Pada saat mengunjungi tempat hiburan rakyat banyak hal yang bisa kita lihat. Mulai dari aneka permainan, rupa-rupa jajanan dan juga pernak-pernik souvenir. Semua dikemas sedemikian rupa guna menarik perhatian pengunjung. Termasuk salah satunya adalah penampilan badut-badut berkostum unik yang berseliweran di kawasan tempat hiburan.
Dokumen pribadi
Badut-badut berkostum unik itu ada yang meniru tokoh-tokoh film kartun, super hero, tokoh pewayangan bahkan bermacam-macam jenis hantu yang dikenal masyarakat, seperti pocong, kuntilanak, sundel bolong dan lain-lain. Dibawah mereka tergeletak sebuah kaleng untuk menampung uang dari pengunjung yang biasanya mengajak foto bersama. Meskipun ada juga pengunjung yang tidak memberikan uang.
Sejak lama saya penasaran ingin mengetahui sosok dibalik kostum-kostum unik tersebut. Dan kesempatan itu baru tiba saat saya berjalan-jalan ke Bandung beberapa waktu yang lalu. Di sepanjang jalan Asia Afrika hari Minggu yang cerah suasananya sangat ramai oleh masyarakat yang berdatangan ke sana. Ada serombongan komunitas bersepeda, rombongan anak kecil dan ABG, pasangan muda-mudi serta beberapa keluarga lainnya.
Dokumen pribadi
Di trotoar yang berdinding lukisan aneka warna, di antara kursi -kursi besi yang ada di sana. Para badut berkostum unik itu mengambil posisi. Ada yang sambil duduk santai. Dan ada juga yang berdiri dengan melambaikan tangan. Saya menghampiri salah satu badut berkostum unik tersebut. Sebut saja namanya Dayat.
Pria yang berasal dari Garut ini sudah dua tahun melakoni pekerjaan ini.
“Lumayan hasilnya. Cukuplah buat ngirim ke kampung,” ujarnya saat saya tanyakan tentang penghasilan dari pekerjaannya ini.
“Awalnya saya diajak saudara ke Bandung. Lalu ditawari pekerjaan ini. Dari pada nganggur ya saya terima yang penting halal. Gak terasa sudah dua tahun berjalan,” tuturnya mengisahkan awal mula ia menjadi badut berkostum unik.
Kang Dayat yang merupakan santri pondok pesantren di Garut mengisahkan bahwa pekerjaan yang ia lakoni ini enaknya resmi. Dinaungi oleh bapak walikota Bandung. Jadi tidak takut dikejar-kejar petugas atau dipalak preman. Semuanya aman-aman saja. Malah kalau ada event mereka dipanggil untuk ikut memeriahkan acara.
Dokumen pribadi
Tetapi seperti umumnya pekerjaan apapun tentu ada sisi enak dan enggaknya. Mengenakan kostum seperti itu rasanya panas dan pengap. Sedih kalau pendapatan sedikit. Karena harus dibagi dua dengan pemilik kostum. Mereka hanya pekerja. Pemilik kostumlah atasan mereka yang mengutus perijinan dan segala macam.
“Ketika segala sesuatunya diniati ibadah maka akan terasa ringan,” ujar Kang Dayat.
Saya mengangguk menyetujui perkataannya. Cukup terjawab sudah rasa ingin tahu saya selama ini. Seperti itulah sistem kerja mereka.
#onedayonepost
#desember2016
#harikeduabelas
#penasaran
#badutkostumunik
#desember2016
#harikeduabelas
#penasaran
#badutkostumunik
Di sini juga ada mbak.. Tapi udah tua2 jadi suka kasian sendiri ngeliatnya..
BalasHapusBlog tutorial SEO dan Google Adsense Indonesia
BalasHapus