Langsung ke konten utama

Ebiet G. Ade Bintangnya Malam Anugerah Kebudayaan 2018

Kemendikbud untuk yang kesekian kalinya menggelar Malam Anugerah Kebudayaan. Penghargaan yang diberikan kepada insan-insan dan komunitas berprestasi dalam bidangnya. Untuk tahun ini penyelenggaraan Malam Anugerah Kebudayaan diadakan di gedung A Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dan saya mendapat kesempatan untuk menghadiri acara tersebut.

Untuk tahun ini ada 51 tokoh seniman, budayawan, komunitas dan pemerintah daerah yang mendapatkan apresiasi serta patut diteladani. Anugerah kebudayaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berjumlah 41 orang. Penerima penghargaan Bintang Budaya Parama Dharma  berjumlah 2 orang. Sedangkan untuk Satyalancana Kebudayaan ada 8 orang. 


Menghadiri acara tersebut secara langsung menghadirkan perasaan haru. Terharu atas dedikasi dan loyalitas pilihan mereka dalam berkarya. Baik secara perorangan maupun kelompok.

Anugerah kebudayaan yang diberikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan terdiri atas 7 kategori.
- Kategori Pencipta, Pelopor dan pembaruan ada 10 orang.
-  Kategori Pelestari ada 10 orang.
-  Kategori Anak dan Remaja ada 5 orang.
-  Kategori Pemerintah Daerah ada 2 orang.
-  Kategori Komunitas ada 6.
-  Kategori Perorangan Asing ada 3 orang.
-  Kategori Maestro Seni Tradisi ada 5 orang.


Acara Malam Anugerah Kebudayaan 2018 diisi dengan berbagai penampilan dari sebagian peserta penerima anugerah kebudayaan, artis ibu kota, tarian dan nyanyian serta masih banyak lagi. 


Namun dari beberapa penampil acara di panggung, Ebiet G. Ade yang malam itu menerima Gelar Tanda Kehormatan Presiden RI Kelas Satyalancana Kebudayaan, menjadi bintang dari semua bintang yang hadir. Bukan karena penghargaan yang ia terima. Melainkan penampilannya di atas panggung yang masih sama seperti dulu. Tidak berubah meski sudah beberapa tahun masa keemasannya berlalu.

Malam itu Ebiet G. Ade diminta tampil. Dan ia membawakan lagunya yang sangat hits dan tetap asyik didengar hingga sekarang. Berita Kepada Kawan.

Gift

Gift

Para hadirin seperti bernostalgia mendengar lagu yang dinyanyikan oleh Ebiet G. Ade. Dan ramai-ramai berdiri untuk ikut menyanyikan lagu tersebut. Lagu yang liriknya masih relevan dengan kondisi saat ini. Suasana pun menjadi seperti konser tunggal Ebiet G.ade

Kawan coba dengar apa jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan
Melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang


Bersama Wong Aksan

Selain Ebiet G. Ade, sosok penerima anugerah kebudayaan yang cukup saya kenal dan familiar adalah Wong Aksan dan Glenn Fredly. Sayang saya tak sempat menemui Glenn. Kedua sosok ini sudah cukup dikenal oleh masyarakat luas. Sosoknya sempat wara-wiri menghiasi layar kaca Indonesia.

Glenn penyanyi solo laki-laki yang lagu-lagunya sangat hits saat itu. Sedangkan Wong Aksan musisi handal yang tak diragukan lagi kemampuannya. Ia sempat menjadi drummer grup band Dewa 19 yang digawangi oleh Ahmad Dani. Juga drummer grup Potret yang digawangi oleh Melly Goeslaw.

Setelah keluar dari dua grup band tersebut karena perbedaan haluan musik. Wong Aksan mulai fokus membuat piano. Sejak tahun 2014 ia konsentrasi dalam pembuatan piano. Yang di Indonesia sangat jarang terdengar kiprahnya. Malam itu ia bersama Glenn Fredly menerima anugerah kebudayaan untuk kategori Pencipta, Pelopor dan Pembaru.

Bersama Jose Rizal Manua

Ada lagi sosok yang mencuri perhatian saya. Yaitu Jose Rizal Manua. Beliau penerima anugerah kebudayaan untuk kategori Pencipta, Pelopor dan Pembaru. Pendiri Teater Tanah Air ini patut diteladani dedikasi dan loyalitasnya dalam dunia teater dan sastra. Bersama Teater Tanah Air-nya ia menggebrak dunia.


Bersama Bens Leo

Berikutnya sosok yang sempat saya temui dalam acara malam anugerah kebudayaan 2018 adalah Bens Leo. Siapa yang tak kenal sosoknya? Terutama musisi dan penyanyi sudah sangat hapal dengan sosoknya. Wartawan dan pengamat musik ini merupakan salah satu juri di acara anugerah kebudayaan. Prediksi dan pengamatan yang ia berikan kepada sebuah band atau seorang musisi jauh dari kata meleset. Kalau dalam pengamatannya sebuah band itu akan sukses, ya memang benar sukses. Begitu pun sebaliknya.


Dengan latar pameran profil penerima penghargaan

Saya bersyukur sekali bisa hadir dalam acara Anugerah Kebudayaan 2018. Juga sangat berterima kasih kepada kawan yang telah memberikan kesempatan ini kepada saya. Sebab banyak hal yang saya dapatkan dalam acara tersebut. Utamanya wawasan dan pengalaman dari Para tokoh penerima anugerah kebudayaan. Dari mereka saya banyak belajar tentang arti loyalitas dan dedikasi dari sebuah pilihan. Apapun itu. (EP)


Komentar

  1. Salfok sama giftnya...cantik!
    eh ada Wong Aksan ya...dah lama nggak ada kabarnya..ternyata tetap produktif di bidang seni meski beda yang digeluti.
    Acara keren ini, penghargaan untuk para pelestari budaya! Salut dengan semangat mereka:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mba. Ada Wong Aksan. Aku juga enggak nyangka. Surprise aja. Karena memang sudah lama juga kan dia enggak terdengar kiprahnya. Ternyata...keren dah pokoknya. Eh, iya giftnya bikin mupeng Mba.. hehehehe

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Dari Dekat Para Pengisi Suara Animasi "Doraemon"

DORAEMON. Salah satu film animasi yang cukup populer di Indonesia. Merupakan judul sebuah manga dari Jepang karya Fujiko F. Fujio. Terbit pertama kali pada Desember 1969. Doraemon adalah sebuah robot musang yang datang dari abad ke-22. Doraemon dikirim untuk menolong Nobita. Seorang anak kelas 5 Sekolah Dasar yang sangat pemalas. Tujuannya agar keturunan Nobita dapat menikmati kesuksesan di masa depan, tidak menderita akibat sifat pemalas Nobita. Dalam cerita ini Nobita suka lalai dan tidak mau mendengarkan apa kata Doraemon. Sehingga benda-benda dari Doraemon yang gunanya untuk membantu dan mewujudkan keinginan Nobita, kerap jatuh ke tangan teman-temannya yang usil. Kekacauan pun terjadi karena ulah teman-temannya. Gian, Shizuka, dan Suneo adalah tokoh-tokoh sentral dalam cerita ini. Anime Doraemon dan kawan-kawan        Di Indonesia anime Doraemon dikenal sejak 13 November 1988 sampai sekarang. Disiarkan oleh stasiun tel...

Layar Tancap Dalam Kenangan

Pada suatu hari ketika saya melewati sebuah perkampungan yang sedang menggelar hajatan, ada sebuah pemandangan yang tiba-tiba menggelitik hati. Yaitu layar tancap (layar tancep). Sesuatu yang sudah jarang sekali ditemukan. Apalagi di zaman sekarang.  Dokumen pribadi Padahal beberapa tahun yang lalu layar tancap pernah menjadi primadona masyarakat. Terutama masyarakat kalangan menengah ke bawah. Dahulu dalam setiap acara hajatan terutama jika masyarakat Betawi yang menggelarnya, layar tancap menjadi sebuah hiburan yang ditunggu-tunggu. Semacam tren mark yang tak boleh dilewatkan. Bahkan bisa menaikkan gengsi si pemilik hajat, bila dilihat dari jenis layar tancap yang disewa. Mabak. Itu salah satu jenis layar tancap yang dianggap paling bagus. Dari tampilan di layar, kejernihan suara dan kualitas gambar yang baik, mabak memang berbeda. Oleh karena itu harga sewanya konon mahal. Tak heran bila si empunya hajatan lantas disebut sebagai orang yang mampu. Sekitar tahun 1990-an ke...

Misteri Pohon Besar di Kalibata City Apartement

Saat saya sedang berjalan-jalan di Kalibata City Apartment, Jakarta Selatan. Pandangan saya tertarik pada sebuah pohon besar di samping belakang apartement. Ukuran pohonnya memang besar sekali. Pikir saya. ”Kenapa tidak ditebang? Bisa bahaya kalau roboh.”  Dokumen pribadi Saya pun iseng menanyakan hal tersebut kepada kawan yang sudah lama tinggal di sana. Jawabannya sungguh membuat merinding bulu kuduk.  “Gak ada yang bisa menebang pohon tersebut. Karena banyak penunggunya. Setiap malam ada saja yang melihat penampakan-penampakan dibawah pohon itu.”  Hiiii...Seram juga ya, pikir saya. “Makanya ada semacam meja kecil diatas pohon itu. Untuk tempat sesajen. Biar penunggunya gak mengganggu orang-orang di sini,” papar kawan saya. Diam-diam ada rasa penasaran dalam hati saya. Seperti apa sih pohon itu jika dilihat dari dekat?  Maka saya pun mendekati pohon tersebut. Memang besar sekali. Terlihat dari batangnya yang besar dan tinggi. Nama pohonnya ternyata pohon mah...