Saat berkendaraan menggunakan motor atau mobil. Jangan anggap enteng penggunaan lampu sein. Karena lampu sein merupakan mata ketiga bagi para pengendara jalan. Jika menganggap enteng atau malah mengabaikannya, bisa berakibat fatal.
Etikanya, sebuah kendaraan pada saat akan menikung seharusnya menyalakan lampu sein, tanda bahwa ia akan belok. Entah belok kanan atau kiri. Agar kendaraan yang dibelakang bisa waspada. Tetapi yang terjadi terkadang membuat kepala ingin keluar tanduk (emosi). Karena tidak menerapkan etika di jalan.
Bagaimana tidak? Kadang kendaraan itu membelok tanpa memberi tanda (tanpa menyalakan lampu sein). Atau memberi tanda ketika sudah hampir membelok. Lebih parahnya lagi, lampu sein menyala di sebelah kiri, ternyata membeloknya ke kanan. Makanya ada lelucon yang berbunyi:
“Ya, Tuhan! Hindarkan saya dari ibu-ibu yang sein-nya ke kiri tapi beloknya ke kanan.”
Karena memang dampak dari kelalaian menyalakan atau mematikan lampu sein itu bisa fatal. Yang jika tidak kuat-kuat iman bisa menyebabkan pertengkaran di jalan.
“Gak punya mata ya? Orang mau belok diseruduk aja!” ucap pengendara motor satu.
“Situ yang salah kok malah nyalahin saya. Situ kan gak kasih tanda. Jadi mana saya tahu Situ mau belok?” sanggah pengendara motor dua.
Dan bla..bla...jika tidak dihentikan pertengkaran itu bisa beruntut panjang dan menimbulkan kemacetan panjang.
Saya pun pernah menjadi korban kelalaian menyalakan lampu sein. Saya pikir mobil di depan saya akan belok kiri. Karena lampu sein yang dinyalakan sebelah kiri. Maka melajulah saya dengan tenang mengambil arah kanan. Tiba-tiba suara klakson mobil menyalak dengan keras. Dia marah karena akan belok kanan dan motor saya mepet disampingnya.
"Gimana sih Mbak! Memang gak lihat saya mau belok!” seru si pengemudi mobil.
"Lhaa! Lampu sein-nya ke kiri gitu loh!” sahut saya.
Si pengemudi diam saja dan langsung menutup kaca jendela.
Saya yang juga kaget sudah terlanjur mepet ke sisi kanan untuk menghindari menyrempet mobil tersebut. Akibatnya kaki kanan saya menyerempet tembok di sebelah kanan dan terluka tentunya.
Dan mobil itu langsung ngacir tanpa memperdulikan saya. Hanya para pengendara lain yang memaki si pengemudi mobil itu.
“Kakinya gak apa-apa mba? Tadi saya lihat kena tembok. Biar saya kejar mobil itu. Dia yang salah menyalakan sein,” ujar salah satu pengendara motor.
Saya hanya meringis.
“Luka sih Mas. Tapi sudahlah. Daripada nanti bikin macet gara-gara ngurusin masalah ini. Lagi pula mobil itu gak ada itikad baik. Buktinya ngacir begitu saja,” sahut saya.
Dan selesai begitu saja insiden di jalan itu. Yang menyisakan luka di kaki dan hati saya. Hati? Iya. Karena saat kaki ini terluka yang terasa nyeri bukan saja yang terluka. Tapi hati ini rasanya mak nyes...ngilu. Meski begitu saya tetap bersyukur. Karena hanya luka kecil. Tak terbayang dengan korban yang lebih parah dari yang saya alami. Audzubillah min dzalik...!
#onedayonepost
#harike-10
#oktober2016
#insiden
#harike-10
#oktober2016
#insiden
Aku juga suka gemes nih mbak..sein ke kiri belok kanan, suka aku pelitotin...sambil ku bilang, seinnya yang bener dong,
BalasHapusAku juga suka gemes nih mbak..sein ke kiri belok kanan, suka aku pelitotin...sambil ku bilang, seinnya yang bener dong,
BalasHapus