Dalam masa kekinian kata “Reuni” bukan sesuatu yang asing terdengar. Baik yang muda mau pun yang tua sudah bisa dipastikan memiliki agenda untuk menghadiri “Reuni”. Entah dengan kawan semasa sekolah, rekan semasa bekerja dan sebagainya.
Seperti yang tertulis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahwa Reuni berarti pertemuan kembali (dengan teman sekolah, kawan seperjuangan dan sebagainya) setelah berpisah cukup lama.
Namun tidak semua menanggapi makna “Reuni” dengan nada positif. Ada yang beranggapan negatif pada saat mendengar dan mendapatkan undangan reuni.
“Apaan sih reuni-reunian segala? Pengen ketemu mantan? Gara-gara reunian jadi CLBK (cinta lama bersemi kembali)."
Kedua anggapan tersebut, baik yang positif atau yang negatif memiliki argumen yang kuat. Kini tinggal bagaimana si pelaku reuni saja. Dikembalikan saja kepada pribadi masing-masing.
Yang terpenting dari diadakannya reuni adalah niat baik untuk menjalin silaturrohim dengan kawan lama. Tanpa perlu melihat siapa diri ini ‘kini.” Tetapi nikmati dan kenang kembali diri ini “dulu” sehingga semua terasa indah mengenang semua.
Apalagi jika dibarengi dengan kata “syukur.” Maka reuni bisa membuat bahagia dan lebih mensyukuri hidup. “Alhamdulillah masih diberi nikmat sehat sehingga bisa bertemu dan berkumpul lagi dengan teman-teman lama.
Apalagi bisa hidup layak sampai hari ini. Karena ternyata ada orang lain yang hidupnya masih repot.” Dan rasa syukur itu mampu membuat hidup ini terasa damai.
Huwaaaa....mbak denik...aku pengen reuni....
BalasHapus