Jika kita melihat orang-orang yang ada disekitaran dan dengan posisi lebih dari kita. Bila tanpa dilandasi keimanan yang kuat, maka suasana hati akan gemrungsug (tak karuan) setiap harinya.
“Kok si ini enak betul ya hidupnya. Punya suami ganteng, kaya, baik, pinter dan sabar lagi. Pake ilmu pelet apa dia?” ujar si A.
Lain lagi ucapan si B.
“Gampang bener sih si itu gonta-ganti kerjaan. Nyogok paling-paling.”
Dan masih banyak lagi keluhan yang biasa didengar. Yang intinya merasa iri atas keberhasilan orang lain.
Padahal jika mau bersyukur atas apa yang telah dimiliki dan memahami tentang bagaimana hidup ini. Rasanya akan tenang dan asyik-asyik saja menjalani hidup ini. Menjadi seperti apa pun itu.
Sebab semua ini sudah ada yang mengatur. Yaitu Allah Sang Pemilik hidup. Kita tinggal menjalani saja. Yakinlah bahwa apa-apa yang sudah Allah tuliskan, pasti mengandung kebaikan. Tidak mungkin Allah menjerumuskan umat-Nya.
Yang terpenting bersyukur... bersyukur dan bersyukur atas apa-apa yang sudah Tuhan diberikan pada kita. Lakukan yang terbaik dengan penuh keikhlasan. Karena ikhlas salah satu kunci ketenangan hati.
Merasa memiliki suami yang tak sesempurna orang lain? Alhamdulillah saja sudah dipertemukan dengan pasangan hidup kita. Di luar sana berapa banyak orang yang menunggu jodohnya yang tak kunjung tiba.
Merasa pekerjaan saat ini tidak enak sekali? Bersyukur saja masih bisa bekerja. Sementara di luar sana banyak yang kebingungan mencari pekerjaan.
Bersyukur dan memperbaiki diri untuk mencapai hal-hal yang lebih baik. Karena semua yang terjadi pada kita, sudah dalam perencanaan Allah. Pun dengan sehelai daun yang berguguran. Maka tetap baik sangka saja terhadap Allah. Dia tahu yang terbaik untuk kita.
#10DaysKF
#harike-7
#semangatdiri
Benar sekali mbak Denik, kita harus bersyukur
BalasHapusIya mbak setuju, ga mungkin Allah akan menjerumuskan hambaNya..
BalasHapus