Langsung ke konten utama

Aqiqah Anak Ketiga Oki Setiana Dewi Penuh Tawa Ceria

BINTARO. Minggu, 25 Desember 2017 yang bertepatan dengan hari raya Natal, aktris OKI Setiana Dewi menggelar acara aqiqah anak ketiganya. Ibrahim Muhammad Abdullah yang dilahirkannya secara Caesar, sama dengan dua anak sebelumnya.

Bertempat di kediamannya daerah Pondok Aren, Bintaro. Oki yang juga dikenal sebagai da'i, penyanyi dan penulis ini mengundang keluarga besarnya dan suami, tetangga sekitar, teman-teman kuliah, rekan-rekan artis dan penulis serta awak media.

Saya yang pertama kali melihat penampilan Oki melalui film Ketika Cinta Bertasbih, menjadi salah satu tamu undangan yang menyaksikan secara langsung kebahagian keluarga ini. Melalui teman sesama blogger yang kebetulan menjadi editor untuk buku-buku Oki, saya ikut mengabadikan momen bahagia tersebut bersama awak media lain. 

Kebersamaan Oki Setiana Dewi bersama suami dan anak-anak


Senyum ceria terkembang  dari pasangan yang sedang berbahagia

Oki Setiana Dewi yang dinikahi Ori Vitrio Abdullah pada 2013 silam, telah dikarunia dua putri dan satu putra. Mereka dengan ramah menyambut tamu yang datang sambil bercengkrama dengan anak-anak. Sang suami terlihat luwes dan tak canggung menangani anak-anak. Bahkan dengan sabar menjaga sang buah hati yang tertidur tanpa menyerahkannya pada si suster. Gambaran keluarga yang islami sekali. Senang melihat kebersamaan mereka.


Bercengkrama dengan anak-anak disela waktu menunggu tamu


Oki Setiana Dewi memberikan kata sambutan sebagai tuan rumah

Agak meleset dari waktu yang dijadwalkan, Oki membuka acara dengan memperkenalkan keluarga besarnya dan tamu-tamu yang hadir. Sambil menunggu ustadz yang akan mengisi tausiah di sana, Oki juga menceritakan secara singkat bagaimana proses mengandung sampai melahirkan anak ketiganya ini. Semua dilancarkan oleh Allah sampai dengan acara ini dilangsungkan. Subhanallah.


Putera ketiga Oki Setiana Dewi (Ibrahim Muhammad Abdullah)

Tak berapa lama ustadz yang ditunggu-tunggu tiba. Oki mengakhiri sambutannya. Lalu dilanjutkan dengan pembacaan sholawat dan tilawah oleh santriwati yang hadir. Suasana terasa hikmat dengan lantunan ayat-ayat suci serta sholawat nabi. Sang bayi pun tampak tenang dalam tidurnya.


Para santriwati yang mengisi sholawat dan tilawah

Usai pembacaan tilawah dan sholawat nabi, acara dilanjutkan dengan tausiah. Ustadz yang menyampaikan tausiah hari itu membahas mengenai hubungan anak dengan orang tua. Bagaimana seharusnya menjadi seorang ibu. Juga tentang bagaimana seorang suami memperlakukan istri yang sedang hamil. Kesedihan seorang perempuan yang sedang hamil akan mempengaruhi tingkah polah anak yang akan dilahirkannya.

"Kalau anak kita baperan. Sedikit-sedikit mewek. Coba ingat-ingat. Waktu hamil si ibu tekanan batin enggak ngadepin si bapak," ujar pak ustadz yang langsung disambut gelak tawa tamu yang hadir.

"Tapi hati-hati juga buat yang masih jomblo. Jangan gampang terbuai. Sekarang ini banyak play boy Sabilillah. Kalau SMS atau WA kata-katanya berbau surga. Assalamu'alaikum Ukthi. Sudah bangun belum? Sholat subuh bareng yuk? Berjalan bersamamu ke masjid seperti berjalan dengan bidadari surga," ucap pak ustadz lagi. Kali ini para santriwati yang senyum-senyum seolah tersindir. Gelak tawa terdengar dari luar yang mayoritas tamu laki-laki. Suasana ceria mengiringi tausiah yang disampaikan oleh sang ustadz.


Ustadz yang memberi tausiah dengan santai dan lucu namun mengena di hati


Kalem dan lembut nuansa yang dihadirkan 


Souvernir untuk para undangan

Usai menyampaikan tausiah, selanjutnya acara pemotongan rambut. Kali ini awak media menyeruak lebih mendekat. Sebagian tamu keluar untuk menikmati hidangan yang telah disediakan. Saya yang tetap ingin melihat prosesi tersebut akhirnya hanya bisa mengintip dari kamera awak media saja. Karena kondisinya sudah rapat dan sulit untuk melihat langsung. Nasib dilahirkan dengan tubuh mungil. Berjinjit pun tak sampai. Akhirnya saya pun mengikuti yang lain untuk menikmati hidangan yang tersedia.


Salah satu menu hidangan yang dihidangkan


Media yang meliput memadati ruangan


Suasana dibalik kamera media

Sambil menikmati hidangan, saya memperhatikan tamu-tamu yang hadir. Di antara tamu yang hadir itu ada Bunda Helvy Tiana Rosa, Astri Ivo. Selebihnya saya tidak memperhatikan lagi. Karena tidak lama setelah itu saya dan dua teman blogger memutuskan untuk pamit. Itu pun memerlukan beberapa waktu menunggu. Sebab tuan rumah melayani tamu yang ingin berfoto. Termasuk saya pada akhirnya sebagai kenang-kenangan.


Para tamu undangan foto bersama Oki Setiana Dewi


Dari rangkaian acara yang saya ikuti sejak awal, kesimpulan yang saya dapat. Oki Setiana Dewi sosok aktris yang rendah hati. Sederhana dan ramah terhadap siapa saja. Tidak membedakan tamu yang hadir. Semua disapa dan disambutnya dengan senyum terkembang.

Senyum yang  selalu saya ingat ketika ia berteriak,"Mas namanya siapa?" dalam film Ketika Cinta Bertasbih. "Abdullah," sahut sang lawan main. Dan Anna (tokoh yang ia perankan) tersenyum bahagia mendengarnya. Senyum bahagia seperti yang tersungging di hari itu.

Saya pun senyum-senyum usai pamit dan meninggalkan tempat itu. Jika orang lain harus berlari-lari dan rela berhimpitan demi melihat aktris yang selama ini hanya bisa dilihat di layar kaca. Saya justru mendapat undangan dan dengan santainya menyaksikan serta meliput acara dikediamannya. Subhanallah. Ini bagian dari karunia Allah yang harus disyukuri. Alhamdulillah.



Special moment dipenghujung tahun 2017

Denik


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Dari Dekat Para Pengisi Suara Animasi "Doraemon"

DORAEMON. Salah satu film animasi yang cukup populer di Indonesia. Merupakan judul sebuah manga dari Jepang karya Fujiko F. Fujio. Terbit pertama kali pada Desember 1969. Doraemon adalah sebuah robot musang yang datang dari abad ke-22. Doraemon dikirim untuk menolong Nobita. Seorang anak kelas 5 Sekolah Dasar yang sangat pemalas. Tujuannya agar keturunan Nobita dapat menikmati kesuksesan di masa depan, tidak menderita akibat sifat pemalas Nobita. Dalam cerita ini Nobita suka lalai dan tidak mau mendengarkan apa kata Doraemon. Sehingga benda-benda dari Doraemon yang gunanya untuk membantu dan mewujudkan keinginan Nobita, kerap jatuh ke tangan teman-temannya yang usil. Kekacauan pun terjadi karena ulah teman-temannya. Gian, Shizuka, dan Suneo adalah tokoh-tokoh sentral dalam cerita ini. Anime Doraemon dan kawan-kawan        Di Indonesia anime Doraemon dikenal sejak 13 November 1988 sampai sekarang. Disiarkan oleh stasiun tel...

Layar Tancap Dalam Kenangan

Pada suatu hari ketika saya melewati sebuah perkampungan yang sedang menggelar hajatan, ada sebuah pemandangan yang tiba-tiba menggelitik hati. Yaitu layar tancap (layar tancep). Sesuatu yang sudah jarang sekali ditemukan. Apalagi di zaman sekarang.  Dokumen pribadi Padahal beberapa tahun yang lalu layar tancap pernah menjadi primadona masyarakat. Terutama masyarakat kalangan menengah ke bawah. Dahulu dalam setiap acara hajatan terutama jika masyarakat Betawi yang menggelarnya, layar tancap menjadi sebuah hiburan yang ditunggu-tunggu. Semacam tren mark yang tak boleh dilewatkan. Bahkan bisa menaikkan gengsi si pemilik hajat, bila dilihat dari jenis layar tancap yang disewa. Mabak. Itu salah satu jenis layar tancap yang dianggap paling bagus. Dari tampilan di layar, kejernihan suara dan kualitas gambar yang baik, mabak memang berbeda. Oleh karena itu harga sewanya konon mahal. Tak heran bila si empunya hajatan lantas disebut sebagai orang yang mampu. Sekitar tahun 1990-an ke...

Misteri Pohon Besar di Kalibata City Apartement

Saat saya sedang berjalan-jalan di Kalibata City Apartment, Jakarta Selatan. Pandangan saya tertarik pada sebuah pohon besar di samping belakang apartement. Ukuran pohonnya memang besar sekali. Pikir saya. ”Kenapa tidak ditebang? Bisa bahaya kalau roboh.”  Dokumen pribadi Saya pun iseng menanyakan hal tersebut kepada kawan yang sudah lama tinggal di sana. Jawabannya sungguh membuat merinding bulu kuduk.  “Gak ada yang bisa menebang pohon tersebut. Karena banyak penunggunya. Setiap malam ada saja yang melihat penampakan-penampakan dibawah pohon itu.”  Hiiii...Seram juga ya, pikir saya. “Makanya ada semacam meja kecil diatas pohon itu. Untuk tempat sesajen. Biar penunggunya gak mengganggu orang-orang di sini,” papar kawan saya. Diam-diam ada rasa penasaran dalam hati saya. Seperti apa sih pohon itu jika dilihat dari dekat?  Maka saya pun mendekati pohon tersebut. Memang besar sekali. Terlihat dari batangnya yang besar dan tinggi. Nama pohonnya ternyata pohon mah...