Langsung ke konten utama

Bhineka Tunggal Ika dalam Hyper Love Folksongs Musical

Dalam rangka menyambut hari ibu yang jatuh pada tanggal 22 Desember yang lalu, Yayasan Kanker Indonesia (YKI) bekerjasama dengan Bank BCA, Indomaret dan Kidung Bangsaku Foundation, menggelar acara Hyper Love Folksongs Musical di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Dokumen pribadi

Ini merupakan salah satu bentuk nyata karya mereka para survivor kanker. Dan bentuk lain kepedulian kita yang hadir dalam mendukung serta mengapresiasi karya mereka. Adapun musik yang dipilih dalam kesempatan kali ini, Karena musik dipercaya sebagai salah satu terapi dalam penyembuhan. Bukan saja sebagai hiburan. Bahkan sebagai pemersatu perbedaan.

Saya bersama Komunitas Perempuan Berkebaya sangat senang sekali mendapatkan kesempatan menonton konser Hyper Love tersebut. Hal utama yang membuat saya antusias menonton acara tersebut karena salah satu pengisi acara adalah survivor kanker. Mereka membentuk paduan suara yang akan tampil membawakan dua buah lagu.

Dokumen pribadi
 
Antusias penonton tampak dari kerumunan yang memadati area. Acara dijadwalkan mulai sekitar pukul 19.00 WIB. Tetapi penonton yang datang sudah memenuhi area Graha Bakti Budaya beberapa jam sebelumnya. Dan mereka tidak hanya datang dari Jakarta saja. Ada penonton yang berasal dari Bogor dan Manado.

Tak lama dari jadwal yang tertera, pintu masuk Graha Bakti Budaya pun dibuka. Penonton berbondong-bondong memasuki area. Begitu pun dengan saya dan teman-teman komunitas. Tak sabar rasanya ingin segera menyaksikan pertunjukan tersebut.

Setelah menempati posisi duduk masing-masing dan menunggu sebentar, acara pun segera dimulai. Dengan host Pratiwi Astari yang mengenakan kebaya lengkap dengan selendangnya, acara diawali dengan tarian piring yang berasal dari Solok, Sumatera Barat. Lalu berturut-turut sambutan dari Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Perwakilan dari Gubernur DKI Jakarta dan Deputi Menteri Koordinasi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, sekaligus penanda dibukanya acara konser.

Dokumen pribadi

Selanjutnya satu per satu pengisi acara tampil di panggung. Christian and Angels Orchestra mengawali acara dengan Midley lagu Sabatak dan beberapa lagu daerah lainnya. Penampilan Christian sebagai pianis sekaligus arranger musik mendapatkan antusiasme dari penonton. Apalagi dia merupakan penyandang tuna netra. Penampilan yang luar biasa dari pengisi acara tersebut.

Lalu acara dilanjutkan dengan penampilan SION a-cappella. Grup musik yang sudah berkiprah sejak 35 tahun yang lalu ini, penampilannya juga sangat memikat. Meskipun hanya tampil berempat dari 12 orang personil awal yang kini sudah tiada. Mereka membawakan lagu bertema ibu. Mulai dari lagu Oh Ibuku yang dipopulerkan oleh Titik Sandora sampai lagu Inang yang berasal dari daerah Batak. Lagu-lagu tersebut tetap terasa enak didengar meski dalam bentuk a-cappella.

Berturut-turut kemudian tampil Maria Pratiwi Harp Ensemble. Dengan alat musik harpa ia bersama rombongan membawakan beberapa lagu daerah seperti Kampung Nan Jauh di Mato dan Anak Kambing saya serta Ampar-ampar Pisang dan lain-lain. Diselingi tarian selendang dari Syofyani Dancenya and Music Ensemble, penampilan paduan suara para survivor kanker yang tergabung dalam The Survivor, pimpinan Michael Sean Fathony menjadi acara yang paling saya nanti.

Dokumen pribadi

Dengan mengenakan seragam kebaya warna merah fanta berbalut kain songket, mereka tampil membawakan dua buah lagu daerah. Penampilan mereka sangat memukau mengingat usia yang rata-rata diatas 35 tahun dan dengan keterbatasan masing-masing sebagai penyandang kanker. Rasa haru menyelusup di dada. Seandainya diri ini yang berada diposisi tersebut, belum tentu mampu melakukan hal baik seperti itu.

Penampilan St.James Orchestra yang membawakan beberapa lagu daerah dan lagu lain bertema ibu, membuat hati ini semakin merinding. Hentakan musik yang mengikuti arahan sang konduktor membangkitkan semangat dan rasa nasionalisme. Betapa lagu-lagu daerah yang dimiliki negara Indonesia ini memiliki makna cukup dalam. Salah satunya mengedepankan rasa persahabatan dan semangat berbagi, yang terkandung dalam lagu O Ina Ni Keke.

Dan penampilan Raphael Choir yang membawakan lagu-lagu daerah dari Sabang sampai Merauke, menutup acara konser Hyper Love Folksong Musical dengan sangat bagus dan berkesan di hati. Kostum yang mereka kenakan beupa pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia. Melihat Bhineka Tunggal Ika dalam panggung kecil ini saja membuat hati ini bangga menjadi bangsa Indonesia.

Rasanya sedih jika melihat bangsa Indonesia tercinta ini mengalami berbagai peristiwa yang bisa berujung rusaknya persatuan bangsa. Semoga konser musik semacam ini menggugah hati dan menjadi pemersatu antar lintas agama serta daerah yang berbeda. Bahwa kita memang berbeda-beda tetapi tetap satu. Yaitu Indonesia.

#onedayonepost
#desember2016
#harike-23
#konsermusik
#grahabaktibudaya

























Komentar

Postingan populer dari blog ini

Misteri Pohon Besar di Kalibata City Apartement

Saat saya sedang berjalan-jalan di Kalibata City Apartment, Jakarta Selatan. Pandangan saya tertarik pada sebuah pohon besar di samping belakang apartement. Ukuran pohonnya memang besar sekali. Pikir saya. ”Kenapa tidak ditebang? Bisa bahaya kalau roboh.”  Dokumen pribadi Saya pun iseng menanyakan hal tersebut kepada kawan yang sudah lama tinggal di sana. Jawabannya sungguh membuat merinding bulu kuduk.  “Gak ada yang bisa menebang pohon tersebut. Karena banyak penunggunya. Setiap malam ada saja yang melihat penampakan-penampakan dibawah pohon itu.”  Hiiii...Seram juga ya, pikir saya. “Makanya ada semacam meja kecil diatas pohon itu. Untuk tempat sesajen. Biar penunggunya gak mengganggu orang-orang di sini,” papar kawan saya. Diam-diam ada rasa penasaran dalam hati saya. Seperti apa sih pohon itu jika dilihat dari dekat?  Maka saya pun mendekati pohon tersebut. Memang besar sekali. Terlihat dari batangnya yang besar dan tinggi. Nama pohonnya ternyata pohon mahoni. Usianya lebih

Alhamdulillah Bisa Kentut

Uuupppss!!! Ini bukan bicara jorok atau kotor. Tapi hanya untuk mengingatkan. Bahwa maaf, kentut itu termasuk anugerah terindah yang patut disyukuri. Loh! Kok? Eits, jangan bengong begitu ah. Coba saja rasakan ketika kita beberapa hari ternyata enggak bisa kentut. Rasanya ini perut kembung dan enggak enak. Tapi begitu bisa kentut. Rasanya legaaaa...sekali. Bisa terbayang toh bagaimana mereka yang tidak bisa kentut atau BAB (Buang air besar) akhirnya harus ke rumah sakit untuk diambil tindakan. Maka bersyukurlah kita yang bisa kentut setiap saat. Selama ini kita mengucapkan syukur itu jika berhubungan dengan rezeki dan sesuatu yang menyenangkan.  "Alhamdulillah dagangan hari ini ludes."  Atau  "Alhamdulillah si kakak juara kelas." Sangat jarang jika mengeluarkan kentut langsung mengucap Alhamdulillah. Padahal kentut salah satu nikmat yang luar biasa.  Jadi mulai sekarang biasakan mengucap syukurnya bukan saja ketika berhubungan dengan rezeki dan gengsi.

Gaya Rambut Muslimah yang Dianjurkan

Gaya rambut seseorang biasanya mengikuti karakter diri orang tersebut. Jika ia seorang yang aktif dan energik. Maka gaya rambut yang dipilih biasanya model Demi Moore. Itu loh si cantik di film Ghost. Gaya rambut ala Demi Moore Image foto by Lifestyle Okezone Gaya rambut ala Demi Moore sempat nge-hits di jamannya. Atau gaya rambut ala Putri Diana. Mendiang istri Pangeran Charles dari Inggris ini tetap cantik dan anggun meski berambut pendek. Gaya rambut ala Putri Diana Image foto by pinteres Bagi orang yang memiliki rambut panjang disebut sebagai orang yang sabar. Karena memiliki rambut panjang memang butuh kesabaran. Terutama dalam hal perawatan. Image foto by tagged.com Sementara orang yang menyukai gaya rambut pendek disebut sebagai orang yang tidak sabaran. Ingin serba cepat dalam bertindak. Tentu orang yang seperti ini tidak akan sabar kalau harus merawat rambut. Itu semua pendapat yang saya yakini ketika belum berhijab. Setelah berhijab dan mengetahui