkan adalah sebuah petuah dari pak tua pengayuh becak. Saat itu saya sedang mengadakan perjalanan ke Solo. Agar bisa menikmati suasana Solo maka kami menyewa becak untuk berkeliling seputar Solo. Saya bersama beberapa kawan konvoi naik becak.
Dalam sebuah perjalanan, salah satu kawan ada yang melempar sisa makanan ke dalam tong sampah. Sebuah tindakan yang baik. Karena tetap menjaga kebersihan di mana pun berada. Serta membuang sampah selalu pada tempatnya.
Tiba-tiba pak tua pengayuh becak yang saya tumpangi berujar.
“Mohon maaf ngeh Mba. Saya ndak bermaksud menggurui. Hanya menyarankan. Besok-besok kalau ada makanan yang sudah ndak doyan atau ndak habis. Letakkan saja di tepi jalan. Jangan dimasukkan tong sampah. Nanti tercampur dengan kotoran lain. Padahal makanan seperti itu ada hak lain yang menanti. Seperti orang-orang gila misalnya.”
Saya tersentak. Bukan marah atau kesal atas apa yang diucapkan oleh pak tua tersebut. Tetapi tersadar. Bahwa selama ini tidak berpikir sejauh itu. Saya pun sangat berterima kasih atas penuturan pak tua itu. Akhirnya kami pun terlibat perbincangan seru selama perjalanan. Banyak hal yang saya dapatkan dari perbincangan dengan pak tua pengayuh becak itu. Sebuah petuah yang cukup berharga.
#onedayonepost
#kisahperjalanan
Ada beberapa orang yang tidak beruntung
BalasHapusYa betuuull
HapusYa betuuull
HapusTerimakasih pak tua nasehatnya
BalasHapusBener, aku juga nggak pernah terpikirkan itu
BalasHapusBener, aku juga nggak pernah terpikirkan itu
BalasHapus