Langsung ke konten utama

Filateli Tak Pernah Mati

Saat masa jayanya surat-menyurat, perangko merupakan salah satu barang yang sangat diburu oleh mereka para filatelis. Orang-orang gemar mengumpulkan benda-benda pos. Saya salah satunya. Meskipun bukanlah filatelis sejati, tetapi saya termasuk rajin dalam urusan koleksi mengoleksi perangko. Apalagi saya juga termasuk penggemar surat-menyurat. Terbayangkan berapa perangko yang saya terima setiap harinya? Itu di luar pemberian dan hasil perburuan.

Dokumen pribadi


Saya memiliki satu album perangko yang tetap terawat dengan baik hingga kini. Ketika era surat-menyurat sudah berganti dengan semua hal yang berbau digital. Ada SMS, WA, e-mail, massenger dan lain-lain. Untuk mereka yang lahir di akhir tahun 90-an mungkin sudah tidak mengalami rasanya surat-menyurat. Bahkan mungkin juga tidak tahu apa itu perangko dan fungsinya. Dan itu yang saya jumpai di Bandung beberapa waktu yang lalu.

Pada Pameran Filateli Dunia Bandung 2017 yang bertempat di Hotel Trans Studio Convention Center, antusias pengunjung masih sangat jelas terlihat dari antrian yang ada. Mereka datang dari berbagai kota di luar Bandung. Rupanya penggemar filateli masih banyak dan aktif sampai sekarang. Beberapa pengunjung yang saya jumpai bahkan ada yang sengaja membawa anaknya untuk dikenalkan dengan perangko dan fungsinya. Karena memang ada anak yang benar-benar tidak tahu apa itu perangko.

Dokumen pribadi


Pameran ini sekaligus sebagai ajang pembelajaran bagi orang tua yang peduli pada pengetahuan. Guna mengajak si anak melihat dan berinteraksi langsung dengan sesuatu yang berkaitan dengan sejarah. Dalam pameran selain dapat melihat langsung berbagai jenis perangko dari negara-negara peserta, pengunjung juga bisa melihat koleksi perangko tematik. Jadi sebuah perangko di susun sesuai tema yang dikeluarkan pada saat itu.

Ada perangko bertema binatang, bunga bahkan tokoh kartun. Selain itu ada juga stand pembuatan sampul wajah kita di perangko. Dan yang tidak kalah menarik adalah berbagai games seru. Tentu yang terkait dengan perangko. Juga penerbitan perangko dan kartu pos khusus edisi pameran. Jadi memang sengaja di cetak dalam jumlah terbatas. Untuk mendapatkannya cukup mudah. Hanya menyiapkan tenaga dan kesabaran untuk antri berjam-jam.

Saya yang jauh-jauh datang dari Tangerang tentu tidak ingin melewatkan kesempatan itu. Alhamdulillah akhirnya mendapatkan juga apa yang saya mau. Sebab beberapa pengunjung ada yang sudah datang sejak hari pertama dan ikut mengantri, tapi begitu tiba di loket sudah habis. Karenanya ia datang kembali di hari berikutnya. Syukurnya saya tidak mengalami hal tersebut.

Dokumen pribadi


Bahkan saya bisa bertemu dan meminta tanda tangan si pelukis gambar dalam perangko tersebut. Kagum saja, karena itu kan tidak mudah. Bahkan perlu bersaing dengan beberapa kandidat dengan minat sama. Tentu sebuah kebanggaan jika kemudian bisa terpilih. Dan saya merasa beruntung bisa menjumpainya. Dan ini menjadi cerita bersejarah bagi diri ini. Ketika kelak semua hanya akan menjadi cerita bersejarah jua. (EP)
























Komentar

  1. Agak kaget sewaktu baca bagian bahwa ada anak-anak masa sekarang yang bahkan tidak tahu apa itu perangko. Sejauh itukah zaman kita sudah maju? Padahal mungkin di masa lalu perangko bisa jadi penyelamat nyawa terutama untuk surat-surat di kala perang. Beruntungnya dirimu Mbak bisa pergi ke pameran itu, hehe. Saya terlalu sibuk jadi tidak sempat datang ke sana. Huhu. Jadi ingat, di kampung ada lungsuran album perangko dari bibi, semoga masih ada dan bisa dilacak. Lumayan untuk melanjutkan koleksi, hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallooo Mas Gara. Iya loh, miris mendengarnya. Seorang ibu bahkan mengajak putranya untuk mengenalkan perangko pada si anak. Kami jadi diskusi dan bersama-sama selama pameran. Karena tujuan kita sama datang ke pameran itu.

      Hapus
  2. Aku juga penggemar perangko meskipun koleksi tak banyak. Dulu hobi korespondensi. Tapi sudah hampir 20 tahun kutinggalkan hobi itu. Terkadang kangen juga sih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, jaman dulu korespondensi memang satu hobi yang menarik ya mba.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Dari Dekat Para Pengisi Suara Animasi "Doraemon"

DORAEMON. Salah satu film animasi yang cukup populer di Indonesia. Merupakan judul sebuah manga dari Jepang karya Fujiko F. Fujio. Terbit pertama kali pada Desember 1969. Doraemon adalah sebuah robot musang yang datang dari abad ke-22. Doraemon dikirim untuk menolong Nobita. Seorang anak kelas 5 Sekolah Dasar yang sangat pemalas. Tujuannya agar keturunan Nobita dapat menikmati kesuksesan di masa depan, tidak menderita akibat sifat pemalas Nobita. Dalam cerita ini Nobita suka lalai dan tidak mau mendengarkan apa kata Doraemon. Sehingga benda-benda dari Doraemon yang gunanya untuk membantu dan mewujudkan keinginan Nobita, kerap jatuh ke tangan teman-temannya yang usil. Kekacauan pun terjadi karena ulah teman-temannya. Gian, Shizuka, dan Suneo adalah tokoh-tokoh sentral dalam cerita ini. Anime Doraemon dan kawan-kawan        Di Indonesia anime Doraemon dikenal sejak 13 November 1988 sampai sekarang. Disiarkan oleh stasiun tel...

Layar Tancap Dalam Kenangan

Pada suatu hari ketika saya melewati sebuah perkampungan yang sedang menggelar hajatan, ada sebuah pemandangan yang tiba-tiba menggelitik hati. Yaitu layar tancap (layar tancep). Sesuatu yang sudah jarang sekali ditemukan. Apalagi di zaman sekarang.  Dokumen pribadi Padahal beberapa tahun yang lalu layar tancap pernah menjadi primadona masyarakat. Terutama masyarakat kalangan menengah ke bawah. Dahulu dalam setiap acara hajatan terutama jika masyarakat Betawi yang menggelarnya, layar tancap menjadi sebuah hiburan yang ditunggu-tunggu. Semacam tren mark yang tak boleh dilewatkan. Bahkan bisa menaikkan gengsi si pemilik hajat, bila dilihat dari jenis layar tancap yang disewa. Mabak. Itu salah satu jenis layar tancap yang dianggap paling bagus. Dari tampilan di layar, kejernihan suara dan kualitas gambar yang baik, mabak memang berbeda. Oleh karena itu harga sewanya konon mahal. Tak heran bila si empunya hajatan lantas disebut sebagai orang yang mampu. Sekitar tahun 1990-an ke...

Misteri Pohon Besar di Kalibata City Apartement

Saat saya sedang berjalan-jalan di Kalibata City Apartment, Jakarta Selatan. Pandangan saya tertarik pada sebuah pohon besar di samping belakang apartement. Ukuran pohonnya memang besar sekali. Pikir saya. ”Kenapa tidak ditebang? Bisa bahaya kalau roboh.”  Dokumen pribadi Saya pun iseng menanyakan hal tersebut kepada kawan yang sudah lama tinggal di sana. Jawabannya sungguh membuat merinding bulu kuduk.  “Gak ada yang bisa menebang pohon tersebut. Karena banyak penunggunya. Setiap malam ada saja yang melihat penampakan-penampakan dibawah pohon itu.”  Hiiii...Seram juga ya, pikir saya. “Makanya ada semacam meja kecil diatas pohon itu. Untuk tempat sesajen. Biar penunggunya gak mengganggu orang-orang di sini,” papar kawan saya. Diam-diam ada rasa penasaran dalam hati saya. Seperti apa sih pohon itu jika dilihat dari dekat?  Maka saya pun mendekati pohon tersebut. Memang besar sekali. Terlihat dari batangnya yang besar dan tinggi. Nama pohonnya ternyata pohon mah...