Jakarta, hari Sabtu 23 Desember 2017. Bertempat di halaman Kementerian Pariwisata, puluhan pesepeda perempuan memadati halaman. Mereka adalah peserta "Perempuan Indonesia Bersepeda" yang datang dari berbagai wilayah di Jabodetabek dan dari beberapa komunitas bersepeda yang ada di Jakarta.
Dalam rangka memperingati Hari Ibu, 22 Desember 2017 yang lalu. Komunitas Bike to Work (B2W) mengajak Perempuan Indonesia Bersepeda. Melalui kerjasama dengan berbagai pihak dan penyebaran informasi melalui media sosial. Akhirnya saya turut serta sebagai peserta '"Perempuan Indonesia Bersepeda.'
B2W adalah komunitas bersepeda yang mengajak anggotanya untuk bersepeda ke kantor setiap hari. Dibentuk pada Agustus 2005 oleh orang-orang yang peduli pada lingkungan melalui gerakan bersepeda. Salah satunya Om Toto Sugito. Dengan banyaknya orang-orang yang beraktivitas menggunakan sepeda, setidaknya hal ini bisa mengurangi polusi udara.
Dalam rangka memperingati Hari Ibu, 22 Desember 2017 yang lalu. Komunitas Bike to Work (B2W) mengajak Perempuan Indonesia Bersepeda. Melalui kerjasama dengan berbagai pihak dan penyebaran informasi melalui media sosial. Akhirnya saya turut serta sebagai peserta '"Perempuan Indonesia Bersepeda.'
B2W adalah komunitas bersepeda yang mengajak anggotanya untuk bersepeda ke kantor setiap hari. Dibentuk pada Agustus 2005 oleh orang-orang yang peduli pada lingkungan melalui gerakan bersepeda. Salah satunya Om Toto Sugito. Dengan banyaknya orang-orang yang beraktivitas menggunakan sepeda, setidaknya hal ini bisa mengurangi polusi udara.
Bersama para ibu hebat dari KODAM (Komunitas Ontel Daan Mogot)
Karena kegiatan ini dilakukan dalam rangka memperingati Hari Ibu. Maka para pesertanya adalah ibu-ibu (Perempuan). Dan kebaya sebagai code dress yang wajib dikenakan. Saya yang gemar berkebaya tentu tidak merasa asing dengan code dress yang ditetapkan
Halaman depan Kementerian Pariwisata suatu pagi
Keceriaan para peserta "Perempuan Indonesia Bersepeda"
Tanpa tergabung dengan komunitas manapun, saya solo cycling menuju Jakarta dari Tangerang. Waktu menunjukkan pukul 05.30 ketika saya berangkat dari rumah. Dan tiba ditujuan sekitar pukul 06.45. Sekitar satu setengah jam perjalanan.
Tiba ditujuan, halaman Kementerian Pariwisata. Sudah berkumpul puluhan pesepeda dengan aneka busana kebaya yang menarik. Senyum ceria terkembang dari bibir merah yang tak henti bercerita. Tentang kisahnya yang terlambat bangun atau masih gelap sudah star dari rumah. Celoteh khas para ibu dengan keriwehannya.
Setelah dirasa seluruh peserta sudah berkumpul. Bendera star pun siap dikibarkan oleh Om Toto Sugito. Peserta berbaris dua-dua. Dan harus tertib melintasi rute yang telah ditentukan untuk mencapai finish di Museum Seni Rupa dan Keramik, Kota Tua.
Tiba di Museum Arsip Nasional, peserta diminta berhenti sejenak untuk mengabadikan momen. Lalu dilanjutkan lagi dengan formasi sama. Tak lama rombongan melintas di depan Hotel Novotel. Dan kami diminta masuk untuk istirahat sejenak. Selain itu peserta juga dipersilakan menukar kupon dengan minuman yang tersedia.
Tiba ditujuan, halaman Kementerian Pariwisata. Sudah berkumpul puluhan pesepeda dengan aneka busana kebaya yang menarik. Senyum ceria terkembang dari bibir merah yang tak henti bercerita. Tentang kisahnya yang terlambat bangun atau masih gelap sudah star dari rumah. Celoteh khas para ibu dengan keriwehannya.
Setelah dirasa seluruh peserta sudah berkumpul. Bendera star pun siap dikibarkan oleh Om Toto Sugito. Peserta berbaris dua-dua. Dan harus tertib melintasi rute yang telah ditentukan untuk mencapai finish di Museum Seni Rupa dan Keramik, Kota Tua.
Tiba di Museum Arsip Nasional, peserta diminta berhenti sejenak untuk mengabadikan momen. Lalu dilanjutkan lagi dengan formasi sama. Tak lama rombongan melintas di depan Hotel Novotel. Dan kami diminta masuk untuk istirahat sejenak. Selain itu peserta juga dipersilakan menukar kupon dengan minuman yang tersedia.
Bersama ibu-ibu yang sama-sama pengendara sepeda mini.
Di sini pula sepeda saya akhirnya menemukan kawan-kawannya. Jika selama mengikuti kegiatan bersepeda sepeda saya menjadi satu-satunya yang berbeda. Kali ini ada yang jenisnya sama. Yakni sepeda mini.
Sangat jarang dijumpai sepeda mini mengikuti event semacam ini. Kebanyakan adalah jenis sepeda lipat, sepeda gunung, pixi atau ontel. Tapi akhirnya sepeda saya ada kawannya juga.
Sangat jarang dijumpai sepeda mini mengikuti event semacam ini. Kebanyakan adalah jenis sepeda lipat, sepeda gunung, pixi atau ontel. Tapi akhirnya sepeda saya ada kawannya juga.
Sepeda mini dan teman-temannya
Kupon door prize dan snack
Finish d halaman Museum Seni Rupa dan Keramik Kota Tua
Tak terasa perjalanan sudah tiba di tujuan. Panitia menyambut peserta dengan senyum ceria. Panggung berukuran sedang terpancang di depan halaman museum. Para peserta segera mencari posisi ternyaman untuk beristirahat.
Di atas panggung panitia usai memberikan kata sambutan, lantas mengundang peserta pesepeda hari itu yang kisahnya menginspirasi untuk diceritakan. Seperti kisah Tante Novita yang hampir 15 tahun terkena diabetes dan bergantung dengan insulin. Tapi setelah rajin bersepeda setiap hari, kini ia terbebas dari penyakit tersebut.
Ada juga kisah para ibu yang menggunakan sepedanya untuk mencari nafkah. Bike to life sebutan untuk itu. Mereka itu ada yang berjualan minuman, jamu dan lain-lain. Semuanya menggunakan sepeda sebagai sarana berjualannya. Sebuah perjuangan yang tidak mudah tetapi tetap bisa dijalani dengan gembira.
Om Toto sedang membubuhkan tanda tangannya di sepeda saya
Tak terasa waktu terus bergulir. Mentari pun semakin tinggi beranjak. Tanda hari mulai terik. Ibu-ibu dari Kodam mengajak saya untuk pulang bersama-sama. Tentu saja kesempatan ini tidak saya sia-siakan. Kapan lagi bisa bersama-sama dengan para ibu hebat ini.
Maka begitulah. Saya pun kembali untuk pulang ke Tangerang dengan melalui daerah Cengkareng. Tujuan para ibu hebat itu untuk kembali. Banyak hal yang saya dapat dari kegiatan hari ini. Di antara bisa memintakan tanda tangan untuk sepeda saya oleh Om Toto Sugito. Salah satu pendiri komunitas bike to work.
Dan yang tak kalah penting adalah meneladani semangat ibu-ibu dari Kodam, yang meski tak didampingi pasangan tetap berani melaju sendiri dengan sepedanya. Karena sehat tergantung dari diri kita sendiri. Bukan dari pasangan. Begitu salah satu petuah dari si ibu. Yah, selalu tak ada yang sia-sia dari setiap hal yang kita lakukan. Selama semua itu dilandasi niat baik.
Tulisan ini sebagai kenang-kenangan dipenghujung tahun 2017. Bersama para ibu hebat dari Komunitas Ontel Daan Mogot.
#PerempuanIndonesiaBersepeda
#BiketoWork
#Gowes
Tak terasa waktu terus bergulir. Mentari pun semakin tinggi beranjak. Tanda hari mulai terik. Ibu-ibu dari Kodam mengajak saya untuk pulang bersama-sama. Tentu saja kesempatan ini tidak saya sia-siakan. Kapan lagi bisa bersama-sama dengan para ibu hebat ini.
Maka begitulah. Saya pun kembali untuk pulang ke Tangerang dengan melalui daerah Cengkareng. Tujuan para ibu hebat itu untuk kembali. Banyak hal yang saya dapat dari kegiatan hari ini. Di antara bisa memintakan tanda tangan untuk sepeda saya oleh Om Toto Sugito. Salah satu pendiri komunitas bike to work.
Dan yang tak kalah penting adalah meneladani semangat ibu-ibu dari Kodam, yang meski tak didampingi pasangan tetap berani melaju sendiri dengan sepedanya. Karena sehat tergantung dari diri kita sendiri. Bukan dari pasangan. Begitu salah satu petuah dari si ibu. Yah, selalu tak ada yang sia-sia dari setiap hal yang kita lakukan. Selama semua itu dilandasi niat baik.
Tulisan ini sebagai kenang-kenangan dipenghujung tahun 2017. Bersama para ibu hebat dari Komunitas Ontel Daan Mogot.
#PerempuanIndonesiaBersepeda
#BiketoWork
#Gowes
Jadi kangen sepeda miniku... Huhuhu..
BalasHapusYang hilang itu Yo Mba?
HapusHebat, Mba. Tangguh ya sepedaan pake sepeda mini jarak jauh, kereen
BalasHapusHihihi...iya, Mba. Nyantai aja sih mengayuhnya.
HapusItu pengalaman tante Novita menginspirasi banget. 15 tahun kena diabet akhirnya sembuh dengan rutin bersepeda
BalasHapusBetul Mba. Jadi semakin bersemangat dalam bersepeda.
HapusBunda aku salut, tangerang jakarta bukan jarak yang dekat loh. Masya Allah, semoga kegiatan positivnya menjadi syariat bunda selalu sehat 😍
BalasHapusAamiiin...terima kasih atas doanya Mba.
HapusWah, keren! Saya juga suka naik sepeda. Kegiatan menyenangkan, bonusnya sehat...😊
BalasHapusBetul Mba. Sehatnya...itu yg dicari.
HapusWah kece banget ni mah mak mak sepedaan dasteran hehehe aku dulu punya sepeda begini
BalasHapusKece semua Mba yang ikut acara itu..hihihi
HapusWih mantap mba Denik.. nggowes :D
BalasHapusSeru ya acara nya mba
Iya, Mba seruuu... Kpn2 ikutan ya?
HapusKeren Mbak Denik, aku udah lama gak sepedaan, sekalinya nggowes langsung pegal semua��
BalasHapusHihihi...iya, harus sering-sering biar gak capek.
Hapus