Langsung ke konten utama

Corona, Mengingatkan Umat Tentang Perilaku Hidup Yang Sesungguhnya

Wabah Corona yang melanda dunia termasuk di Indonesia memang bukan peristiwa biasa. Jutaan nyawa manusia melayang akibat terkena virus Corona yang disebut juga dengan covid 19.

Seruan untuk menjaga kebersihan, jangan lupa mencuci tangan, jangan menerima tamu sembarangan, jangan kumpul-kumpul yang tidak penting, jangan bersalaman dan lebih baik di rumah saja menjadi nasihat yang setiap hari didengung-dengungkan.

Berjemur. (Dokpri)

Ketakutan dan kekhawatiran yang menyelimuti sebagian besar masyarakat kiranya sesuatu yang wajar. Karena memang korbannya pun tak main-main. Mencapai jutaan jiwa.

Namun dari peristiwa yang terjadi saat ini ada hal-hal yang patut menjadi perenungan kita semua. Kenapa peristiwa ini sampai terjadi? Ada hikmah apakah dibalik peristiwa yang terjadi ini?

Sebagai mahluk Tuhan yang dikarunia akal dan pikiran, tentunya hal ini bisa dijadikan renungan dan introspeksi diri. Bahwasanya apa yang melanda umat di seluruh dunia ini menjadi semacam teguran atas apa-apa yang telah dilakukan oleh manusia itu sendiri.

Manusia yang abai dengan perintah Tuhan. Menyepelekan ajaran-ajaran agama. Dan tidak peduli terhadap lingkungan yang ditempatinya.

1 . Tentang anjuran mencuci tangan

Jauh sebelum Corona datang bukankah sudah ada anjuran seperti ini. Bahwasanya jangan lupa cuci tangan dan kaki dulu ketika habis bepergian. Apalagi jika ada baby di rumah. Pantang menyentuh baby sebelum mencuci tangan. Nyatanya?

Banyak yang abai toh. Dengan alasan lupa. Kemudian datanglah Corona. Karena takut dengan Corona maka kini mencuci tangan menjadi keharusan. Bukankah ini merupakan pengingat diri bahwa anjuran mencuci tangan habis bepergian itu sesuatu yang baik?

2 . Tentang anjuran menjaga kebersihan

Bagi umat muslim tentu sudah mengetahui bahwa kebersihan itu sebagian dari iman. Praktiknya? Banyak yang abai juga. Jangankan kebersihan lingkungan. Kebersihan diri dalam beribadah loh abai. Padahal urusan ibadah itu kan kaitannya dengan Tuhan.

Contohnya, banyak dari kita yang malas membawa perlengkapan salat jika bepergian. Dengan alasan ribet. Pakai saja mukena atau sarung yang ada di masjid. Karena biasanya masjid-masjid atau mussalah memang menyediakan peralatan salat.

Logikanya jika mau berpikir, peralatan salat yang tersedia di masjid itu kan dipakai oleh orang lain yang tidak kita ketahui kebersihannya. Apa tidak khawatir meski terlihat bersih? Saya pribadi sih memikirkan hal itu. Makanya selalu membawa perlengkapan sendiri.

Belum lagi urusan kesuciannya. Apakah terjaga? Karena itu tadi, dipakai oleh orang banyak yang kita tidak tahu kondisinya. Kini setelah ada  kasus Corona barulah mulai membawa perlengkapan sendiri. Kemarin-kemarin kemana saja? Tidakkah membaca bahwa kebersihan itu sebagian dari iman?

3 . Tentang anjuran untuk tidak menerima tamu sementara waktu

Rumah, hakikatnya adalah tempat kita berlindung dari panas dan hujan. Tempat kita beristirahat dan menghabiskan waktu bersama keluarga.

Ketika rumah dijadikan tempat kumpul-kumpul. Apalagi kumpulnya itu bukan untuk hal-hal penting. Tentu sudah menyalahi aturan yang sebenarnya.

Bukan berarti kita tidak boleh menerima tamu. Tentu saja boleh. Namun semua ada aturannya. Tidak asal saja. Apalagi agar dibilang ramah. Rumah si anu welcome terhadap siapa saja. Tidak seperti rumah si anu yang tertutup terus.

Hello...dalam ajaran agama, bertamu itu ada aturannya loh. Ada waktu-waktu kapan sebaiknya bertamu. Bagaimana seharusnya bertamu itu. Semua ada ilmunya yang disebut adab bertamu.

Jika kita benar-benar memperhatikan ajaran agama. Hal semacam ini sudah ada jauh sebelum si Corona datang. Aturan tentang bertamu dan menerima tamu.

4 . Anjuran untuk tidak kumpul-kumpul  jika tidak ada hal penting

Kumpul-kumpul atau bersosialisasi dengan lingkungan sekitar memang diperlukan. Guna menjalin keakraban dan saling mengenal satu sama lain. Terutama dengan tetangga di lingkungan sekitar.

Hal tersebut biasanya dilakukan dengan cara mengadakan arisan warga. Atau halal bihalal antar warga sekitar. Namun jika kumpul-kumpulnya hanya sekadar iseng karena jenuh di rumah. Ini yang tidak baik dan tidak diajarkan dalam agama.

Kumpul-kumpul yang demikian selain membuang-buang waktu, juga bisa menimbulkan fitnah. Karena biasanya lebih menjurus ke ghibah. Ini yang perlu dihindari.

Memang agama menganjurkan untuk kita tidak banyak menganggurkan diri. Jika memiliki waktu luang sebaik dipergunakan untuk hal-hal yang bermanfaat. Jika tidak ada yang dilakukan, daripada bergosip lebih baik tidur.

Jadi sebenarnya kumpul-kumpul yang tak ada manfaatnya memang tidak dianjurkan. Dengan atau tanpa Corona.

5 . Tentang anjuran untuk tidak bersalaman

Tanpa corona yang namanya bersalaman dengan yang bukan mahrom dalam ajaran Islam memang tidak dibenarkan. Namun praktiknya belum semua bisa menjalankan perintah ini. Termasuk saya. Astagfirullah.

Sesungguhnya sudah tahu tentang hal ini. Tapi sulit untuk total menjalankannya. Maka ketika Corona datang, hal ini menjadi semacam sentilan untuk kita yang sebenarnya sudah mengetahui hal ini.

6 . Tentang anjuran untuk di rumah saja

Sebenarnya di rumah saja itu mengasikkan kok. Tapi kenapa ada yang merasa bete atau jenuh berada di rumah. Bahkan ada yang merasa tidak nyaman berada di rumah. Makanya lebih memilih nongkrong di luar rumah sepulang sekolah atau pulang bekerja.

Rumah hanya dijadikan untuk tidur dan berganti pakaian. Padahal bukan bhanya itu kan fungsi rumah? Jadi kalau ada yang merasa tidak nyaman berada di rumah. Perlu dipertanyakan. Bagaimana hubungannya dengan keluarga?

Nah, momen di rumah saja ini menjadi bahan introspeksi diri. Seberapa dekat hubungan kita dengan keluarga? Seberapa pedulinya kita dengan keluarga?

Selain itu, dengan lebih banyak di rumah saja maka kondisi lapisan ozon akan terjaga. Kenapa? Karena tidak banyak polusi udara yang diakibatkan aktivitas berkendara. Asap kendaraan mulai berkurang. Jadi memang begini kan seharusnya dalam menjaga lapisan ozon itu?

Namun kenapa kesadaran itu sulit sekali dibangun sebelum ini? Sebelum Corona datang. Apa memang begitu sifat manusia? Harus ada kejadian dulu baru sadar.

7 . Tentang Anjuran Mengenakan Masker

Selama ini  masker atau penutup hidung identik dengan para pengendara motor. Sebagai penangkal debu dan asap kendaraan. Jadi ketika ada orang yang keluar rumah mengenakan masker dan sarung tangan padahal tidak mengendarai motor. Maka tak ayal orang tersebut langsung dibully.

"Kayak orang naik motor aja pakai masker lengkap begitu? Gue yang naik motor aja enggak gitu-gitu amat."

Nah, persepsi yang salah nih. Padahal memakai masker atau penutup hidung itu kan baik. Bagus untuk menjaga diri dari debu dan kotoran yang bertebaran di udara. Yang jelas-jelas tidak terlihat.

Kini ketika Corona datang, barulah semua menyadari pentingnya memakai masker. Corona jadi menyadarkan manusia tentang pentingnya menjaga kebersihan.

8 . Tentang berjemur di matahari pagi

Kita semua tentu sudah mengetahui manfaat dari sinar matahari pagi. Baik untuk kesehatan tulang dan banyak mengandung vitamin D.

Tapi tidak semua orang peduli dan memanfaatkan keberadaan sinar matahari pagi. Bahkan ada yang sulit untuk bangun pagi. Kalau belum jam 11 belum mau bangun.

Lalu bagaimana mau sehat? Begini inginnya punya tubuh sehat. Lalu datanglah Corona dengan segala isu terkait. Barulah orang sadar dan berbondong-bondong untuk berjemur di matahari pagi.

Hal inilah yang dilakukan oleh masyarakat di seluruh dunia terkait virus covid 19. Semoga peristiwa ini menjadi pembelajaran bagi kita semua. Bahwa sesungguhnya dengan atau tanpa covid 19 pola hidup yang seharusnya dijalani adalah yang demikian.

Introspeksi diri dan mau berkaca pada pengalaman menjadi kunci terciptanya lingkungan yang sehat. Masyarakat yang cerdas dan sehat.

Semoga kondisi ini segera pulih. Kita semua bisa beraktivitas dengan normal dengan tidak melupakan pola hidup yang telah dijalani selama ada Corona. Walau bagaimana setiap peristiwa selalu ada sisi positif dan negatifnya. Kita hanya perlu mengambil sisi positifnya dan berkaca pada pengalaman yang terjadi. Bahwa menjalankan pola hidup sehat itu bagus kok. Tidak hanya bagi diri orang itu sendiri tapi juga bagi orang lain. (EP)


#odopday31
#onedayonepost
#estrilookcommunity
#hikmahdibalikcovid19











Komentar

Postingan populer dari blog ini

Misteri Pohon Besar di Kalibata City Apartement

Saat saya sedang berjalan-jalan di Kalibata City Apartment, Jakarta Selatan. Pandangan saya tertarik pada sebuah pohon besar di samping belakang apartement. Ukuran pohonnya memang besar sekali. Pikir saya. ”Kenapa tidak ditebang? Bisa bahaya kalau roboh.”  Dokumen pribadi Saya pun iseng menanyakan hal tersebut kepada kawan yang sudah lama tinggal di sana. Jawabannya sungguh membuat merinding bulu kuduk.  “Gak ada yang bisa menebang pohon tersebut. Karena banyak penunggunya. Setiap malam ada saja yang melihat penampakan-penampakan dibawah pohon itu.”  Hiiii...Seram juga ya, pikir saya. “Makanya ada semacam meja kecil diatas pohon itu. Untuk tempat sesajen. Biar penunggunya gak mengganggu orang-orang di sini,” papar kawan saya. Diam-diam ada rasa penasaran dalam hati saya. Seperti apa sih pohon itu jika dilihat dari dekat?  Maka saya pun mendekati pohon tersebut. Memang besar sekali. Terlihat dari batangnya yang besar dan tinggi. Nama pohonnya ternyata pohon mahoni. Usianya lebih

Alhamdulillah Bisa Kentut

Uuupppss!!! Ini bukan bicara jorok atau kotor. Tapi hanya untuk mengingatkan. Bahwa maaf, kentut itu termasuk anugerah terindah yang patut disyukuri. Loh! Kok? Eits, jangan bengong begitu ah. Coba saja rasakan ketika kita beberapa hari ternyata enggak bisa kentut. Rasanya ini perut kembung dan enggak enak. Tapi begitu bisa kentut. Rasanya legaaaa...sekali. Bisa terbayang toh bagaimana mereka yang tidak bisa kentut atau BAB (Buang air besar) akhirnya harus ke rumah sakit untuk diambil tindakan. Maka bersyukurlah kita yang bisa kentut setiap saat. Selama ini kita mengucapkan syukur itu jika berhubungan dengan rezeki dan sesuatu yang menyenangkan.  "Alhamdulillah dagangan hari ini ludes."  Atau  "Alhamdulillah si kakak juara kelas." Sangat jarang jika mengeluarkan kentut langsung mengucap Alhamdulillah. Padahal kentut salah satu nikmat yang luar biasa.  Jadi mulai sekarang biasakan mengucap syukurnya bukan saja ketika berhubungan dengan rezeki dan gengsi.

Gaya Rambut Muslimah yang Dianjurkan

Gaya rambut seseorang biasanya mengikuti karakter diri orang tersebut. Jika ia seorang yang aktif dan energik. Maka gaya rambut yang dipilih biasanya model Demi Moore. Itu loh si cantik di film Ghost. Gaya rambut ala Demi Moore Image foto by Lifestyle Okezone Gaya rambut ala Demi Moore sempat nge-hits di jamannya. Atau gaya rambut ala Putri Diana. Mendiang istri Pangeran Charles dari Inggris ini tetap cantik dan anggun meski berambut pendek. Gaya rambut ala Putri Diana Image foto by pinteres Bagi orang yang memiliki rambut panjang disebut sebagai orang yang sabar. Karena memiliki rambut panjang memang butuh kesabaran. Terutama dalam hal perawatan. Image foto by tagged.com Sementara orang yang menyukai gaya rambut pendek disebut sebagai orang yang tidak sabaran. Ingin serba cepat dalam bertindak. Tentu orang yang seperti ini tidak akan sabar kalau harus merawat rambut. Itu semua pendapat yang saya yakini ketika belum berhijab. Setelah berhijab dan mengetahui