Sedekahlah agar hartamu berkah.
Sedekah tak mengurangi hartamu.
Sedekah tak mengurangi hartamu.
Dan masih banyak lagi kata-kata yang mengingatkan hati untuk senantiasa bersedekah. Tetapi dalam prakteknya masih banyak juga yang belum memahami betapa sedekah bisa menolong kita di akhirat nanti. Sebab dipikirannya, sekarang ya sekarang. Nanti ya urusan nanti.
Astagfirulloh. Semoga kita bukan termasuk golongan orang-orang seperti itu. Orang yang mengecilkan masalah akhirat. Tidak tahukah? Bahwa justru akhirat tempat kita kembali untuk selama-lama. Dunia hanyalah persinggahan.
Orang-orang seperti ini juga yang jika diingatkan tentang urusan akhirat tampak santai saja. Dimintai sedekah dengan entengnya berkata, “Boro-boro mau sedekah. Untuk makan sehari-hari saja kurang.” Masya Allah.
Bukankah sudah diingatkan bahwa sedekah tak mengurangi harta. Dengan sedekah justru rezeki kita akan ditambah. Memang tidak sekaligus saat itu juga. Dan tidak semua diganti dalam bentuk materi. Tapi kita harus meyakini bahwa sedekah yang kita keluarkan akan diganti oleh Allah. Sedekah yang kita keluarkan menjadi tabungan kita di akhirat nanti. Sayang tidak semua orang memahami hal tersebut.
Oleh karena itu ia bisa dengan enteng berbicara seperti ini. “Nantilah kalau gaji saya dinaikkan. Saya akan rutin sedekah deh. Kan ada pemasukan lebih tuh. Sekarang sih nanti-nanti dulu deh. Kalau untuk sedekah, nanti kurang. Tidak cukup sampai akhir bulan.”
Duh. Semoga kita terhindar dari sifat semacam itu. Sebab ketika seseorang itu diberi kekayaan lebih. Ternyata untuk bersedekah tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kebutuhan dan keperluan mereka justru semakin meningkat dan bertambah besar. Dan syetan pun gencar membisiki orang-orang yang mudah terlena dengan kekayaan. “Sudah tidak usah infak dan sedekah. Lebih baik uangnya untuk bayar cicilan mobil. Toh, tidak infak dan sedekah Allah tetap memberimu kekayaan juga. Itu karena Allah sayang sama kamu. Nanti saja saat bulan Ramadhan. Baru deh sedekah.”
Maka orang-orang yang berhasil terpedaya bisikan syetan dan merasa tentram dengan harta yang dimilikinya itu, sangat dekat dengan keangkuhan. Jangankan menjadi pemurah. Untuk sedekah saja memilah-milah. Bahkan bisa dengan entengnya berujar, “Kerja keras dong kalau mau sukses. Saya bisa seperti sekarang ini ya dengan usaha.”
Jika sudah demikian. Tidak menjadi jaminan orang kaya dan banyak harta menjadi pemurah. Justru sebaliknya, semakin pongah. Berhati-hatilah dengan tipu daya syetan. Semoga kita terhindar dari hal-hal demikian. Aamiin.
Pamulang, 26 September 2017
Hmm.. Terimakasih sudah diingatkan. Sedekahlah baik di kala lapang maupun sempit ya. Ga perlu nunggu n
BalasHapusBetul Mba. Terima kasih sudah berkunjung.
Hapus